5 kerapian tulisan. Pembahasan hasil perubahan perilaku atau aspek nontes berdasarkan pada 5 bentuk instrument penelitian, yaitu 1 observasi, 2 jurnal
guru, 3 jurnal siswa, 4 wawancara, dan 5 dokumentasi foto.
4.2.2 Peningkatan Hasil Keterampilan Menulis Iklan baris dengan Metode
Point-Counter-Point melalui Media Kartu Identitas Siswa Kelas IX-A
MTs. Nahdlotushshibyan Wonoketingal, Demak
Penelitian keterampilan menulis iklan baris dengan metode point-counter- point melalui media kartu identitas siswa kelas IX-A MTs. Nahdlotushshibyan
Wonoketingal, Demak didasarkan pada hasil dari penelitian siklus I dan penelitian siklus II. Hasil penelitian pada tiap siklus ini diperoleh dari data tes dan
data nontes. Data tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis iklan baris siswa dan untuk mengetahui bagaimana perubahan perilaku
yang terjadi pada siswa setelah dilakukannya pembelajaran menulis iklan baris dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas.
Kondisi awal kemampuan siswa dalam menulis iklan baris merupakan kondisi dimana siswa belum melakukan kegiatan pembelajaran menulis iklan
baris dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas yang dilakukan oleh peneliti. Kondisi awal dapat diketahui dari hasil tes yang diperoleh
peneliti dari guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang mengampu kelas IX-A MTs. Nahdlotushshibyan Wonoketingal, Demak yang menjadi subjek
penelitian ini. Hasil tes kondisi awal keterampilan menulis iklan baris siswa kelas
IX-A MTs. Nahdlotushshibyan Wonoketingal, Demak termasuk dalam kategori kurang atau sebesar 58,03.
Berdasarkan kondisi awal keterampilan menulis iklan baris yang telah diketahui ini, peneliti melakukan pembelajaran menulis iklan baris dengan metode
point-counter-point melalui media kartu identitas pada siklus I. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kemampuan menulis iklan baris yang dimiliki oleh siswa
dapat terjadi peningkatan dan memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal KKM, yaitu sebesar 75. Hasil tes pada siklus I ini dapat menunjukkan kemampuan awal
siswa dalam menulis iklan baris dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas, yaitu sebesar 64,63 atau kategori cukup. Memang, hasil
tersebut telah mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelumnya. Tetapi, hasil tes pada siklus I ini belum memenuhi KKM yang ditentukan, yaitu 75.
Oleh karena itu, Untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis iklan baris setelah dilakukan pembelajaran menulis iklan baris dengan
metode point-counter-point melalui media kartu identitas tematik potret bencana digunakan data tes yang diperoleh dari tes pada siklus I dan siklus II. Hasil kedua
tes tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui adanya perubahan peningkatan nilai. Pada siklus I dan siklus II ditargetkan nilai rata-rata kelas
keseluruhan indikator atau nilai komunikatif adalah 75. Berikut ini uraian peningkatan keterampilan menulis iklan baris dengan metode point-counter-point
melalui media kartu identitas tematik siswa kelas VIIIB SMP Negeri 4 Juwana, Pati pada siklus I dan siklus II.
Tabel 21. Peningkatan Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Iklan baris Siklus I dan Siklus II
No. Kategori
Siklus I Siklus II
Frekuensi Jumlah Nilai
Frekuensi Jumlah Nilai
1. Sangat Baik
2 179
3 277
2. Baik
5 353
28 2107
3. Cukup
19 1225
2 135
4. Kurang
7 376
- -
Jumlah 33
2133 33
2519 Nilai Rata-rata
= 2133
= 64,63 33
kategori cukup =
2519 = 76,34
33 kategori baik
Berdasarkan tabel 22 di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus I diperoleh 64,63 atau dalam kategori cukup. Setelah siswa mengikuti pembelajaran
menulis iklan baris dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas pada siklus II, diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,34 atau dalam kategori
baik. Hal ini membuktikan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 11,71 setelah dilakukannya pembelajaran menulis iklan baris dengan metode point-
counter-point melalui media kartu identitas dari siklus I ke siklus II.
Tabel 22. Perbandingan Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Iklan Baris Tiap Aspek Penilaian Siklus I dan Siklus II
No. Aspek Penilaian
Nilai Rata-rata Peningkatan
Siklus I Siklus II
1. Kelengkapan Isi
67,43 78,00
10,57 2.
Bahasa iklan baris 64,40
84,10 19,7
3. Persuasif
63,62 80,29
16,67 4.
Keteraturan isi 62,12
72,70 10,58
5. Kerapian tulisan
67,37 87,12
19,75
Rata-rata 64,98
80,44 15,45
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa terjadi peningkatan pada setiap aspek penilaian. Pada aspek penilaian kelengkapan isi, diperoleh hasil
tes pada siklus I sebesar 67,62, sedangkan pada siklus II sebesar 78,00 atau terjadi peningkatan sebesar 10,57. Pada siklus I aspek kelengkapan isi ini, siswa masih
mengalami kesulitan saat menulis iklan baris. Kesulitan yang mereka alami, yaitu siswa masih bingung menuliskan informasi yang ada pada kartu identitas ke
dalam iklan baris yang akan mereka tulis. Hal ini dikarenakan pembelajaran iklan baris merupakan hal yang jarang dilakukan dan sebagian siswa mengaku belum
pernah menulis iklan baris. Akan tetapi, setelah siswa sudah memahami materi iklan baris dengan baik hasil tes tersebut meningkat pada siklus II.
