Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu SLPTT

14 Input–input produksi atau biaya–biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi serta menjadi barang tertentu atau menjadi produk akhir, dan termasuk didalamnya adalah barang yang dibeli dan jasa yang dibayar Daniel, 2001 : 121. Biaya produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi, atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupu tidak tunai Daniel, 2002 : 121 Biaya produksi dalam penelitian ini di bedakan menjadi 2 yaitu : 1. Biaya tetap FC yaitu biaya yang masa penggunaannya tidak berubah walaupun jumlah produksi berubah selalu sama atau tidak terpengaruh oleh besar kecilnya produksi karena tetap dan tidak tergantung kepada besar kecilnya usaha, yang termasuk biaya tetap dalam usahatani padi antara lain sewa tanah, pajak, iuran pengairan dan biaya penyusutan peralatan pertanian. 2. Biaya Variabel VC yaitu biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksi. Yang termasuk biaya ini adalah : biaya pembelian bibit, pupuk, pestisida, herbisida dan tenaga kerja.

2.3 Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu SLPTT

Badan Litbang pertanian sebagai lembaga penghasil teknologi pertanian terus melakukan berbagai upaya untuk menghasilkan inovasi teknologi dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi. Salah satu inovasi teknologi yang dikembangkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Pengelolaan Tanaman 15 Terpadu PTT. PTT merupakan suatu usaha untuk meningkatkan hasil padi dan efisiensi masukan produksi dengan memperhatikan penggunaan sumberdaya. Toha dalam http:h0404055.wordpress.com, 4 Agustus 2010 berpendapat bahwa Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT adalah suatu inovasi dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani padi melalui perbaikan sistem dan pendekatan dalam perakitan paket teknologi, dinamisasi komponen teknologi padi yang memiliki efek sinergestik yang dilakukan secara partisipatif, dan bersifat dinamis. Paket teknologi PTT bersifat spesifik lokasi, sangat tergantung pada faktor biofisik dan keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat. Keberhasilan upaya peningkatan produktivitas, produksi dan pendapatan petani sangat bergantung kemampuan penyediaan dan penerapan teknologi produksi yang meliputi varietas unggul, benih berkualitas dan teknologi budidaya lainya Jamal, 2009 : 338 Dalam upaya percepatan adopsi pendekatan PTT padi ini, sejak dua tahun terakhir Departemen Pertanian telah mencanangkan upaya pemasalahanya melalui pendekatan Sekolah Lapang PTT atau SLPTT. Secara berjenjang pelaksanaan kegiatan ini dikoordinasikan langsung oleh Ditjen Tanaman Pangan, dan untuk tahun 2010 pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di 80.000 kelompok di seluruh Indonesia. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu SLPTT merupakan bentuk sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya dilakukan di lapangan, yang dilaksanakan di lahan petani peserta PTT dalam upaya peningkatan produksi padi nasional Departemen Pertanian, 2008. 16 Sastria Negara dalam Gultom, 2008 mengemukakan bahwa suatu paket teknologi pertanian akan tidak ada manfaatnya bagi petani dipedesaan jika teknologi tersebut tidak dikomunikasikan pada masyarakat pedesaan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menciptakan struktur komunikasi informasi dipedesaan menjadi sangat komplek sehingga dapat dikatakan bahwa akan ada perubahan secara terus menerus dalam cara kerja teknik kerja pada petani jika kepada mereka melakukan komunikasi teknologi yang baik dan tepat. Menurut Kushartanti dalam http:h0404055.wordpress.com, 4 Agustus 2010, anjuran teknologi dalam PTT adalah yang dihasilkan oleh lembaga penelitian dan teknologi berdasar kearifan lokal yang sudah terbukti unggul untuk lokasi tertentu. Komponen teknologi SL PTT yang diterapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Varietas