commit to user 18
hukuman dari orang tua. Semakin otoriter pendidikan anak, semakin mendendam anak itu dan semakin besar kemungkinan anak akan senang melawan dan tidak
patuh secara sengaja. Perilaku menentang sangat besar perannya dalam memburuknya hubungan orang tua-anak dengan bertambahnya usia anak.
3. Kemampuan Kognitif Fisika
a. Pengertian Kemampuan Kognitif
Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal dan diakui oleh para ahli pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Menurut Neiser dalam Muhibbin Syah 2006: 66, istilah Cognitive berasal dari conition yang mempunyai sinonim knowing yang artinya
mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition kognisi aialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan Dalam perkembangannya istilah kognitif menjadi
popular sebagai salah satu domain atau ranah kemampuan psikologi manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan, dan keyakinan. Kemampuan kejiwaan yang berpusat di otak ini berhubungan dengan
konasi kehendak dan afeksi perasaan yang bertalian dengan ranah rasa. Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk
dikuasai karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.
Kemampuan kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan individu untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara optimal untuk pemecahan
masalah yang berhubungan dengan diri dan lingkungan sekitar. Itulah sebabnya pendidikan dan pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan kognitif para
siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab. Tanpa kemampuan kognitif, mustahil siswa dapat memahami faedah dan menangkap pesan-pesan
moral yang terkandung dalam materi pelajaran yang diikuti. Benyamin S. Bloom dalam Djaali 2006: 77 telah mengembangkan
taksonomi untuk domain kogntif. Taksonomi adalah metode untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi dari kegiatan mental,
dengan enam tahap sebagai berikut.
commit to user 19
1. Pengetahuan knowledge ialah kemampuan untuk menghafal, mengingat, atau mengulangi informasi yang pernah diberikan.
2. Pemahaman comprehension ialah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulan informasi dengan mengguakan bahasa sendiri.
3. Aplikasi application ialah kemampuan menggunakan informasi, teori, dan aturan pada situasi baru.
4. Analisis analysis ialah kemampuan mengurai pemikiran yang kompleks, dan mengenai bagian-bagian serta hubungannya.
5. Sintesis synthesis ialah kemampuan mengumpulkan komponen yang sama guna membentuk suatu pola pemikiran yang baru.
6. Evaluasi evaluation ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Anderson memperbaiki taksonomi Bloom dengan mengklasifikasikan proses kognitif menjadi enam kategori. Menurut P. Siahaan 2011: 2 perbaikan
taksonomi Bloom meliputi: 1
Mengingat ialah menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan, dan pengenalan.
2 Memahami
ialah menerjemahkan,
menjabarkan, menafsirkan,
menyederhanakan, dan membuat perhitungn 3
Menerapkan ialah Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan mengenali pola penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak berbeda
atau berlainan. 4
Menganalisis ialah Memecahkan ke dalam bagian, bentuk, dan pola. 5
Menilai ialah kemampuan untuk memeriksa dan mengkritik berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
6 Menciptakan ialah kemampuan Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk
atau pola yang sebelumnya kurang jelas. Menurut Slameto dalam Syaiful Bahri Djamarah 2008: 202 “Ada tiga
kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Persepsi adalah
proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia.
commit to user 20
Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukannya lewat indranya, yaitu indra
penglihatan, pendengar, peraba,perasa, dan pencium. Dalam pengajaran guru harus menanamkan pengertian dengan cara
menjelaskan materi pelajaran sejelas-jelasnya, bukan bertele-tele kepada anak didik, sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi anak didik. Kemungkinan
kecilnya kesalahan persepsi anak bila penjelasan yang diberikan itu mendekati objek yang sebenarnya. Semakin dekat penjelasan guru dengan realitas kehidupan
semakin mudah anak didik menerima dan mencerna materi pelajaran yang disajikan. Seorang anak yang telah memiliki kemampuan persepsi ini berarti telah
mampu menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, entah objek itu orang, benda, atau kejadianperistiwa.
Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, di mana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan
yang diperoleh di masa yang lampau. Terdapat dua bentuk mengingat yang paling menarik perhatian, yaitu mengenal kembali dan mengingat kembali. Dalam
mengenal kembali, orang berhadapan dengan suatu objek dan pada saat itu dia menyadari bahwa objek itu pernah dijumpai di masa yang lampau. Dalam
mengenal kembali, aktivitas mengingat ternyata terikat pada kontak kembali dengan objek; seandainya tidak ada kontak, juga tidak terjadi mengingat.
Teringatnya kembali kesan-kesan dilampau itu karena kesan-kesan yang berada di alam bawah sadar dengan cara “asosiasi”. Oleh karena itu, dalam mengenal
kembali, orang tahu bahwa objek yang dijumpainya sekarang ini cocok dengan suatu gagasan, pikiran atau tanggapan yang tersimpan dalam ingatannya, sejak
bertemu dengan objek itu untuk pertama kali di masa lalu. Kegiatan mengingat kembali ini merupakan kegiatan yang terbanyak dilakukan anak didik di sekolah.
Materi pelajaran yang bersifat hafalan sangat memerlukan kegiatan mengingat kembali ini. Konsentrasi tingkat tinggi sangat dituntut kepada anak didik untuk
mendukung usaha mengingat kembali materi yang sudah dihafal. Perkembangan berpikir seorang anak bergerak dari kegiatan berpikir
konkret menuju berpikir abstrak. Perubahan berpikir ini bergerak sesuai dengan
commit to user 21
meningkatnya usia seorang anak. Seorang guru perlu memahami kemampuan berpikir anak sehingga tidak memaksakan materi-materi pelajaran yang tingkat
kerusakannya tidak sesuai dengan usia anak untuk diterima dan dicerna oleh anak. Bila hal ini terjadi, maka anak mengalami kesukaran untuk mencerna gagasan-
gagasan dari materi pelajaran yang diberikan. Materi pelajaran jelas tak dapat dikuasai anak didik dengan baik. Maka gagallah usaha guru untuk membelajarkan
anak didik. Menurut Muhibbin Syah 2006: 85 “Sekurang-kurangnya ada dua
macam kecakapan kogniitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera khususnya oleh guru, yakni: 1 Strategi belajar memahami isi materi pelajaran; 2
strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pe
san moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.” Tugas guru dalam hal ini ialah menggunakan pendekatan mengajar yang memungkinkan para
siswa menggunakan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman yang mendalam terhadap isi materi pelajaran.
b. Pengertian Fisika