commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam lingkup pendidikan di sekolah, guru bertindak sebagai orang tua kedua bagi seorang siswa. Sedangkan orang tua siswa dalam ruang lingkup
pendidikan di sekolah berperan sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi seorang siswa dalam lingkungan keluarga. Lingkungan masyarakat menjadi pihak
yang menilai atau mengevaluasi terhadap peningkatan mutu dan perkembangan dunia pendidikan, menjadi wadah dimana siswa berinteraksi sosial, bersosialisasi,
dan menerapkan pendidikan yang telah diterima di lingkungan sekolah, maupun lingkungan keluarga.
Berdasarkan pada berbagai pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, menunjukkan adanya kenyataan bahwa tidak semua siswa mempunyai
kemampuan kognitif yang baik. Hal ini dapat dicontohkan pada mata pelajaran Fisika di tingkat SMA. Mata pelajaran Fisika seharusnya menjadi bahan belajar
yang menarik dan menyenangkan untuk dipelajari oleh siswa, karena sebagian besar gejala Fisika dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Pada
kenyataannnya, mata pelajaran Fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang disenangi dan bahkan ditakuti siswa karena dianggap sulit. Berdasarkan
pengamatan di beberapa sekolah, siswa sering mengeluh ketika harus mengerjakan soal-soal Fisika. Di samping itu, dilihat dari hasil tes mata pelajaran
Fisika siswa, nilai rata-rata siswa untuk mata pelajaran Fisika cenderung lebih rendah dari mata pelajaran lain.
Terdapat dua faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat menyebabkan bervariasinya pencapaian prestasi belajar
siswa. Menurut Ngalim Purwanto 2010: 102, dua faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses belajar, yaitu:
1. Faktor yang ada pada individu itu sendiri yang disebut faktor individual, meliputi antara lain: intelegensi, bakat, minat, kecerdasan, motivasi,
kematangan.
commit to user 2
2. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, meliputi antara lain: keluarga, guru dan cara mengajarnya, serta alat-alat yang
digunakan dalam proses belajar-mengajar Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan tinggi
rendahnya prestasi belajar siswa. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik,
berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga
seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Menurut Hamzah B. Uno 2007: 23,
”Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
mengadakan perubahan tingkah laku ”. Hal itu mempunyai peranan besar dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Selain motivasi belajar, interaksi sosial dalam keluarga juga turut
memegang peranan dalam menentukan prestasi belajar siswa. Secara umum interaksi sosial terjadi antar individu, individu dengan kelompok, dan antar
kelompok. Menurut Gillin dalam Soerjono Soekanto 2003: 71, “Ada dua macam
proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial adalah 1.
Proses yang asosiatif Processes of assosiation yang terbagi ke dalam bentuk khusus lagi yakni:
a. Akomodasi
b. Asimilasi dan akulturasi
2. Proses yang diasosiatif Processes of assosiation yang mencakup:
a. Persaingan
b. Persaingan yang meliputi kontroversi dan pertentangan atau pertikaian
conflict. Interaksi sosial dalam keluarga dapat menjadi penentu tingkat
keberhasilan prestasi belajar anak. Secara langsung maupun tidak langsung, bentuk-bentuk interaksi dalam keluarga dapat berhubungan dengan proses belajar-
mengajar. Bila interaksi berjalan baik, akan terjalin suatu kerjasama yang sehat, ada ketenangan dan dapat menciptakan konsentrasi yang tinggi pada pribadi anak
commit to user 3
dalam belajar. Sehingga proses belajar akan berjalan dengan lancar dan hasil yang dicapai akan maksimal.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan dengan judul “HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI
SOSIAL DALAM KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA KELAS X SMA.
”
B. Identifikasi Masalah