Tahap persiapan Tahap pelaksanaan penelitian

c. Metode observasi Metode observasi ini sebagai penunjang dalam melakukan penelitian. Metode ini juga digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berbantuan macromedia flash dan metode konvensional yang akan digunakan untuk melihat efektivitas proses pembelajaran kedua metode tersebut.

3.5. Prosedur Penelitian

3.5.1 Tahap persiapan

Persiapan penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahap sebagai berikut: a. Mengadakan observasi awal Observasi awal bertujuan untuk mengambil data awal yaitu daftar nama siswa kelas X Akuntansi, daftar nilai ulangan harian siswa kelas X pada mata pelajaran Akuntansi, dan wawancara dengan guru mata diklat produktif akuntansi. b. Pembuatan proposal c. Penentuan sampel penelitian Dari jumlah populasi diberikan pretest untuk diuji normalitas dan homogenitasnya. Setelah diketahui normalitas dan homogenitas, sampel dipilih sesuai kelasnya.

3.5.2 Tahap penyusunan instrumen

Instrument dalam penelitian ini adalah soal tes hasil belajar siswa pada pelajaran akuntansi perusahaan dagang dan tanggapan siswa. Untuk penyusunan instrumen peneliti berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing dan guru mata diklat akuntansi di SMK Bhakti Nusantara. Lembar tanggapan siswa berisi tentang efektivitas media yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan soal tes hasil belajar dalam penelitian ini adalah tes obyektif. Tes ini berupa soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban untuk masing-masing soal dengan pertimbangan: a. Tes obyektif memiliki jawaban mutlak, sehingga dalam memberikan sekor sangat obyektif. b. Sekor masing-masing siswa tidak dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam menyusun kalimat dan subyektifitas pemeriksaan. Dalam penyusunan instrument untuk metode tes dilakukan tahap-tahap sebagai berikut: 3.5.2.1. Tahap persiapan uji coba Persiapan uji coba penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahap sebagai berikut: 1. Menetapkan materi yang diuji 2. Membentuk alokasi waktu 3. Menentukan jumlah soal 4. Menentukan tipe soal 5. Menentukan komposisi jenjang soal 6. Menentukan kisi-kisi 7. Penyusunan butir soal

3.5.2.2. Tahap Pelaksanaan uji coba

Sebelum instrumen ini digunakan, terlebih dahulu diuji cobakan pada kelas diluar sampel. Uji coba ini dilaksanakan pada siswa kelas XI Akuntansi yang telah mendapat pelajaran akuntansi perusahaan dagang. Uji coba dimaksudkan agar soal yang digunakan dapat memenuhi kriteria-kriteria soal yang baik. Kemudian hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui apakah instrumen ini memenuhi syarat atau tidak untuk digunakan sebagai alat pengambilan data. Setelah uji coba, tes instrumen perlu dianalisis yang meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. 3.5.2.3. Tahap Analisis uji coba 3.5.2.3.1. Uji Validitas Kevalidas suatu instrumen yang digunakan akan diuji menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: Keterangan: = Koefisien Korelasi tiap item ∑X = Skor tiap butir soal ∑Y = Skor total yang diperoleh N = Jumlah subyekresponden ∑ = Jumlah kuadrat skor item ∑ = Jumlah kuadrat skor total ∑XY = Jumlah perkalian skor item dan skor soal Untuk mengetahui item soal yang digunakan valid atau tidaknya, maka r hitung harus dibandingkan dengan r tabel dan pada umumnya taraf signifikan yang digunakan adalah 5. Apabila r hitung ≥ r tabel maka instrument yang digunakan bisa dikatakan valid, begitu juga sebaliknya jika r hitung ≤ r tabel , maka instrumen yang digunakan bisa dikatakan tidak valid dan tidak layak digunakan untuk pengambilan data. Arikunto, 2006:72 Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan 35 butir soal pilihan ganda, dengan n=35 dan taraf nyata α=5.Hasil perhitungan validitas instrumen uji coba soal menunjukkan bahwa tidak semua soal termasuk dalam kategori valid. Butir soal yang valid dan tidak valid dapat dilihat dalam tebel berikut: Tabel 3.2 Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba No. Kriteria Keterangan Butir Soal Jumlah 1 Valid 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 33, 34 dan 35 27 2 Tidak Valid 1, 7, 9, 19, 21, 27, 28 dan 32 8 Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2011 pada lampiran 9

2.5.2.3.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas soal adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan pada obyek yang sama. Suatu instrumen bisa dipercaya atau tidak untuk digunakan sebagai alat pengambilan data, maka perlu dilakukan uji reliabilitas terhadap instrument. Untuk mengujinya akan digunakan rumus: ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - = å 2 2 11 1 S pq S n n r Dimana: 11 r = Reliabilitas tes secara keseluruhan P = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q=1-p å pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q n = Banyaknya item S = Standar deviasi dari tes standar deviasi adalah akar Varians Arikunto, 2006:100 Berdasarkan hasil perhitungan tingkat reliabilitas diketahui pada α = 5 dengan n = 35 diperoleh r tabel = 0,329 dan r 11 = 1,015 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen reliabel karena r 11 r tabel . Berdasarkan hasil uji coba dari 35 soal hanya 27 soal yang valid sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.3 Analisis Reliabilitas Butir Soal Uji Coba No Kriteria Butir Soal Jumlah 1 Rendah Sekali 29 1 2 Rendah 4, 5, 8, 16, 17, 18, 33 dan 35 8 3 Sedang 2, 3, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 20, 23, 24, 25, 26, 17 30, 31 dan 34 4 Sangat Tinggi 1 1 Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2011 pada lampiran 9

3.5.2.3.3. Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah, soal yang terlalu mudah tidak akan merangsang siswa untuk mempertinggi kemampuannya untuk menyelesaikan. Sebaliknya soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa patah semangat. Menurut Arikunto 2006 rumus yang digunakan untuk mencari indeks kesukaran adalah: JS B P = Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto, 2006:208 Berdasarkan hasil uji coba dari 35 soal hanya 27 soal yang valid sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba No. Kriteria Butir Soal Jumlah 1 Sukar 4, 18, 23, 29 dan 35 5 2 Sedang 5, 6, 8, 11, 12, 13, 16, 17, 20, 30, 31, 33 dan 34 13 3 Mudah 1, 2, 3, 10, 14, 15, 24, 25 dan 26 9 Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2011 pada lampiran 9

2.5.2.3.4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seperti halnya indeks kesukaran, Indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif, tetapi pada indeks diskriminasi mengenal tanda negatif. Menurut Arikunto 2006 untuk menentukan indeks diskriminasi digunakan rumus: B A B B A A P P J B J B D - = - = Keterangan : J = Jumlah peserta tes A J = Banyaknya peserta kelompok atas B J = Banyaknya peserta kelompok bawah A B =Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar A A A J B P = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar B B B J B P = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Arikunto, 2006:213 Berdasarkan hasil uji coba dari 35 soal hanya 27 soal yang valid sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: Tahap 3.5 Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba No. Kriteria Butir Soal Jumlah 1 Jelek 1, 17, 20 dan 29 4 2 Cukup 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 15, 16, 18, 23, 24, 25, 30, 31, 34 dan 35 17 3 Baik 8, 12, 13, 14, 26 dan 33 6 4 Baik Sekali - Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2011 pada lampiran 9

3.5.3. Tahap pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan pembelajaran kelompok eksperimen menggunakan metode konvensional berbantuan Macromedia Flash sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran akuntansi perusahaan dagang. Pelaksanaan pembelajaran kelompok eksperimen menggunakan metode konvensional berbantuan Macromedia Flash. Adapun tahap-tahap proses pembelajaran pada kelompok eksperimen adalah: a. Pertemuan I 2 x 45 menit 1. Guru memperkenalkan dan memberikan penjelasan tentang media pembelajaran berbasis Macromedia Flash 2. Guru memberikan pre test 3. Guru menjelaskan materi tentang akuntansi perusahaan dagang dengan bantuan Macromedia Flash b. Pertemuan II 3x45 menit 1. Guru mereview materi pada pertemuan sebelumnya 2. Guru menjelaskan materi tentang jurnal umum dengan Macromedia Flash 3. Guru memberikan permasalahan pada siswa untuk dikerjakan secara individu 4. Guru mengarahkan siswa untuk menjawab soal yang diberikan oleh guru 5. Guru membantu siswa untuk menarik kesimpulan c. Pertemuan III 3x45 menit 1. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya 2. Guru menjelaskan materi tentang jurnal khusus dengan bantuan Macromedia Flash 3. Guru memberikan permasalahan pada siswa untuk dikerjakan secara individu 4. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. 5. Guru membantu siswa untuk menarik kesimpulan d. Pertemuan IV 3x45 menit 1. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya 2. Guru melenjutkan materi tentang buku besar utama dan buku besar pembantu dengan bantuan Macromedia Flash 3. Guru memberikan permasalahan pada siswa untuk dikerjakan secara individu 4. Guru mengarahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok masing- masing untuk mendiskusikan hasil pekerjaannya. 5. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 6. Guru membantu siswa untuk menarik kesimpulan e. Pertemuan V 2x45 menit 1. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya 2. Guru menjelaskan materi tentang jurnal penyesuaian dengan bantuan Macromedia Flash 3. Guru memberikan permasalahan pada siswa untuk dikerjakan secara individu 4. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. 5. Guru membantu siswa untuk menarik kesimpulan f. Pertemuan VI 3x45 menit 1. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya 2. Guru melenjutkan materi tentang laporan keuangan dengan bantuan Macromedia Flash 3. Guru memberikan permasalahan pada siswa untuk dikerjakan secara individu 4. Guru mengarahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok masing- masing untuk mendiskusikan hasil pekerjaannya. 5. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 6. Guru membantu siswa untuk menarik kesimpulan g. Pertemuan VII 2x45 menit 1. Guru memberikan posttest dalam bentuk butir soal obyektif 2. Guru memberi skor pada hasil posttes yang telah dikerjakan dengan meminta bantuan siswa untuk mencocokkan jawaban 3. Guru menegaskan kembali tentang mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang Sedangkan pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Adapun tahap-tahap pembelajaran pada kelompok kontrol adalah: a. Pertemuan I 2x45 menit 2. Guru memperkenalkan diri pada siswa 3. Guru memberikan pretest pada siswa 4. Guru menjelaskan materi tentang akuntansi perusahaan dagang dengan metode konvensional b. Pertemuan II 3x45 menit 1. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya 2. Guru menjelaskan materi tentang jurnal umum dengan metode konvensional 3. Guru memberikan permasalahan pada siswa untuk dikerjakan 4. Guru membahas permasalahan secara bersama-sama 5. Guru membantu siswa untuk menarik kesimpulan c. Pertemuan III 3x45 menit 1. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya 2. Guru menjelaskan materi tentang jurnal khusus dengan metode konvensional 3. Guru memberikan permasalahan pada siswa untuk dikerjakan 4. Guru membahas permasalahan secara bersama-sama 5. Guru membantu siswa untuk menarik kesimpulan d. Pertemuan IV 3x45 menit 1. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya 2. Guru melanjutkan materi tentang buku besar utama dan buku besar pembantu dengan metode konvensional 3. Guru memberikan permasalahan pada siswa untuk dikerjakan 4. Guru membahas permasalahan secara bersama-sama 5. Guru membantu siswa untuk menarik kesimpulan e. Pertemuan V 2x45 menit 1. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya 2. Guru menjelaskan materi tentang jurnal penyesuaian dengan metode konvensional 3. Guru memberikan permasalahan pada siswa untuk dikerjakan secara individu 4. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. 5. Guru membantu siswa untuk menarik kesimpulan f. Pertemuan VI 3x45 menit 1. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya 2. Guru melenjutkan materi tentang laporan keuangan dengan metode konvensional 3. Guru memberikan permasalahan pada siswa untuk dikerjakan secara individu 4. Guru mengarahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok masing- masing untuk mendiskusikan hasil pekerjaannya. 5. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 6. Guru membantu siswa untuk menarik kesimpulan g. Pertemuan VI 2x45 menit 1. Guru memberikan posttest dalam bentuk butir soal obyektif 2. Guru memberi skor pada hasil posttes yang telah dikerjakan dengan meminta bantuan siswa untuk mencocokkan jawaban 3. Guru menegaskan kembali tentang mata peajaran akuntansi perusahaan dagang.

3.6. Teknik Analisis data

3.6.1. Analisis Tahap Awal

Sebelum eksperimen dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pemadanan antara populasi. Pemadanan dalam penelitian ini berdasarkan nilai rata-rata pretest semua siswa kelas X Akuntansi.Analisis tahap awal dalam penilitian ini

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR KOSMETIKA TRADISIONAL SISWA SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 5 28

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA MATERI PEMBELAJARAN SISTEM KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC.

0 3 20

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA MATERI PEMBELAJARAN ASAM BASA TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC.

2 8 19

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MACROMEDIA FLASH PADAMATERI PEMBELAJARAN ASAM BASA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC.

0 2 29

PENGGUNAAN MEDIA AJAR ANIMASI MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PERBAIKAN SISTEM REM DI SMK SWASTA PEMDA RANTAU PRAPAT.

0 2 15

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA ARCS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA ARCS (ATTENTION RELVANSI CONFIDENCE SATISFACTION) DEMI MENUNJAN

0 0 15

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK.

0 0 19

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA KOMPETENSI INSTALASI PENERANGAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 WONOSARI.

0 2 171

MEDIA PEMBELAJARAN PERAKITAN PC DENGAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK.

0 0 2

MEDIA PEMBELAJARAN PERAKITAN PC DENGAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK.

0 0 69