Unggul Varietas unggul merupakan varietas yang mempunyai keunggulan- keunggu lan tertentu, misalnya mempunyai daya hasil yang tinggi, cita rasa baik, maupun mempunyai ketahanan terhadap penyakit baik. Varietas unggul baru yang sesuai dengan karakteristik lahan, lingkungan dan keinginan petani seperti daya hasil, cita rasa, umur, maupun ketahanan terhadap penyakit tertentu untuk lokasi setempat. Varietas unggul yang dianjurkan oleh Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Tayu adalah varietas 17 Ciherang karena varietas ini memiliki ketahanan terhadap hama penyakit serta ketersediaan benih dipasaran. 2. Bibit muda Bibit muda adalah bibit yang berumur tidak lebih dari 15 Hari Setelah Sebar HSS. Penggunaan bibit muda bertujuan untuk menghasilkan anakan lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan bibit yang lebih tua. Dengan penggunaan bibit muda kondisi perakaran tanaman akan lebih dalam sehingga tahan terhadap kondisi kerebahan. 3. Jumlah bibit Jumlah bibit merupakan jumlah bibit tiap lubang yang ditanam oleh petani responden. Penanaman bibit yang 1-3 batang per rumpunlubang tanam. Manfaat dari tanam 1-3 bibit per lubang adalah untuk mengurangi persaingan antar bibit dalam satu rumpun, memaksimalkan pencapaian jumlah anakan dan dapat menghemat penggunaan benih. 4. Sistem tanam Sistem tanam adalah jarak tanam yang di gunakan oleh petani responden dalam usahataninya. Sistem tanam yang dianjurkan dalam SL PTT adalah sistem jajar legowo 2:1 atau 4:1. Sistem jajar legowo 2:1 yaitu cara tanam berselang-seling 2 baris kemudian 1 baris kosong. Sistem jajar legowo 4:1 adalah cara tanam berselang-seling 4 baris kemudian 1 baris kosong. Penggunaan sistem tanam jajar legowo mempunyai tujuan untuk memudahkan dalam pengendalian hama, penyakit dan gulma. Selain itu 18 penggunaan sistem tanam jajar legowo bertujuan untuk penyediaan ruang kosong untuk pengaturan air. 5. Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan kegiatan pemeliharaan oleh petani terhadap usahataninya sesuai dengan komponen dalam Pengelolaan Tanaman Terpadu. Kegiatan pemeliharaan meliputi kegiatan pemupukan, penggunaan bahan organik, pengairan berselang, pengendalian gulma, serta pengendalian hama dan penyakit. a. Pemupukan N berdasarkan tingkat kehijauan warna daun Cara menetukan waktu aplikasi pupuk N dengan menggunakan Bagan Warna Daun BWD dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk berdasarkan nilai pembacaan BWD yang sebenarnya, yaitu penggunaan BWD dimulai ketika tanaman 14 HST, kemudian secara periodik diulangi 7-10 hari sekali sampai diketahui nilai kritis saat pupuk N harus diaplikasikan. b. Pemupukan Organik Bahan organik adalah bahan yang berasal dari limbah tanaman , kotoran hewan atau hasil pengomposan. Kegunaan bahan organik adalah untuk: - Meningkatkan kesuburan tanah dan kandungan karbon organik tanah - Memberikan tambahan hara - Meningkatkan aktivitas jasad renik mikroba - Memperbaiki sifat fisik tanah 19 - Mempertahankan perputaran unsur hara dalam sistem tanah tanaman. c. Pengairan berselang Pengairan berselang adalah pengaturan lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian, bertujuan untuk: - Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas - Memberi kesempatan pada akar tanaman untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang labih dalam - Mencegah timbulnya keracunan besi - Mencegah timbunan asam organik dan gas H 2 S yang menghambat perkembangan akar - Mengaktifkan jasad renik mikroba yang bermanfaat. d. Pengendalian gulma Pengendalian gulma atau penyiangan dapat dilakukan dengan cara mencabut gulma dengan tangan, menggunakan alat atau menggunakan herbisida. Akan tetapi di lokasi penelitian yaitu Kecamatan Tayu pengendalian yang dianjurkan adalah dengan alat yang disebut gasrok karena selain menghemat biaya akan mematikan gulma sampai ke perakaran. 