Rangkaian hambatan listrik 1. Rangkaian Hambatan Seri

commit to user 24 berfungsi karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial. besar beda potensial yang ditimbulkan, maka kuat arus yang mengalir makin besar pula. Besarnya perbandingan antara beda potensial dan kuat arus listrik selalu sama konstan. Jadi, beda potensial sebanding dengan kuat arus V ~ I. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. � = 2.5 Keterangan: V : beda potensial atau tegangan V I : kuat arus A R : hambatan listrik Ω Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm, yang berbunyi “Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstantetap. ”

d. Rangkaian hambatan listrik 1. Rangkaian Hambatan Seri

Rangkaian hambatan seri adalah rangkaian yang disusun secara berurutan segaris. Pada rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, besar kuat arus di setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama. Jadi, semua hambatan yang terpasang pada rangkaian tersebut dialiri arus listrik yang besarnya sama. Bila salah satu hambatan ada yang putus, maka arus listrik pada rangkaian tersebut juga putustidak mengalir. Ketika dua hambatan atau lebih dirangkai seri sesuai dengan Gambar 2.3, muatan yang mengalir pada R 1 , R 2 , dan R 3 sama. Gambar 2.3 Rangkaian Hambatan Seri commit to user 25 ∆� = � + � + � Yang menunjukkan bahwa hambatan yang dirangkai diatas dialiri arus yang sama besarnya. Sehingga : ∆V = � 1 + 2 + 3 � �� = 1 + 2 + 3 2.6 Persamaan 2.6 menunjukkan hambatan yang dirangkai seri setara dengan penjumlahan linear hambatan dan selalu lebih besar daripada rangkaian tunggal apapun. Pada rangkaian seri jika salah satu rangkaian dalam keadaan terbuka maka rangkaian hambatan yag lainnya tidak akan beroperasi. 2. Rangkaian Hambatan Paralel Hambatan paralel adalah rangkaian yang disusun secara berdampingan berjajar. Jika hambatan yang dirangkai paralel dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, maka tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan adalah sama. Sesuai dengan Hukum I Kirchoff, jumlah kuat arus yang mengalir pada masing-masing hambatan sama dengan kuat arus yang mengalir pada penghantar utama. Pada dua hambatan atau lebih yang dirangkai parallel, ketika arus mencapai titik a sesuai gambar yang disebut daerah percabangan, arus tersebut akan terpecah melalui R 1 , R 2 , dan R 3 . Karena arus listrik merupakan konservasi, maka total arus I yang keluar percabangan sama dengan total arus yang masuk percabangan. � = � 1 + � 2 + � 3 Dapat dilihat pada Gambar 2.4, ketika resistor dirangkai parallel, memiliki beda potensial yang sama pada tiap percabangannya maka : � = � 1 + � 2 + � 3 = ∆ 1 + ∆ 2 + ∆ 3 = ∆ . 1 1 + 1 2 + 1 3 1 = 1 1 + 1 2 + 1 3 2.7 commit to user 26 Gambar 2.4 Rangkaian Hambatan Paralel Invers dari hambatan total yang dirangkai paralel sama dengan penjumlahan invers hambatan tersebut. Sehingga besar hambatan total akan selalu lebih kecil dari pada hambatan terkecil pada rangkaian. Rangkaian listrik rumah tangga menggunakan rangkaian listrik paralel. Kerena jika salah satu alat listrik pada keadaan terbuka, maka alat listrik yang lainnya masih dapat dioperasikan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan yang dapat mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian dari : Widoretno dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan antara motivasi belajar dan kondisi keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas II Semester 3 Rumpun Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta.” Menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas II. Penelitian tersebut dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2006 2007. Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment yang dikonsultasikan r - tabel pada tingkat signifikansi 5 dan n=45. Hasil analisis ditunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas II. Terbukti dengan hasil analisis data diperoleh r hitung r tabel, atau 0,635 0,294 pada taraf signifikansi 5 yang artinya siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PATI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 156

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS X Hubungan Motivasi Belajar Dan Dukungan Keluarga Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X Di SMK Negeri 5 Surakarta.

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas Unggulan.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas Unggulan.

0 0 16

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL KELUARGA, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KEMANDIRIAN BELAJAR Hubungan Interaksi Sosial Keluarga, Motivasi Berprestasi, dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMK Negeri 5 Surakarta.

0 0 15

Hubungan antara persepsi siswa terhadap pembelajaran Fisika dengan motivasi belajar Fisika di kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

1 7 132

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA.

0 0 17

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Pemanfaatan Sumber Belajar terhadap Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelas X SMA AWAL PENDAHULUAN

0 0 17

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Interaksi Sosial Siswa dalam Kelas dengan Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelas XI IMG 20150706 0001

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA SHALOM BENGKAYANG.

0 0 1