Pengairan Berselang Pengendalian Gulma

60 mendukung usaha taninya. Dengan persentase mencapai 77,3 maka tingkat adopsinya termasuk kategori sedang.

4.6.7 Pengairan Berselang

Sebanyak 18 petani responden menggunakan teknologi yang dianjurkan oleh PPL setempat yaitu pengairan berselang secara teratur. Tabel 4.17 Adopsi komponen pengairan berselang Teknologi PTT Kriteria Skor Frekuensi Total Skor Persentase Tingkat Adopsi Pengairan berselang eknologi Penuh 3 15 114 76 Sedang eknologi Sedang 2 34 eknologi Rendah 1 1 Sumber : Data primer diolah 2010 Manfaat yang akan diperoleh petani responden dari pengairan secara teratur adalah memperbaiki kondisi udara di daerah perakaran, mengeluarkan gas-gas beracun dan meningkatkan efisiensi pemupukan. Dari tabel 4.17 sebanyak 34 petani responden melakukan pengairan berselang tapi kurang teratur. Menurut mereka alasan melakukan pengairan tidak teratur karena kondisi hujan, jika terjadi hujan akan terjadi genangan air yang lebih banyak. Sebanyak 15 petani responden menggunakan teknologi penuh atau anjuran. Kemudian sisanya sebanyak 1 petani responden penerapan teknologi kurang. Total skor yang didapat dari komponen teknologi ini adalah 114 atau sebanyak 76 yang berarti adopsi komponen teknologi pengairan berselang adalah sedang.

4.6.8 Pengendalian Gulma

Cara pengendalian gulma yang dianjurkan oleh PPL setempat adalah dengan 61 alat gasrok. Sebanyak 13 petani responden memakai komponen teknologi ini. Manfaat yang didapat dari pemakaian gasrok adalah bisa mematikan gulma sampai ke akarnya, memperbaiki kondisi udara di perakaran. Tabel 4.18 Adopsi komponen pengendalian gulma Teknologi PTT Kriteria Skor Frekuensi Total Skor Persentase Tingkat Adopsi Pengendalian gulma eknologi Penuh 3 13 111 74 Sedang eknologi Sedang 2 35 eknologi Rendah 1 2 Sumber : Data primer diolah 2010 Kemudian untuk penggunaan teknologi yang cukup yaitu dengan penggunaan herbisida sebanyak 35 petani responden, meraka merasa dengan penggunaan herbisida lebih praktis dan sisanya 2 petani responden masuk dalam pengunaan teknologi kurang. Total skor yang didapatkan dari komponen teknologi ini 111 atau 74 dengan kata lain adopsi komponen teknologi pengendalian gulma adalah sedang.

4.6.9 Panen tepat waktu

Dokumen yang terkait

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

1 80 95

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

DAMPAK PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU ( SLPTT ) DARI ASPEK PRODUKSI DAN PENDAPATAN SERTA STRATEGI PENGEMBANGANNYA

0 5 25

DAMPAK PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU ( SLPTT ) DARI ASPEK PRODUKSI DAN PENDAPATAN SERTA STRATEGI PENGEMBANGANNYA

0 2 25

EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI DESA KEDALEMAN KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

0 4 198

Hubungan Antara Partisipasi Petani Dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Jagung ( Kasus: Desa Pulo Bayu, Kecamatan Hutabayuraja, Kabupaten Simalungun)

0 13 91

Hubungan Antara Partisipasi Petani Dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (Slptt) Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Jagung ( Kasus: Desa Pulo Bayu, Kecamatan Hutabayuraja, Kabupaten Simalungun)

0 2 91

(ABSTRAK) DAMPAK PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI.

0 1 2

EVALUASI PROGRAM PADA SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI CIHERANG DI GAPOKTAN MAGURU DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 0 12