Silver Dolar Metynnis hypsauchen Red Fin Shark Ephalzeorhynchus frenatus

yang dapat dinikmati, padahal kecantikan Koi justru pada bagian atas tubuhnya Deden 2004. Koi Cyprinus carpio termasuk ke dalam family Cyprinidae. Badan Koi berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi Koi adalah sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus dan sebuah sirip ekor. Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat gurat sisi linea lateralis yang berguna untuk merasakan getaran suara Susanto 2002. Koi merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang dan hidup pada perairan tawar. Koi bisa hidup pada temperatur 8˚-30˚C. Oleh karenanya, Koi bisa dipelihara diseluruh wilayah Indonesia, mulai dari pantai hingga daerah pegunungan. Kadang-kadang Koi masih bisa bertahan pada suhu 2˚-3˚C Susanto 2002. Jantan Koi akan matang kelamin ketika umurnya mencapai 2 tahun, sedangkan betina lebih lambat yaitu ketika berumur 3 tahun. Mereka akan memijah setahun sekali, musim kawinnya pada bulan April hingga Juni Susanto 2002. Di Indonesia Koi bisa berpijah sepanjang tahun. Di kolam pemijahan Koi akan kawin pada jam 16.00 hingga pagi hari. Koi akan meletakkan telur-telurnya pada akar tanaman atau kakaban. Telur bersifat menempel dan bulat bentuknya. Sekali memijah, seekor betina bisa menghasilkan telur 200.000-400.000 butir. Pertumbuhan Koi ini bergantung pada suhu air, pakan dan jenis kelamin. Tidak ada binatang lain yang mempunyai pertumbuhan tidak teratur seragam seperti Koi. Dalam tempo setengah tahun Koi tumbuh sangat cepat. Pertumbuhan Koi, berat dan panjang badannya sejalan dengan umurnya Susanto 2002.

2.3.2 Silver Dolar Metynnis hypsauchen

Ikan Silver Dolar Metynnis hypsauchen berasal dari Sungai Amazon, Amerika Selatan. Sifatnya cenderung herbivora. Tubuhnya berwarna keperakan dan sangat aktif bergerak. Silver Dolar juga disebut piranha imitator karena bentuk tubuhnya seperti piranha. Ikan ini sangat senang hidup di lingkungan perairan yang teduh dan tidak terlalu terang. Suhu optimalnya sedang antara 27- 28˚C. Keasaman air optimal sekitar 6,5-7,0 Lesmana dan Iwan 2001. Untuk pemijahan diperlukan air bersih. Selain cacing dan jentik nyamuk, induknya akan senang jika diberi pakan sayuran seperti selada air. Pakan sayuran inipun dapat membantu menambah perbaikan kualitas telur Lesmana dan Iwan 2001. Jantan dan betina Ikan Silver Dolar sangat mudah untuk dibedakan. Jantannya lebih langsing dan ditandai dengan warna yang sedikit kemerahan pada sirip perut. Pada betina, warna sirip perut lebih merah. Selain itu, bentuk sirip jantan agak segi tiga membulat, sedangkan betina tumpul lurus Lesmana dan Iwan 2001. Pemijahan terjadi berpasangan di akuarium. Telurnya diserakkan di dasar, sehingga sebenarnya tidak diperlukan substrat. Waktu berpijah pukul 8.00-11.00. Setelah selesai berpijah, telurnya dapat diambil untuk ditetaskan. Pengambilan telur ini memang sulit karena butuh ketelatenan. Untuk itu, umumya petani hanya memindahkan induknya saja, sedangkan telurnya dibiarkan dalam wadah pemijahan hingga menetas Lesmana dan Iwan 2001.

2.3.3 Red Fin Shark Ephalzeorhynchus frenatus

Red finned Shark Ephalzeorhynchus frenatus merupakan ikan dasar yang berasal dari Sungai Mekong, Thailand. Ikan yang bersifat omnivora ini memiliki warna tubuh cokelat hitam atau putih albino dan sirip-siripnya merah terang. Ukuran tubuh maksimal 12 cm. Suhu pemeliharaan antara 26-28˚C dengan pH 7,5 Lesmana dan Iwan 2001. Pemijahannya dilakukan dengan suntikan hormon gonadotropin buatan seperti ovaprim pada induk yang sudah matang telur. Dosis hormon cukup 0,3 mlkg berat badan. Suntikan hanya dilakukan sekali saja. Oleh karena ukuran ikan ini tidak besar maka penyuntikan dapat dilakukan hanya dengan memegang induknya menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan untuk menyuntik Lesmana dan Iwan 2001. Pemijahan dapat dilakukan secara masal. Induk-induk yang sudah bertelur harus secepatnya diambil dan telurnya dibiarkan menetas sendiri tanpa induk. Ikan ini berenang di dasar, sehingga telurnya akan berantakan bila terlalu lama bersama induknya. Telur akan mulai menetas dalam jangka waktu 24 jam Lesmana dan Iwan 2001.

2.3.4 Corydoras Albino Corydoras aeneus