5. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Orang Tua dalam Membimbing
Anak
Orang tua harus menyadari bahwa anak selalu membutuhkan perhatian dan bimbingan orang tuanya, oleh karena itu orang tua juga
harus mengerti betul ciri-ciri pertumbuhan yang dilalui oleh anak. Maka hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik anak antara
lain: a. Pendidikan disiplin
pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan
tertentu, atau membentuk menusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral Sukadji, 1988. Di dalam
keluarga pendidikan disiplin dapat diartikan sebagai metode bimbingan orang tua agar anaknya mematuhi bimbingan tersebut.
Anak adalah manusia yang harus didewasakan. Jadi sedikit demi sedikit, sesuai dengan umurnya, ia harus diajari dan dibiasakan bahwa ia
makhluk sosial. Jadi bahwa ia harus belajar bergaul dengan orang lain, dengan sesama. Ia bukan raja segala raja dan yang lain adalah budaknya.
Ini berarti ia harus dididik. Ia harus belajar bahwa pergaulan berarti ada batas-batas perilakunya. Jadi orang tua sebagai teladan harus orang
berdisiplin. Seandainya tidak, mereka mustahil dapat mendidik anaknya.
Akan tetapi apabila anak melihat bahwa ayah dan ibu memang orang tahu akan disiplin, ia akan menerima kepadanya dituntut disiplin juga.
14
b. Menerima Anak Apa Adanya Untuk mempersiapkan anak menjadi pelajar yang baik orang tua
harus menerima anak mereka. Anak yang tidak diterima oleh orang tua tidak dapat dibimbing menjadi seorang dewasa yang bahagia. Namun
diterima, bukan sembarangan penerimaan. Anak perlu diterima apa adanya. Entah pandai, entah biasa, entah lemah. Terbuka atau tertutup,
anak lasak atau pendiam, alim atau nakal. Dan anak itu harus diterima kemudian dibentuk menjadi manusia dewasa. Kenyataan dan tuntutan ini
akan menentukan cara dan bentuk bimbingan anak menghadapi pengajaran dan pendidikan di sekolah.
15
Jika kalau orang tua ingin membimbing anak menghadapi dunia persekolahan harus menerima bahwa di SD anak tidak bisa menjadi juara
sekolah. Kemudian anak dibantu kalau bisa ibu sendiri, supaya anak tetap merasa kerasan disekolah. Jangan menuntut yang tidak-tidak. Memberi
semangat kepada mereka. Dan anak yang pandai tidak lebih dipuji dan dihargai daripada adinya atau kakaknya yang tidak begitu pandai.
Ini semua berarti bahwa bimbingan serba boleh sama, sekali tidak. Bimbingan harus tegas. Yang dapat dan perlu dituntut harus dituntut. Anak
pandai yang malas belajar jangan dibiasakan malas. Perlu tegas. Namun kalau tetap malas orang tua perlu menghubungi seorang ahli bimbingan
14
J. Drost, SJ, Proses Pembelajaran sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1999, h. 23-24.
15
J. Drost, SJ, Proses Pembelajaran sebagai Proses Pendidikan . . . , h. 25.
dan konseling atau seorang psikolog guna mengetahui ada masalah apa pada anak itu.
Bimbingan juga didasarkan atas kepercayaan pada anak, bukan atas kecurigaan. Bimbingan orang tua harus disesuaikan keadaan dan
kemampuan nyata si anak. Yang pasti juga, apabila anak bersalah, anak tidak langsung dimarahi atau dihukum begitu saja.
Pola pendidikan yang tidak memberi kesempatan kepada anak untuk membuat kesalahan adalah pola pendidikan yang salah. Apabila
karena setiap kesalahan anak langsung ditindak, itu berarti anak dididik menjadi penakut yang tidak pernah berani berinisiatif. Tunggu komando.
Orang semacam itu tidak perlu bertanggung jawab karena hanya pembeo. Apabila anak salah, anak harus diberi tahu apa yang salah dan dibantu
untuk memperbaiki kesalahannya. Dengan demikian, ia belajar dari kesalahan-kesalahannya. Namun, apabila setelah dibimbing ia tetap nakat
membuat kesalahan, anak itu perlu ditindak.
16
c. Pendidikan Jasmani dan Akal Orang tua harus memperhatikan perkembangan jasmani anaknya.
Yang dilakukan orang tua adalah menanamkan dan membiasakan hidup sehat. Itu dapat dilakukan dengan memberikan contoh hidup sehat: dengan
mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dan berkalori cukup, keteraturan makan, minum, istirahat yang cukup. Keteraturan jadwal tidur
16
J. Drost, SJ, Proses Pembelajaran sebagai Proses Pendidikan . . . , h. 26.
dan bangun harus ditegakkan dan dibiasakan serta dicontohkan oleh orang tua.
Mengenai pendidikan akal agar anak kita memiliki akal yang cerdas serta pendai, banyak yang dapat dilakukan orang tua. Pertama-tama
tentulah dengan cara menyekolahkan karena sekolah itulah lembaga yang paling baik untuk mengembangkan akal. Dapat dilakukan dengan cara
antara lain berdiskusi kecil-kecilan, menyelesaikan masalah dirumah bersama anggota keluarga dengan menggunakan analisis akal. Membantu
anak mengerjakan pekerjaan rumah yang biasanya merupakan tugas dari sekolah adalah salah satu cara membantumembimbing pendidikan akal
anak-anak kita. Pekerjaan rumah PR anak-anak SD biasanya masih dipahami oleh orang tua. Memanggil guru privat kerumah juga membantu
anak kita menghadapi pelajaran disekolah juga merupakan bentuk lain dari usaha orang tua membimbing anaknya dirumah. Memenuhi peralatan
sekolah anaknya jelas merupakan cara mendidik anak dirumah, terutama pendidikan akal. Yang terpenting dalam pendidikan akal ialah
mendisiplinkan anak kita agar selalu mengerjakan pekerjaan rumah secara sungguh-sungguh. Orang tua juga harus menanamkan pada anaknya
betapa pentingnya orang yang memiliki akal cerdas serta pandai, pujilah mereka tatkala berprestasi, sabarkan mereka tatkala gagal mencapai
prestasi yang layak.
17
17
Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja RosdaKarya, 2007, cet ke-7, h. 155-157.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa orang tua perlu menghargai peribadi seorang anak. Anak berhak memohon didekati penuh
hormat. Anak pun memiliki hak-hak asasi dalam keluarga, disekolah, dan di masyarakat. Kendati masih amat bergantung pada orang lain, masih
lemah, ia harus tetap diperlakukan sebagai seorang peribadi. Peran orang tua dalam membimbing adalah sebagai pendidik
utama, termasuk membimbing anak menghadapi dunia persekolahan. Karena proses pembelajaran berlangsung lewat lembaga sekolah,
bimbingan nyata dari orang tua ialah menyiapkan anak-anak untuk akhirnya masuk perguruan tinggi. Dan menurut J. Drost hanya untuk
beberapa anak masuk dunia kerja. Namun, kepada mereka semua dituntut kedewasaan dan kemandirian yang sama.
Kembali kepada yang dibimbing. Anak adalah manusia muda yang akan didewasakan, bukan dewasa kecil yang akan dibesarkan. Let boys be
boys and girls be girls, they are not small adult. Anak itu akan dibimbing orang tua menjadi peribadi dewasa dan mandiri, khususnya pada bidang
menghadapi sekolah.
18
6. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua