Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN

59

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Dalam merancang sebuah penelitian yang pertama ditentukan adalah paradigma. Secara umum paradigma didefinisikan sebagai seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakan-tindakan manusia yang disepakati bersama, baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam penelitian ilmiah. Paradigma dan metodelogi dianggap sebagai komponen-komponen yang secara inklusif mempengaruhi dan mengarahkan peneliti pada suatu kesadaran tertentu sehingga berbeda dengan peneliti lain Ratna, 2010:21. Jadi, paradigma dan metodelogis merupakan jiwa dan semangat penelitian yang diarahkan oleh teori dengan mempertimbangkan cara-cara yang sudah disepakati, yaitu metode dan teknik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan secara filosofis ada empat faktor yang mempengaruhi, yaitu: faktor ontologis, epistemologis, aksiologis, dan faktor metodelogis Ratna, 2010:31. Metode kualitatif memberi perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Dalam hubungan ini metode kualitatif dianggap sama dengan metode pemahaman atau verstehen dan sesuai dengan namanya metode kualitatif lebih mempertahankan hakikat nilai. 59 60 Selain itu aspek sosio kultural berperan dalam menentukan perkembangan bentuk bahasa, maupun perubahan maknanya. Dalam menentukan fungsi ada tiga faktor yang terkait, yakni: 1 ideasional, isi pesan yang ingin disampaikan; 2 interpersonal, makna yang hadir dalam peristiwa tuturan; dan 3 tekstual, bentuk kebahasaan serta konteks tuturan yang merepresentasikan makna tuturan Halliday, 1978:111. Dalam hubungannya dengan kesastraan, bahwa sastra sebagai salah satu bentuk kreasi seni menggunakan bahasa sebagai pemaparannya. Berbeda dengan bahasa keseharian, bahasa dalam sastra memiliki kekhasan yang merupakan salah satu bentuk idiosyncratic, yakni tebaran kata yang digunakan merupakan hasil olahan dan ekspresi individual pengarangnya. Karya sastra dapat kehilangan identitas sumber tuturan, kepastian referen yang diacu, konteks tuturan yang secara pasti menunjang pesan dan keterbatasan tulisan yang mewakili bunyi ujaran. Lapis atau strata makna dalam sastra mencakup: a unit makna literal tersurat; b dunia rekaan pengarang; c dunia dari titik pandang tertentu dan pesan yang bersifat metafisis Sudaryat, 2011:8. Model penelitian yang bermaksud mengeksplorasi dan mengklasifikasi secara cermat dan sistematis terhadap fenomena atau fakta sosial tertentu, yaitu dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang diamati terutama berupa informasi Bungin, 2003:79. Ciri terpenting metode kualitatif, antara lain: 1 memberikan perhatian utama pada makna dan pesan, sesuai dengan hakikat objek; 2 lebih mengutamakan proses dibanding dengan hasil penelitian sehingga makna selalu berubah; 3 tidak ada jarak 61 antara subjek peneliti dengan objek penelitian, subjek peneliti sebagai instrument utama, sehingga terjadi interaksi langsung; 4 desain dan kerangka penelitian bersifat sementara sebab penelitian bersifat terbuka; 5 penelitian bersifat alamiah, terjadi dalam konteks sosial budayanya masing-masing Ratna, 2010:46-48. Pendekatan yang dipandang relevan adalah pendekatan pragmatis, yaitu pendekatan tentang struktur pesan dalam suatu komunikasi atau telaah mengenai aneka fungsi bahasa. Melalui analisis wacana tidak hanya diketahui isi teks yang terdapat pada wacana tetapi juga memahami pesan yang ingin disampaikan, mengapa harus disampaikan, dan bagaimana pesan-pesan itu tersusun serta dipahami. Dalam analisis wacana memungkinkan untuk memperlihatkan motivasi yang tersembunyi di balik teks atau di balik pilihan metode penelitian tertentu untuk menafsirkan teks. Wacana juga memiliki kesatuan dan konteks yang eksis dalam kehidupan sehari-hari contohnya, rekaman percakapan yang telah dinaskahkan. Oleh karena itu analisis wacana pada dasarnya merupakan analisis terhadap hubungan antara konteks- konteks yang terdapat dalam teks dan bertujuan menjelaskan hubungan antara kalimat atau ujaran yang membentuk wacana tersebut. Wacana mitos RK di Pesisir Bali Selatan, apabila dipandang atas dasar kepercayaan masyarakat pendukung terhadap makna keberadaan laut tepat menggunakan pendekatan pragmatis. Namun, wacana mitos RK dengan versi-versinya yang disampaikan oleh para informan dalam penelitian ini lebih tepat dianalisis dengan model wacana naratif terutama dalam menganalisis struktur instrinsik dan ekstrinsik guna menemukan fungsi pada setiap wacana. 62

3.2 Lokasi Penelitian