menggunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas. Guru
menyuruh kelompok lain untuk memberikan tanggapan, masukan bahkan kritikan terhadap kelompok penyaji. Guru memberikan evaluasi agar peserta didik dapat
mencari jawaban sebagai titik temu dari argumentasi-argumentasi yang telah mereka munculkan sebelumnya. Guru bersama siswa memilih iklan baris karya
siswa yang paling bagus untuk dipasang di mading sekolah. Guru memberikan penguatan.
3 Penutup Penutup kegiatan pembelajaran ini yakni dengan melakukan refleksi
bersama siswa dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan penguatan dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang masih
dialami oleh siswa tentang materi menulis iklan baris. Di akhir pertemuan pada setiap siklus guru mengadakan tes, siswa juga diminta menulis catatan harian
berupa kesan dan pesan siswa terhadap kegiatan pembelajaran begitupun juga guru. Catatan harian siswa digunakan peneliti untuk memperoleh data nontes
terhadap pembelajaran menulis iklan baris melalui media kartu identitas dan metode poin-counter-point.
2.2.7 Kerangka Berpikir
Menulis iklan baris merupakan salah satu subkompetensi yang ada dalam kurikulum SMPMTs. untuk keterampilan menulis pada siswa kelas IX. Kriteria
pencapaian hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran menulis iklan baris adalah
mampu mendaftar butir-butir ejaan, singkatan, maupun tanda baca yang akan dituliskan dalam iklan baris yang dimuat di media cetak, dalam hal ini surat kabar
dengan bahasa yang efektif, hemat dan padat. Realita yang terjadi di lapangan ternyata kemampuan keterampilan
menulis iklan baris pada siswa kelas IX A MTs. Nahdlotushshibyan Demak belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi rata-rata dan nilai rata-rata siswa
yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimal KKM. Dari observasi tersebut, kemampuan menulis iklan baris rata-rata masih banyak kesalahan. Hal tersebut
terjadi karena beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor yang berpengaruh yaitu dalam pemilihan strategi pembelajaran di
kelas. Selama ini guru masih saja menggunakan cara lama ceramah dalam kegiatan pembelajaran dan transfer belajar yang mementingkan hasil belajar
daripada proses pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan siswa kesulitan mengakses pelajaran guru karena guru tidak memberikan contoh nyata dan alur
pembelajaran yang kurang menarik. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti ini terbagi atas dua
siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus satu diawali dengan tahap perencanaan, rencana-
rencana kegiatan disusun untuk menemukan solusi pemecahan masalah. Selanjutnya, melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada
saat proses pembelajaran saat menulis iklan baris berlangsung. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode point-counter-point dan
kartu identitas sebagai media kemudian dilanjutkan dengan tahap observasi.
Tahap akhir refleksi, pada tahap ini dilakukan refleksi hasil-hasil yang diperoleh dalam pembelajaran. Kelebihan atau kemajuan yang diperoleh pada siklus satu
dipertahankan, sedangkan kelemahan dan kekurangan yang ada dicarikan solusi pemecahannya pada siklus yang kedua. Diharapkan pada siklus yang dua ini, hasil
yang didapat dapat meningkat, kelemahan dan kekurangan yang ada dapat teratasi.
Segala kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada siklus satu diperbaiki pada siklus dua, terutama pada tahap perencanaan. Tahap-tahap yang ada pada
siklus dua sama dengan tahap pada siklus satu. Hasil pembelajaran yang didapat pada siklus satu dan siklus dua dibandingkan untuk mengetahui peningkatan
keterampilan menulis iklan baris siswa melalui metode point-counter-point dengan menggunakan dan memanfaatkan media kartu identitas. Apabila hasil
yang didapat pada siklus dua belum berhasil, maka akan dilanjutkan dalam siklus tiga dan seterusnya.
2.2.8 Hipotesis Tindakan