Pengertian Belajar Motivasi Belajar

boleh ditekan, diabaikan atau dikesampingkan.” 27 Jika orang tua sudah dapat melakukannya sehingga mereka dapat mengetahui apa sebenarnya keinginan anak, maka orang tua akan dapat mengasuh dan mendidik anaknya dengan baik.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar menurut W.S Wingkel adalah “suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perubahan itu bersifat secara relative konstan dan berbekas.” 28 Sedangkan pengertian belajar lainnya adalah : usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dan reaksi. Pandangan ini dikemukakan oleh Thorndike aliran koneksionisme. Menurut ajaran koneksionisme orang belajar karena menghadapi masalah yang harus dipecahkan. Masalah itu merupakan perangsang atas stimulus terhadap individu. Kemudian individu itu mengadakan reaksi terhadap rangsang, bila reaksi itu berhasil maka terjadilah hubungan perangsang dan reaksi dan terjadi pula peristiwa belajar. Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi dan situasi disekitar kita. Dalam menyesuaikan diri itu termasuk mendapatkan 27 Maurice J.Elias, at. Al., Cara-Cara Efektif Mengasuh Anak Dengan EQ, Terj. Dari Emotionally Intelegent Parenting oleh M. Jauharul Fuad Bandung: Kaifa, 2000, cet. I, h. 187. 28 W.S. Wingkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia, 1999, h. 53. kecekatan-kecekatan, pengertian-pengertian yang baru, dan sikap-sikap baru. Pandangan ini umumnya dikemukakan oleh aliran behaviorisme. Bagi aliran psyscho refleksi, belajar dipandang sebagai usaha untuk membentuk reflek-reflek baru. Bagi aliran ini belajar adalah perbuatan yang berwujud rentetan dengan gerak reflek itu dapat menimbulkan reflek- reflek buatan. Belajar adalah suatu usaha proses aktif, yang dimaksud aktif disini adalah bukan hanya aktifitas yang Nampak seperti gerakan-gerakan badan, akan tetapi juga aktifitas-aktifitas mental, seperti proses berpikir, mengingat dan sebagainya. Pandangan ini umumnya dikemukakan oleh para ahli psikologi Gestalt. Menurut Hilgard yang dikutip Abd. Rachman Abror dalam bukunya Theories of Learning belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. 29 Dari beberapa pengertian belajar seperti disebutkan di atas, dapatlah disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1 Bahwa belajar menimbulkan suatu perubahan dalam arti, tingkah laku, kapasitas yang relative tetap; 2 Bahwa perubahan itu, pada pokoknya, membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan belajar; 29 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1993, Cet. ke-4, h. 66. 3 Bahwa perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha atau praktek yang disengaja atau diperkuat. Belajar adalah usaha-usaha untuk mengatasi ketegangan- ketegangan psikologis. Bila orang ingin mencapai tujuan, dan ternyata mendapat rintangan, maka hal ini menimbulkan ketegangan. Ketegangan ini baru bisa berkurang bila rintangan itu diatasi, usaha untuk mengatasi inilah yang disebut belajar. 30 Chaplin, yang dikutip oleh Muhibbin Syah dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. 31 Hintzman, yang dikutip Muhibbin Syah dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Wittig, yang dikutip Muhibbin Syah dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. 30 Mustaqim dan Abdul Wahid. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, h. 60. 31 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT LOGOS, 1999, Cet. ke-1, h. 60. Seperti yang dikutip oleh Muhibbin Syah dalam pendahuluan Biggs teaching of learning mendefinisikan belajar dalam tiga hal macam rumusan : a Rumusan kuantitatif, secara kuantitatif belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta yang sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai. b Rumusan institusional’ secara institusional atau tinjauan kelembagaan belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru semakin baik pula mutu perolehan sisa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. c Rumusan kualitatif adapun pengertian secara kualitatif tinjauan mutu ialah proses memperoleh arti dan pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya fikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah kini dan nanti dihadapi siswa. 32 Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan diatas, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 32 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar . . . , h. 62-63.

2. Pengertian Motivasi Belajar