Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Indonesia

Sumber : BPS, 2000-2011 Gambar 21. Nilai Impor Indonesia Berdasarkan Kelompok Negara Asal Melalui Moda Transportasi Udara, Tahun 2000-2011 Impor Berdasarkan Kelompok Komoditi Data impor Indonesia berdasarkan kelompok komoditi melalui Transportasi Udara Tahun 2010-2011 menunjukkan bahwa terdapat dua produk yang nilai impornya menurun dan 3 produk yang volume impornya menurun, sedangkan yang lainya mengalami peningkatan dari tahun 2010-2011. Akan tetapi, secara keseluruhan impor melalui transportasi udara baik dari segi volume maupun nilai terus mengalami peningkatan. Berat dan nilai impor tertinggi yaitu mesin dan peralatan transportasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap produk tersebut cukup tinggi dan permintaan akan produk tersebut terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada urutan kedua tertinggi dalam volume maupun nilai impor melalui transportasi udara Indonesia yaitu untuk produk barang-barang manufaktur, yang menunjukkan Indonesia masih sangat tergantung terhadap barang manufaktur dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Secara rinci, data impor Indonesia berdasarkan kelompok komoditi melalui Transportasi Udara Tahun 2010-2011 dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Impor Indonesia Berdasarkan Kelompok Komoditi melalui Transportasi Udara, Tahun 2010-2011 No Jenis komoditi 2010 2011 Berat Ribu Kg Nilai Ribu US Berat Ribu Kg Nilai Ribu US 1 Makanan dan hewan hidup 1,925.04 34,702.80 16,690.78 48,336.43 2 Minuman dan tembakau 167.09 1,289.98 163.34 1,598.26 3 Bahanmentah, dapat dimakan, kecualibahan bakar 665.23 26,190.54 732.90 33,146.87 4 Bahan bakar mineral, pelumasdan bahan terkait 5,529.83 4,642.27 197.25 2,650.78 5 Minyak hewani dan nabati dan lemak 123.10 2,940.71 90.60 2,729.56 6 Bahan kimia 10,929.27 897,620.84 10,744.49 1,047,289.38 7 Barang-barang manufakturterutamadi klasifikasikanoleh bahan 31,441.89 861,623.25 33,329.81 1,062,525.26 8 Mesin dan peralatan transportasi 67,446.90 8,213,705.71 70,759.49 9,221,581.01 9 Berbagai macam barang buatan pabrik 15,774,.32 969,734.12 18,301.90 1,185,691.82 10 Commod. transacts. Not class. Accord. To kind Komoditi lain 8.09 44,959.37 9.85 69,316.97 Total 134,010.76 11,057,638.59 151,020.44 12,674,866.33 Sumber : BPS, 2010-2011 Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB VII. PENGARUH KUALITAS INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

DAN KELEMBAGAAN TERHADAP PERDAGANGAN Secara umum pembahasan pada Bab VII ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian kedua dan ketiga. Sistematika penyajian pada bab ini akan dibagi menjadi dua bagian yaitu, pertama, kualitas inftastruktur transportasi dan kelembagaan serta pengaruhnya terhadap biaya dan volume ekspor Indonesia. Kedua, kualitas inftastruktur transportasi dan kelembagaan serta pengaruhnya terhadap biaya dan volume impor Indonesia. Limao dan Anthony 2001 menjelaskan bahwa biaya perdagangan internasional meliputi empat hal. Pertama, biaya perpindahan barang secara internasional biaya pengiriman langsung. Kedua, biaya informasi biaya mengidentifikasi mitra dagang potensial. Ketiga, biaya manajemen dan pengawasan, dan keempat, biaya waktu. Dalam penelitian ini pengukuran biaya perdagangan mengacu kepada penelitian Limao dan Anthony 2001 yaitu perbandingan nilai cost of insurance and freight cif dengan free on board fob yang juga seringkali disebut sebagai biaya transportasi. Pembahasan akan dititikberatkan pada berbagai indikator kualitas infrastruktur transportasi dan indikator kualitas kelembagaan terhadap perdagangan baik ekspor maupun impor, berdasarkan moda transportasi baik total tanpa membedakan moda transportasi maupun berdasarkan moda transportasi laut dan udara. Periode waktu yang dianalisis adalah tahun 2006- 2011. Kualitas infrastruktur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitas infrastruktur keseluruhan INFRA dari negara pengekspor maupun pengimpor yang meliputi infrastruktur transportasi, komunikasi dan energi, serta indikator kualitas infrastruktur transportasi yang kemudian dijabarkan menjadi kualitas pelabuhan, kualitas bandara, kualitas konektivitas terhadap pelayaran internasional LSCI, dan kualitas jalan yang dinyatakan dalam indeks. Sementara yang dimaksud kualitas kelembagaan adalah kualitas kelembagaan secara keseluruhan INST dan beberapa indikator kualitas kelembagaan yang berasal dari Global Competitiveness Indeks dan econonomic freedom, yaitu