54
Sumber : Data Primer diolah 2010
4.5.5 Luas Lahan
Luas lahan merupakan kepemilikan lahan oleh petani yang digunakan untuk usahatani padi yang biasanya dinyatakan dalam hektar Ha. Sebagian
besar responden mempunyai luas lahan di bawah 0,5 Ha yaitu sebanyak 46 responden atau sebanyak 92. Sebanyak 6 atau setara 3 responden
mempunyai luas lahan antara 0,6 – 1 Ha. Dan sisanya sebanyak 1 responden memiliki luas lahan diatas 1 Ha.
Tabel 4.10 Luas Lahan
Luas lahan Ha Frekuensi
Persentase – 0,5
46 92
6 – 1 3
6 1 1
2 otal 50
100 Sumber : Data primer diolah 2010
4.6 Tingkat Adopsi Teknologi SLPTT Padi
Tingkat adopsi petani terhadap Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT berupa tingkat adopsi atau penerapan terhadap 1 varietas unggul, 2 bibit muda, 3
jumlah bibit, 4 sistem tanam, 5 pemupukan berdasarkan tingkat kehijauan warna daun, 6 pemupukan organik, 7 pengairan berselang, 8 pengendalian
gulma, 9 panen tepat waktu.
4.6.1 Varietas Unggul
55
Varietas unggul merupakan varietas yang mempunyai keunggulan- keunggulan tertentu, misalnya mempunyai daya hasil yang tinggi, cita rasa
baik, maupun mempunyai ketahanan terhadap penyakit baik. Pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa sebanyak 42 petani responden menggunakan varietas
unggul sesuai dengan yang direkomendasikan oleh PPL setempat. Petani responden menggunakan varietas unggul sesuai dengan yang
direkomendasikan oleh PPL yaitu varietas ciherang karena tahan terhadap penyakit serta ketersediaan benih di pasaran. Sedangkan sebanyak 7 orang
menggunakan varietas yang kurang sesuai dengan rekomendasi dari PPL atau varietas tersebut berasal dari pembenihan sendiri, serta satu petani responden
tak menggunakan teknologi. Dengan total skor 141 artinya persentase tingkat adopsinya tinggi yaitu diangka 94.
Tabel 4.11 Adopsi komponen varietas unggul
Teknologi PTT
Kriteria Skor Frekuensi Total
Skor Persentase Tingkat
Adopsi
Varietas Unggul
eknologi Penuh
3 42 141 94 Tinggi
eknologi Sedang
2 7 eknologi
Rendah 1 1
Sumber : Data primer diolah 2010
4.6.2 Bibit Muda
Bibit muda adalah bibit yang berumur kurang dari 15 Hari Setelah Semai HSS. Penggunaan bibit muda bertujuan untuk menghasilkan anakan
lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan bibit yang lebih tua.
Tabel 4.12 Adopsi komponen bibit muda
Teknologi Kriteria Skor Frekuensi Total Persentase Tingkat
56
PTT Skor Adopsi
Bibit Muda eknologi
Penuh 3 16
115 76,6 Sedang eknologi
Sedang 2 33
eknologi Rendah
1 1 Sumber : Data primer diolah 2010
Sebagaimana data yang tersaji pada tabel 4.12, sebanyak 16 petani responden menggunakan bibit muda sesuai dengan rekomendasi dari PPL
setempat . Ini berarti bahwa petani menanam bibit pada usia muda yaitu pada usia 15 hari setelah semai. Secara keseluruhan tingkat adopsi komponen bibit
muda adalah sedang karena persentasenya mencapai 76,6. Petani yang menggunakan bibit kurang sesuai dengan rekomendasi dari
PPL sebanyak 33 petani, hal tersebut dikarenakan petani memindah bibit ke lahan pada saat berumur kurang dari 21 HSS. Dan sisanya sebanyak 1
responden tidak menggunakan teknologi.
4.6.3 Jumlah Bibit