6.3.1 Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Harga Output
Analisis sensitivitas terhadap penurunan harga output bertujuan untuk mengetahui tingkat kepekaan dan berapa persen penurunan harga output dapat
mengakibatkan perubahan terhadap kriteria investasi usaha ini. Analisis sensitivitas terhadap penurunan harga output terdiri atas dua skenario, dimana skenario pertama
adalah modal yang digunakan merupakan modal sendiri dan skenario kedua adalah modal berasal dari pinjaman bank.
a Skenario 1
Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah swtching value
. Berdasarkan analisis switching value dengan menggunakan modal sendiri, persentase penurunan harga output Heru Fish Farm yang menyebabkan usaha ikan
hias air tawar tidak layak untuk dikembangkan adalah sebesar 30,18 dengan nilai NPV sebesar Rp0,01 yang artinya bahwa pada tingkat suku bunga 10,8,
nilai saat ini dari keuntungan net benefit yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun di masa yang akan datang adalah sebesar Rp0,01. Sehingga usaha
yang dilakukan oleh Heru Fish Farm tidak layak untuk dikembangkan. Tabel 14. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi pada Skenario 1 Setelah Terjadi
Penurunan Harga Output sebesar 30,18
No. Kriteria Investasi
Sebelum Penurunan Harga Output
Setelah Penurunan Harga Output
1 Harga :
Koi Cyprinus carpio 20.000,00
13.964,49 Silver Dolar Metynnis
500,00 349,11
hypsauchen 12.500,00
8.727.80 Red Fin Shark
Ephalzeorhynchus frenatus 3,500,00
2.443,79 Corydoras Albino Corydoras
aeneus 600,00
418,93 Komet Carassius auratus
2.200,00 1.536,09
Platy Pedang Xyphophorus helleri
1.000,00 698,22
2 NPV
Rp 1.023.006.121,90
0,01 3
Net BC 3,43
1,00 4
IRR 57,20
10,79 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008
Internal Rate of Return IRR yang diperoleh dengan discount rate sebesar
10,8 adalah 10,79 sebelum terjadi penurunan harga output dengan
menggunakan modal sendiri. Nilai tersebut menurun sebesar 46,41 setelah terjadi penurunan harga output, dengan demikian diperoleh nilai IRR hasil analisis
sensitivitas terhadap penurunan harga output sebesar 10,79. Hal ini berarti bahwa usaha usaha budidaya ikan hias air tawar ini mampu memberikan tingkat
pengembalian atau keuntungan sebesar 10,79 per tahun dari seluruh investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek, sehingga menyebabkan
usaha ini rugi. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat perubahan nilai kriteria investasi dimana nilai NPV kurang dari nol, yaitu sebesar Rp0,01, nilai IRR
lebih kecil dari tingkat suku bunga yaitu sebesar 10,79. Dengan demikian usaha ini pada skenario 1 modal sendiri sensitif terhadap penurunan harga output,
dimana nilai sensitivitasnya adalah sebesar 30,18. Perbandingan nilai kriteria investasi dengan menggunakan modal sendiri setelah terjadinya penurunan harga
output tersaji pada Tabel 14.
b Skenario 2
Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah swtching value
. Berdasarkan analisis switching value dengan menggunakan modal sendiri, persentase penurunan harga output Heru Fish Farm yang menyebabkan usaha ikan
hias air tawar tidak layak untuk dikembangkan adalah sebesar 32,53 dengan nilai NPV sebesar Rp0,01. Perbandingan nilai kriteria investasi dengan
menggunakan modal sendiri setelah terjadinya penurunan harga output tersaji pada Tabel 15.
Berdasarkan Tabel 15, terlihat bahwa dengan menggunakan modal sendiri nilai NPV yang diperoleh menurun hingga mempunyai nilai kurang dari nol
bernilai negatif. Nilai NPV yang diperoleh setelah penurunan harga output tersebut adalah Rp0,01
yang artinya bahwa pada tingkat suku bunga 10,8, nilai saat ini dari keuntungan net benefit yang diperoleh selama umur proyek sepuluh
tahun di masa yang akan datang adalah sebesar Rp0,01. Sehingga usaha yang dilakukan oleh Heru Fish Farm tidak layak untuk dikembangkan.
Tabel 15. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi pada Skenario 2 Setelah Terjadi Penurunan Harga Output sebesar 32,53
No. Kriteria Investasi
Sebelum Penurunan Harga Output
Setelah Penurunan Harga Output
1 Harga :
Koi Cyprinus carpio 20.000,00
13.493,80 Silver Dolar Metynnis
500,00 337,34
hypsauchen 12.500,00
8.433,62 Red Fin Shark
Ephalzeorhynchus frenatus 3.500,00
2.361,41 Corydoras Albino Corydoras
aeneus 600,00
404,81 Komet Carassius auratus
2.200,00 1.484,32
Platy Pedang Xyphophorus helleri
1.000,00 674,69
2 NPV
Rp 1.100.467.488,99
0,01 3
Net BC 4,58
1,00 4
IRR 73,91
10,79 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008
Internal Rate of Return IRR yang diperoleh dengan discount rate sebesar
10,8 adalah 73,91 sebelum terjadi penurunan harga output dengan menggunakan modal sendiri. Nilai tersebut menurun sebesar 63,12 setelah
terjadi penurunan harga output, dengan demikian diperoleh nilai IRR hasil analisis sensitivitas terhadap penurunan harga output sebesar 32,53 adalah 10,79. Hal
ini berarti bahwa usaha usaha budidaya ikan hias air tawar ini mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 10,79 per tahun dari
seluruh investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek, sehingga menyebabkan usaha ini rugi. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat perubahan
nilai kriteria investasi dimana nilai NPV kurang dari nol, yaitu sebesar Rp0,01, nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yaitu sebesar 10,79. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa usaha ini pada skenario 2 modal pinjaman sensitif terhadap penurunan harga output, dimana nilai sensitivitasnya adalah
sebesar 32,53.
6.4.2 Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Harga Pakan