Aspek yang kedua adalah bahasa iklan baris. Pada aspek ini, tahap siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 64,40, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
yang diperoleh sebesar 84,10. Hal ini terjadi peningkatan sebesar 19,7, melihat perubahan yang terjadi pada nilai rata-rata siklus I dan nilai rata-rata siklus II.
Pada kondisi siklus I, siswa masih dalam latihan dan baru mengaplikasikan teori yang didapat ke dalam bentuk tulisan iklan baris. Jadi wajar
kalau pun hasilnya belum memuaskan sesuai dengan harapan. Bahasa iklan baris yang mereka gunakan dalam iklan baris masih terlalu panjang kurang padat dan
kurang persuasif, belum mampu merangsang pembaca untuk melaksanakan maksud yang ada pada iklan baris. Oleh sebab itu, siswa harus banyak berlatih
dalam menulis iklan baris dan mencermati bahasa yang ada pada iklan baris. Pada siklus II, peneliti menekankan lagi materi tentang iklan baris yang diajarkan pada
siklus I dan melakukan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada pertemuan sebelumnya. Peneliti juga meminta siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum dimengerti berkaitan tentang materi iklan baris yang telah diajarkan. Hal tersebut membuat hasil tes siswa pada siklus II aspek bahasa
iklan baris ini menjadi meningkat dibanding siklus I. Aspek yang ketiga, yaitu persuasif. Aspek ini merupakan aspek inti dari
iklan baris yang dibuat oleh siswa. Ketika aspek ini tidak ada atau kurang dalam iklan baris yang telah dibuat, maka iklan baris yang ada menjadi kurang menarik
dibaca oleh para pembaca. Hal inilah yang terjadi pada kegiatan siklus I, siswa kurang memperhatikan hal tersebut sehingga nilai rata-rata yang didapat pada
aspek ini hanya sebesar 63,62. Setelah kegiatan pembelajaran siklus I usai, guru mengingatkan kembali siswa tentang pentingnya hal tersebut dalam iklan baris.
Pada siklus II pun juga demikian, guru kembali menekankan tentang pentingnya
aspek persuasif dalam iklan baris dan hasilnya nilai rata-rata yang didapatkan oleh siswa meningkat 16,67 atau sebesar 80,29 pada siklus II ini.
Aspek yang keempat, yaitu keteraturan isi. Dalam aspek ini, nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I sebesar 62,12. Hal ini disebabkan isi iklan
baris yang dibuat oleh siswa masih acak-acakan dan kurang bisa dimengerti. Oleh karena itu, peneliti memhimbau dan mengingatkan hal itu pada kegiatan siklus II
sebagai koreksi terhadap siswa agar tidak mengulanginya lagi pada siklus II ini. Hasil yang diperoleh cukup memuaskan, nilai rata-rata siswa pada siklus II ini
mengalami peningkatan sebesar 72,70 atau sekitar 10,58. Aspek yang terakhir atau aspek yang kelima, yaitu kerapian tulisan. Nilai
rata-rata siswa pada siklus I adalah 67,37, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II adalah 87,12. Hal ini mengalami peningkatan sebesar 19,75.
Hasil iklan baris yang dibuat siswa pada siklus I dilihat dari aspek kerapian tulisan masih dalam ketegori cukup. Pada siklus I ini siswa belum
mampu untuk menulis dengan bagus, sehingga tulisan iklan baris yang mereka buat masih kurang rapi pada aspek ini. Sebagian besar siswa dalam menulis ikla
baris hanya asal-asalan saja, tidak serius dan sungguh-sungguh sehingga hasilnya pun kurang memuaskan. Penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai aturan ejaan
paling sering dilakukan oleh siswa. Selain itu susunan iklan baris yang telah mereka buat juga tidak teratur, dan tidak rapi. Hal inilah yang ditekankan guru
pada pembelajaran siklus II. Setelah dilakukan kegiatan menyunting pada siklus II, siswa sudah menyadari kesalahannya dan sudah bisa menulis iklan baris
dengan baik. Nilai rata-rata yang didapat pun mengalami peningkatan, yaitu sebesar 87,12 atau sekitar 19,75.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode point- counter-point dan media kartu identitas yang digunakan peneliti dalam
pembelajaran menulis iklan baris pada siswa kelas IX-A MTs. Nahdlotushshibyan terbukti dapat membantu kelancaran, aktivitas, dan efisiensi pencapaian tujuan
pembelajaran. Metode point-counter-point juga membuat siswa lebih aktif di kelas dan
lebih mudah memahami materi iklan baris. Metode ini membuat suasana kelas menjadi lebih hidup. Media kartu identitas juga memudahkan siswa dalam
menulis iklan baris. Identitas dan informasi yang ada pada kartu identitas membuat siswa lebih mudah memahami materi iklan baris dan mengaplikasikan
hal tersebut dalam menulis iklan baris. Selain metode dan media yang digunakan oleh peneliti dalam
pembelajaran menulis iklan baris, peran aktif guru dan siswa juga sangat penting dalam kegiatan penelitian ini. Hal itu juga tidak bisa dikesampingkan karena
dengan peran aktif dari guru dalam memberikan masukan, baik berupa motivasi, koreksi maupun arahan kepada siswa yang membuat mereka bisa mengalami
peningkatan pada siklus II ini. Peran aktif siswa juga tidak kalah penting, semangat mereka untuk berusaha dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan
pada siklus I membuat mereka menuai hasil yang memuaskan pada siklus II. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata tiap aspek penilaian yang
dilakukan pada siklus I dan siklus II. Data yang disajikan pada tabel di atas dapat dilihat dalam diagram berikut.
Diagram 2. Peningkatan Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Iklan Baris Siklus I dan Siklus II Tiap-tiap Aspek Penilaian.
4.2.2 Perubahan Perilaku Belajar Siswa Kelas IX-A MTs.