6. Panen tepat waktu Panen merupakan tindakan petani pada saat memanen. Hal- hal yang dianjurkan SLPTT agar panen tepat waktu : 20 - Perhatikan umur tanaman, antara varietas yang satu dengan yang lainnya kemungkinan berbeda - Jika 90 padi mulai menguning segera panen. Menurut BPTP Jawa Tengah 2009 pentingnya panen dilakukan tepat waktu adalah : - Panen yang terlalu awal akan lebih banyak menghasilkan gabah hampa, gabah hijau dan batu kapur. - Panen yang terlalu lambat akan menimbulkan lebih banyak gabah rontok dan gabah patah waktu di giling. Kegiatan saat panen ditempuh dengan memperhatikan umur tanaman dan cara pemanenan. Dalam kegiatan panen sebaiknya menggunakan mesin pemanen reaper atau sabit bergerigi, karena dapat meningkatkan kapasitas pemanen dan menekan kehilangan hasil. Jika padi akan dirontokkan dengan power threser maka sebaiknya tanaman padi dipotong pada bagian tengah, tetapi jika dirontokkan dengan menggunakan pedal threser maka sebaiknya tanaman padi dipotong pada bagian bawah. Dengan cara seperti ini maka dapat menekan kehilangan hasil sampai dibawah 5 . Sekolah Lapang PTT tidak terikat dengan ruang kelas, sehingga belajar dapat dilakukan di saung atau gubug pertemuan petani dan tempat-tempat lain yang berdekatan dengan lahan belajar. Dalam kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu SLPTT terdapat satu unit Laboratorium Lapang LL yang merupakan bagian dari kegiatan Sekolah Lapang 21 Pengelolaan Tanaman Terpadu SLPTT sebagai tempat bagi petani anggota kelompok tani dapat melaksanakan seluruh tahapan SLPTT pada lahan tersebut Departemen Pertanian, 2008. Laboratorium Lapang LL seluas 1 ha adalah areal sawah yang terdapat dalam 25 ha yang merupakan kawasan SLPTT yang berfungsi sebagai lokasi percontohan, tempat belajar dan tempat praktek penerapan teknologi yang disusun dan diaplikasikan bersama oleh kelompoktani atau petani. Dengan fasilitas LL maka SLPTT diharapkan betul-betul mampu menjadi suatu tempat pendidikan non formal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usahataninya menjadi efisien, berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan Departemen Pertanian, 2008. Manfaat dan Dampak Penerapan PTT Bank Pengetahuan Padi Indonesia, 2008 : 1. PTT membantu memecahkan masalah pelandaian produktivitas padi. 2. Intensifikasi padi sawah yang dikembangkan bersifat spesifik lokasi bergantung pada kondisi sumber daya pertanian di wilayah petani dan masalah yang akan diatasi. 3. Komponen teknologi yang dirakit ditentukan oleh petani bersama penyuluh berdasarkan Kajian Kebutuhan dan Peluang KKP. Penerapan PTT diharapkan dapat meningkatkan stok beras nasional, pendapatan petani, dan kelestarian usahatani padi. 22

2.4 Penyuluhan Pertanian

Dokumen yang terkait

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

1 80 95

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

DAMPAK PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU ( SLPTT ) DARI ASPEK PRODUKSI DAN PENDAPATAN SERTA STRATEGI PENGEMBANGANNYA

0 5 25

DAMPAK PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU ( SLPTT ) DARI ASPEK PRODUKSI DAN PENDAPATAN SERTA STRATEGI PENGEMBANGANNYA

0 2 25

EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI DESA KEDALEMAN KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

0 4 198

Hubungan Antara Partisipasi Petani Dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Jagung ( Kasus: Desa Pulo Bayu, Kecamatan Hutabayuraja, Kabupaten Simalungun)

0 13 91

Hubungan Antara Partisipasi Petani Dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (Slptt) Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Jagung ( Kasus: Desa Pulo Bayu, Kecamatan Hutabayuraja, Kabupaten Simalungun)

0 2 91

(ABSTRAK) DAMPAK PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI.

0 1 2

EVALUASI PROGRAM PADA SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI CIHERANG DI GAPOKTAN MAGURU DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 0 12