Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Harga Pakan

Tabel 15. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi pada Skenario 2 Setelah Terjadi Penurunan Harga Output sebesar 32,53 No. Kriteria Investasi Sebelum Penurunan Harga Output Setelah Penurunan Harga Output 1 Harga : Koi Cyprinus carpio 20.000,00 13.493,80 Silver Dolar Metynnis 500,00 337,34 hypsauchen 12.500,00 8.433,62 Red Fin Shark Ephalzeorhynchus frenatus 3.500,00 2.361,41 Corydoras Albino Corydoras aeneus 600,00 404,81 Komet Carassius auratus 2.200,00 1.484,32 Platy Pedang Xyphophorus helleri 1.000,00 674,69 2 NPV Rp 1.100.467.488,99 0,01 3 Net BC 4,58 1,00 4 IRR 73,91 10,79 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008 Internal Rate of Return IRR yang diperoleh dengan discount rate sebesar 10,8 adalah 73,91 sebelum terjadi penurunan harga output dengan menggunakan modal sendiri. Nilai tersebut menurun sebesar 63,12 setelah terjadi penurunan harga output, dengan demikian diperoleh nilai IRR hasil analisis sensitivitas terhadap penurunan harga output sebesar 32,53 adalah 10,79. Hal ini berarti bahwa usaha usaha budidaya ikan hias air tawar ini mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 10,79 per tahun dari seluruh investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek, sehingga menyebabkan usaha ini rugi. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat perubahan nilai kriteria investasi dimana nilai NPV kurang dari nol, yaitu sebesar Rp0,01, nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yaitu sebesar 10,79. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha ini pada skenario 2 modal pinjaman sensitif terhadap penurunan harga output, dimana nilai sensitivitasnya adalah sebesar 32,53.

6.4.2 Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Harga Pakan

Perubahan harga pakan pellet, cacing sutera, dan artemia yang sering dialami oleh Heru Fish Farm adalah kenaikan harga yang terus meningkat yang sangat mempengaruhi kelangsungan usaha yang dijalankan. Analisis yang perlu dilakukan pada usaha usaha budidaya ikan hias air tawar ini adalah analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga pakan. Analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga pakan tersebut terdiri atas dua skenario, dimana skenario pertama adalah modal yang digunakan merupakan modal sendiri dan skenario kedua adalah modal berasal dari pinjaman bank. a Skenario 1 Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah swtching value . Berdasarkan analisis switching value dengan menggunakan modal sendiri, persentase kenaikan harga pakan Heru Fish Farm yang menyebabkan usaha ikan hias air tawar tidak layak untuk dikembangkan adalah sebesar 750,64 dengan nilai NPV sebesar Rp0,01. Perbandingan nilai kriteria investasi dengan menggunakan modal sendiri setelah terjadinya kenaikan harga pakan tersaji pada Tabel 16. Berdasarkan Tabel 16, terlihat bahwa dengan menggunakan modal sendiri nilai NPV yang diperoleh menurun hingga mempunyai nilai kurang dari nol bernilai negatif. Nilai NPV yang diperoleh setelah kenaikan harga pakan tersebut adalah Rp0,01 yang artinya bahwa pada tingkat suku bunga 10,8, nilai saat ini dari keuntungan net benefit yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun di masa yang akan datang adalah sebesar Rp0,01. Sehingga usaha yang dilakukan oleh Heru Fish Farm tidak layak untuk dikembangkan. Tabel 16. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi pada Skenario 1 Setelah Terjadi Kenaikan Harga Pakan sebesar 750,64 No. Kriteria Investasi Sebelum Kenaikan Harga Pakan Setelah Kenaikan Harga Pakan 1 Harga Pakan Pellet 5.000,00 42.531,95 Cacing Sutera 5.000,00 42.531,95 Artemia 80.000,00 680.511,18 Garam krosok 1.500,00 12.759,58 Cacing darah 5.000,00 42.531,95 2 NPV Rp 1.023.006.121,90 0,01 3 Net BC 3,43 1,00 4 IRR 57,20 10,79 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008 Internal Rate of Return IRR yang diperoleh dengan discount rate sebesar 10,8 adalah 10,79 sebelum terjadi penurunan harga output dengan menggunakan modal sendiri. Nilai tersebut menurun sebesar 46,41 setelah terjadi penurunan harga output, dengan demikian diperoleh nilai IRR hasil analisis sensitivitas terhadap penurunan harga output sebesar 10,79. Hal ini berarti bahwa usaha usaha budidaya ikan hias air tawar ini mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 10,79 per tahun dari seluruh investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek, sehingga menyebabkan usaha ini rugi. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat perubahan nilai kriteria investasi dimana nilai NPV kurang dari nol, yaitu sebesar Rp0,01, nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yaitu sebesar 10,79. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha ini pada skenario 1 modal sendiri tidak sensitif terhadap kenaikan harga pakan, dimana nilai sensitivitasnya adalah sebesar 750,64. b Skenario 2 Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah swtching value . Berdasarkan analisis switching value dengan menggunakan modal pinjaman, persentase kenaikan harga pakan Heru Fish Farm yang menyebabkan usaha ikan hias air tawar tidak layak untuk dikembangkan adalah sebesar 809,18 dengan nilai NPV sebesar Rp0,01. Perbandingan nilai kriteria investasi dengan menggunakan modal pinjaman setelah terjadinya kenaikan harga pakan tersaji pada Tabel 17. Berdasarkan Tabel 17, terlihat bahwa dengan menggunakan modal pinjaman nilai NPV yang diperoleh menurun hingga mempunyai nilai kurang dari nol bernilai negatif. Nilai NPV yang diperoleh setelah kenaikan harga pakan tersebut adalah Rp0,01 yang artinya bahwa pada tingkat suku bunga 10,8, nilai saat ini dari keuntungan net benefit yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun di masa yang akan datang adalah sebesar Rp0,01. Sehingga usaha yang dilakukan oleh Heru Fish Farm tidak layak untuk dikembangkan. Tabel 17. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi pada Skenario 2 Setelah Terjadi Kenaikan Harga Pakan sebesar 809,18 No. Kriteria Investasi Sebelum Kenaikan Harga Pakan Setelah Kenaikan Harga Pakan 1 Harga Pakan Pellet 5.000,00 45.458,93 Cacing Sutera 5.000,00 45.458,93 Artemia 80.000,00 727.342,95 Garam krosok 1.500,00 13.637,68 Cacing darah 5.000,00 45.458,93 2 NPV Rp 1.100.467.488,99 0,01 3 Net BC 4,58 1,00 4 IRR 73,91 10,79 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008 Internal Rate of Return IRR yang diperoleh dengan discount rate sebesar 10,8 adalah 10,79 sebelum terjadi penurunan harga output dengan menggunakan modal pinjaman. Nilai tersebut menurun sebesar 63,12 setelah terjadi kenaikan harga pakan, dengan demikian diperoleh nilai IRR hasil analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga pakan sebesar 10,79. Hal ini berarti bahwa usaha usaha budidaya ikan hias air tawar ini mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 10,79 per tahun dari seluruh investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek, sehingga menyebabkan usaha ini rugi. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat perubahan nilai kriteria investasi dimana nilai NPV kurang dari nol, yaitu sebesar Rp0,01, nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yaitu sebesar 10,79. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha ini pada skenario 2 modal pinjaman tidak sensitif terhadap kenaikan harga pakan, dimana nilai sensitivitasnya adalah sebesar 809,18. 6.4.3 Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Harga Output dan Kenaikan Harga Pakan a Skenario 1 Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah swtching value . Berdasarkan analisis switching value terhadap kombinasi perubahan harga yaitu penurunan harga output dan kenaikan harga pakan dengan menggunakan modal sendiri, persentase penurunan harga output dan kenaikan harga pakan Heru Fish Farm yang menyebabkan usaha ikan hias air tawar tidak layak untuk dikembangkan adalah sebesar 29,47 dengan nilai NPV sebesar Rp0,01. Perbandingan nilai kriteria investasi dengan menggunakan modal sendiri setelah terjadinya penurunan harga output dan kenaikan harga pakan tersaji pada Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa dengan menggunakan modal sendiri nilai NPV yang diperoleh menurun hingga mempunyai nilai kurang dari nol bernilai negatif. Nilai NPV yang diperoleh setelah penurunan harga output dan kenaikan harga pakan tersebut adalah Rp0,01 yang artinya bahwa pada tingkat suku bunga 10,8, nilai saat ini dari keuntungan net benefit yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun di masa yang akan datang adalah sebesar Rp0,01. Sehingga usaha yang dilakukan oleh Heru Fish Farm tidak layak untuk dikembangkan. Tabel 18. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi pada Skenario 1 Setelah Terjadi Penurunan Harga Output dan Kenaikan Harga Pakan sebesar 29,47 No. Kriteria Investasi Sebelum Penurunan Harga Output dan Kenaikan Harga Pakan Setelah Penurunan Harga Output dan Kenaikan Harga Pakan 1 Harga : Koi Cyprinus carpio 20.000,00 14.106,12 Silver Dolar Metynnis 500,00 352,65 hypsauchen 12.500,00 8.816,32 Red Fin Shark Ephalzeorhynchus frenatus 3.500,00 2.468,57 Corydoras Albino Corydoras aeneus 600,00 423,18 Komet Carassius auratus 2.200,00 1.551,67 Platy Pedang Xyphophorus helleri 1.000,00 705,31 Pellet 5.000,00 6.473,47 Cacing Sutera 5.000,00 5.000,00 Artemia 80.000,00 80.000,00 Garam Krosok 1.500,00 1.500,00 Cacing Darah 5.000,00 5.000,00 2 NPV Rp 1.023.006.121.90 0,01 3 Net BC 3,43 1,00 4 IRR 57,20 10,79 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008 Internal Rate of Return IRR yang diperoleh dengan discount rate sebesar 10,8 adalah 10,79 sebelum terjadi penurunan harga output dengan menggunakan modal sendiri. Nilai tersebut menurun sebesar 46,41 setelah terjadi penurunan harga output, dengan demikian diperoleh nilai IRR hasil analisis sensitivitas terhadap penurunan harga output sebesar 10,79. Hal ini berarti bahwa usaha usaha budidaya ikan hias air tawar ini mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 10,79 per tahun dari seluruh investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek, sehingga menyebabkan usaha ini rugi. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat perubahan nilai kriteria investasi dimana nilai NPV kurang dari nol, yaitu sebesar Rp0,01, nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yaitu sebesar 10,79. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha ini pada skenario 1 modal sendiri sensitif terhadap penurunan harga output dan kenaikan harga pakan, dimana nilai sensitivitasnya adalah sebesar 29,47. b Skenario 2 Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah swtching value . Berdasarkan analisis switching value terhadap kombinasi perubahan harga yaitu penurunan harga output dan kenaikan harga pakan dengan menggunakan modal pinjaman, persentase penurunan harga output dan kenaikan harga pakan Heru Fish Farm yang menyebabkan usaha ikan hias air tawar tidak layak untuk dikembangkan adalah sebesar 31,77 dengan nilai NPV sebesar Rp0,01. Perbandingan nilai kriteria investasi dengan menggunakan modal pinjaman setelah terjadinya penurunan harga output dan kenaikan harga pakan tersaji pada Tabel 19. Berdasarkan Tabel 19, terlihat bahwa dengan menggunakan modal pinjaman nilai NPV yang diperoleh menurun hingga mempunyai nilai kurang dari nol bernilai negatif. Nilai NPV yang diperoleh setelah penurunan harga output dan kenaikan harga pakan tersebut adalah Rp0,01 yang artinya bahwa pada tingkat suku bunga 10,8, nilai saat ini dari keuntungan net benefit yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun di masa yang akan datang adalah sebesar Rp0,01. Sehingga usaha yang dilakukan oleh Heru Fish Farm tidak layak untuk dikembangkan. Internal Rate of Return IRR yang diperoleh dengan discount rate sebesar 10,8 adalah 10,79 sebelum terjadi penurunan harga output dengan menggunakan modal pinjaman. Nilai tersebut menurun sebesar 63,12 setelah terjadi kenaikan harga pakan, dengan demikian diperoleh nilai IRR hasil analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga pakan sebesar 10,79. Hal ini berarti bahwa usaha usaha budidaya ikan hias air tawar ini mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 10,79 per tahun dari seluruh investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek, sehingga menyebabkan usaha ini rugi. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat perubahan nilai kriteria investasi dimana nilai NPV kurang dari nol, yaitu sebesar Rp0,01, nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yaitu sebesar 10,79. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha ini pada skenario 2 modal pinjaman sensitif terhadap penurunan harga output dan kenaikan harga pakan, dimana nilai sensitivitasnya adalah sebesar 31,77. Tabel 19. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi pada Skenario 2 Setelah Terjadi Penurunan Harga Output dan Kenaikan Harga Pakan sebesar 31,77 No. Kriteria Investasi Sebelum Penurunan Harga Output dan Kenaikan Harga Pakan Setelah Penurunan Harga Output dan Kenaikan Harga Pakan 1 Harga : Koi Cyprinus carpio 20.000,00 13.646,47 Silver Dolar Metynnis 500,00 341,16 hypsauchen 12.500,00 8.529,05 Red Fin Shark Ephalzeorhynchus frenatus 3.500,00 2.388,13 Corydoras Albino Corydoras aeneus 600,00 409,39 Komet Carassius auratus 2.200,00 1.501,11 Platy Pedang Xyphophorus helleri 1.000,00 682,32 Pellet 5.000,00 6.588,38 Cacing Sutera 5.000,00 5.000,00 Artemia 80.000,00 80.000,00 Garam Krosok 1.500,00 1.500,00 Cacing Darah 5.000,00 5.000,00 2 NPV Rp 1.100.467.488,99 0,01 3 Net BC 4,58 1,00 4 IRR 73,91 10,79 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008 Berdasarkan analisis sensitivitas terhadap kedua skenario, dapat disimpulkan bahwa usaha yang dilakukan oleh Heru Fish Farm sensitif terhadap penurunan harga output, kombinasi penurunan harga output dan kenaikan harga pakan serta tidak sensitif terhadap kenaikan harga pakan, baik pada skenario 1 mau pun skenario 2. Pada skenario 1 modal sendiri merupakan skenario usaha yang paling sensitif terhadap penurunan harga output serta kombinasi penurunan harga output dan kenaikan harga pakan dibandingkan dengan skenario 2 modal pinjaman.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN