Kelembagaan dan Perdagangan Tinjauan Studi Terdahulu

economies of scale dalam produksi. Artinya, seandainya setiap negara bisa membatasi kegiatan produksinya untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu saja, maka mereka berpeluang memusatkan perhatian dengan segala sumberdaya yang dimilikinya sehingga dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar sehingga lebih efisien dibandingkan jika negara tersebut mencoba memproduksi berbagai jenis barang secara sekaligus. Perbedaan sumberdaya yang dimiliki menyebabkan setiap negara berusaha menghasilkan produk yang bisa diproduksinya dengan biaya yang relatif lebih murah dibanding mengimpor. Perbedaan sumberdaya ini juga memungkinkan untuk menjualnya produk ke negara lain yang memproduksinya dengan biaya yang relatif lebih mahal. Hal ini akan menyebabkan timbulnya perbedaan harga, sehingga terdapat alternatif pilihan apakah negara akan menjual atau membeli produk dari negara lain. Pada gilirannya akan terjadi spesialisasi dalam perdagangan. Salah satu atau kedua negara yang terlibat dalam perdagangan akan memperoleh manfaat berupa keuntungan perdagangan. Caves et. al., 1993; Chacoliades, 1978; Dunn dan Mutti 2000; dalam Salvatore, 2000. Skala ekonomis sendiri meliputi skala ekonomis eksternal dan skala ekonomis internal. Skala ekonomis eksternal external economies of scale akan tercipta apabila jumlah biaya per unit sudah tergantung pada besarnya industri, sementara skala ekonomis internal internal economies of scale terjadi jika biaya per unit tergantung pada besarnya satu perusahaan, sehingga tidak perlu dikaitkan dengan besarnya industri yang bersangkutan Krugman and Maurice 2000. Skala ekonomis eksternal dan internal menimbulkan implikasi yang berbeda terhadap struktur suatu industri. Suatu industri dimana skala ekonomisnya bersifat eksternal yaitu tidak ada keunggulan khusus bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki skala besar, biasanya akan terdiri dari banyak perusahaan kecil, dan strukturnya akan berkembang menjadi persaingan sempurna. Namun sebaliknya, jika skala ekonomis internal memberikan perusahaan-perusahaan besar suatu keunggulan biaya atas perusahaan-perusahaan kecil, akan menciptakan struktur pasar persaingan tidak sempurna Salvatore 1997. Namun demikian perdagangan saja tidak cukup, walaupun perdagangan dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi, terdapat faktor lain yang turut menentukan yaitu infrastruktur dan kelembagaan. Infrastruktur merupakan salah satu faktor yang turut menentukan perdagangan. Salah satu infrastruktur yang sangat penting dalam perdagangan adalah infrastruktur transportasi yang akan memengaruhi biaya transportasi. Pentingnya biaya transportasi mulai diperkenalkan oleh Krugman pada tahun 1979 melalui teori perdagangan baru New Trade Theory. Dalam teori perdagangan baru ini, tidak seperti dalam teori-teori sebelumnya, perdagangan antar negara tidak tergantung dari keunggulan komparatif. Menurut Krugman 1979 perdagangan antar negara dapat tetap terjadi dan menguntungkan walaupun tidak terdapat keunggulan komparatif. Teori ini mulai dikembangkan karena berdasarkan fakta, sebagian besar perdagangan internasional terjadi antar negara yang memiliki faktor produksi serupa. Teori perdagangan baru menjelaskan perdagangan intra industri yang umumnya terjadi antar negara dalam satu wilayah regional yang memiliki faktor produksi serupa Muusa 2010. Teori ini menjelaskan bahwa perdagangan antar negara disebabkan masing-masing negara berusaha mencapai skala ekonomi. Karena adanya skala ekonomis, tidak ada negara yang dapat menghasilkan seluruh ragam produk, sehingga walaupun kedua negara tersebut bersama-sama menghasilkan sejumlah produk manufaktur misalnya, mereka akan menghasilkan barang-barang manufaktur yang berbeda. Selain itu, konsumen menyukai variasi pilihan dalam produk yang dikonsumsinya. Dibukanya perdagangan internasional akan meningkatkan ragam produk yang dapat dikonsumsi karena meningkatnya pasar. Meningkatnya pasar selanjutnya akan menguntungkan bagi produsen untuk meningkatkan produksinya. Jika suatu negara menghasilkan produk dengan ragam yang terbatas, maka negara itu dapat memproduksi dalam jumlah yang lebih besar. Dengan demikian akan lebih efisien jika dilakukan perdagangan dengan negara lain dibandingkan jika negara itu memproduksi semua ragam produk sendiri. Teori tersebut mengalami perkembangan pada tahun 1980, dimana menurut Krugman, peningkatan pasar tidak menyebabkan increasing return to scale pada perusahaan produsen. Perdagangan internasional hanya terjadi akibat konsumen lebih menyukai ragam produk yang tinggi dalam konsumsinya. Asumsi dalam teori ini adalah masing-masing negara hanya memproduksi satu jenis barang. Suatu negara akan memproduksi barang yang memiliki tingkat permintaan tertinggi di negaranya dan mengimpor ragam barang lainnya. Perdagangan internasional yang melibatkan pertukaran produk-produk dari sektor industri yang sama disebut sebagai perdagangan intra-industri intra-industry, sedangkan perdagangan antar-industri adalah melibatkan pertukaran produk- produk yang berbeda. Pada dasarnya perdagangan intra-industri didasari motif untuk meraih keuntungan yang bersumber dari skala ekonomis produksi. Artinya, persaingan internasional mendorong setiap perusahaan atau pabrik untuk membatasi model atau tipe produknya agar dapat mengerahkan sumberdayanya untuk menghasilkan produk yang terbatas dengan kualitas terbaik dan harga bersaing. Arti penting perdagangan intra industri semakin penting ketika tarif dan berbagai hambatan perdagangan lainnya dikurangi bahkan dihapuskan yang diawali di Kawasan Eropa tahun 1958 Salvatore 1997. Tidak seperti pada teori perdagangan sebelumnya yang mengasumsikan biaya transportasi a ntar negara adalah “nol”, maka dalam teori perdagangan baru sudah memasukkan asumsi adanya biaya transportasi dalam perdagangan antar negara. Biaya transportasi memberikan pengaruh langsung yang sangat besar terhadap perdagangan baik perdagangan domestik maupun internasional, yakni dengan meningkatkan harga atau komoditi yang diperdagangkan, baik bagi negara pengekspor maupun bagi negara pengimpor. Selain itu biaya transportasi juga memberikan pengaruh tidak langsung terhadap lokasi penyelenggaraan produksi dan pusat-pusat kegiatan industri terutama yang berskala internasional yang meliputi : pertama, industri yang berorientasi pada sumberdaya resource oriented industries yaitu industri yang cenderung berlokasi pada pusat sumber bahan baku yang diperlukan industri pertambangan, industri baja, industri kimia dasar, dan industri alumunium. Industri ini umumnya memiliki biaya transportasi dalam penyediaan bahan bakunya relatif lebih tinggi dibandingkan biaya transportasi produk yang dihasilkannya ketika diantarkan ke konsumen. Kedua, industri yang