Rumusan Masalah Ruang Lingkup Penelitian

9 fenomena yang telah ditemukan. Dari fenomena itulah terinspirasi judul disertasi: “Persepsi Masyarakat terhadap Mitos Ratu Kidul di Pesisir Bali Selatan: Kajian Wacana Naratif”. Bahwa informasi yang ada di masyarakat dalam bentuk wacana perlu dikritisi kembali sesuai situasi, kondisi, sudut pandang, dan interpretasi para penyimak, peminat serta penikmatnya. Temuan yang berupa fenomena itu dideskripsikan, dianalisis, sehingga dapat dipahami wacana mitos RK di pesisir Bali Selatan yang dimaksudkan oleh masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan pragmatis yang mengarah pada wacana kritis, menjadi dasar kajian analisis wacana naratif. Hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat yang relevan bagi kehidupan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam teori kontemporer disebutkan, dominasi pikiran pun harus direkonstruksi, sehingga sistem simbol termasuk simbol suku primitif dapat dimanfaatkan dan diartikan. Manusia adalah entitas historis, keberadaannya ditentukan oleh sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, yaitu: hubungan manusia dengan alam sekitar, hubungan manusia dengan manusia lain, hubungan manusia dengan struktur dan institusi sosial, hubungan manusia dengan kebudayaan pada ruang dan waktu tertentu, manusia dan hubungan timbal balik antara teori dan praktik, serta manusia dan kesadaran religius atau para religius Ratna, 2010:351. Kaitannya dengan wacana mitos RK di Pesisir Bali Selatan, dengan latar ceritanya tergolong sastra yang bernuansa sejarah dan tidak asli dari daerah Bali, 10 bukan berarti diabaikan atau diremehkan kemunculannya. Justru yang diperlukan adalah gerakan cepat tanggap dari masyarakat untuk pemahaman dan penanganannya. Di zaman teknologi yang semakin canggih ini, ada kemungkinan mitos Ratu Penguasa Pantai Selatan sengaja dihidupkan diwacanakan oleh komunitas tertentu, dengan cara menampilkan kembali dalam wujud penghayatan yang disertai ritual. Wacana itu lalu difragmentasi dengan memberikan makna yang baru sesuai dengan situasi dan kondisi saat diwacanakan dan diteliti. Oleh karena itu, wacana mitos RK ‘dihidupkan’ karena ‘menghidupi’ masyarakat di tempat manapun wacana itu berkembang. Adapun rumusan masalah dari beberapa fenomena yang telah teridentifikasi, dan diteliti sebagai berikut. 1 Bagaimanakah Struktur Wacana Mitos RK di Pesisir Bali Selatan? 2 Bagaimanakah Fungsi Wacana Mitos RK di Pesisir Bali Selatan? 3 Apakah Makna Wacana Mitos RK di Pesisir Bali Selatan? 4 Bagaimanakah Persepsi Masyarakat dan Implikasi Wacana Mitos RK di Pesisir Bali Selatan? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian tentang wacana RK di Pesisir Bali Selatan merupakan penelitian lapangan. Oleh karena itu, secara ideal harus melalui tahapan kegiatan penelitian, seperti: pengumpulan data, pengolahan atau analisis data, dan penyajian hasil 11 penelitian. Dengan demikian, penelitian ini pun mempunyai tujuan, yaitu untuk menggali dan menemukan prinsip-prinsip serta pemahaman baru wacana mitos RK di pesisir Bali Selatan. Penelitian ini juga bertujuan memberikan pemahaman analitis dari sudut pandang wacana naratif. Cara ini dapat menunjukkan dan memberikan penekanan bahwa di era modern ini keyakinankepercayaan terhadap mitos yang masih hidup dan berkembang perlu dilestarikan. Wacana mitos RK yang melegenda dan bernuansa mistik telah mendapat pengakuan kesakralannya dari komunitas tertentu. Hal ini dapat menambah khasanah perbendaharaan sastra dan tradisi budaya di Bali khususnya. Pemahaman semacam itu diharapkan tidak terjadi kesalahpahaman antara pihak yang tidak melakukan penghayatan dengan pihak pendukung tradisi. Melalui pengungkapan fungsi dan makna wacana mitos RK bagi kehidupan spiritual, diharapkan agar berbagai pihak dapat memahami bahwa para pendukung telah merasakan ada kekuatan energi tertentu di balik ritual yang dilaksanakan atas nama mitos tersebut. Kekuatan-kekuatan itulah pada gilirannya menjadi aset yang berharga sebagai bentuk pola pikir masyarakat untuk tidak melupakan dan meninggalkan tradisi, sastra, dan sejarah.

1.3.2 Tujuan Khusus

Dalam rangka mewujudkan tujuan umum seperti tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan fokus tujuan melalui tahapan penelitian sesuai 12 rumusan masalah, menjadi tujuan khusus. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Mengidentifikasi, mentranskripsi, dan mendeskripsikan struktur wacana mitos RK di Pesisir Bali Selatan. 2 Mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasi fungsi wacana mitos RK di Pesisir Bali Selatan. 3 Menganalisis dan menginterpretasi makna wacana mitos RK di Pesisir Bali Selatan. 4 Memahami dan menginterpretasi persepsi masyarakat dan implikasi wacana mitos RK di Pesisir Bali Selatan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4. 1 Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan dunia ilmu wacana dan sastra, terutama tentang pemahaman tanda, petanda, dan penanda dalam mitos. Kemudian, diperoleh gambaran struktur, fungsi, dan makna terhadap fenomena yang terjadi dan dianggap masih misteri. Di samping itu, diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengembangan, perlindungan, dan revitalisasipemeliharaan tradisi sastra lisan nusantara. Akhirnya, dapat memperkaya khazanah perpustakaan bahasa, sastra, dan budaya. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti yang berminat melakukan kajian sejenis. 13

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagai berikut. 1 Bermanfaat bagi perubahan sikap, prilaku, dan cara pandang masyarakat Bali pada umumnya dalam memahami wacana mitos RK sebagai konsep kearifan lokal tentang etika pengelolaan dan pelestarian sumber mata air, khususnya laut. Dengan demikian, segala bentuk ritual penghormatan terhadap unsur- unsur alam, seperti: laut, gunung, dan darat menjadi semakin penting dilakukan oleh masyarakat untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan makhluk hidup. 2 Hasil kajian ini diharapkan bermanfaat sebagai apresiasi bagi mahasiswa yang berminat meneliti wacana dan sastra lisan. 3 Manfaat lain juga diharapkan sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak terkait dalam mengambil strategi serta kebijakan tentang tradisi dan sastra lisan di Bali, melalui penyamaan persepsi, demi memahami keragaman budaya, kearifan lokal, sastra dan agama, sebagai ciri masyarakat yang hiterogen. 4 Dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya yang gemar mempelajari tradisi dan sastra lisan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Setelah tujuan dan manfaat ditentukan, maka dilakukan pembatasan ruang lingkup penelitian. Hal ini penting agar kegiatan penelitian tidak melebar tanpa arah, karena dapat mengaburkan fokus penelitian. Mely G.Tan dalam Bungin, 2003:36, 14 menyebutkan beberapa dasar pertimbangan untuk menentukan batasan ruang lingkup penelitian, seperti: maksud dan perhatian peneliti, bahan atau data yang ada tentang masalah dan fenomena, serta penelitian lapangan yang sudah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian tentang wacana mitos RK di pesisir Bali Selatan, lokasi dan analisisnya juga dibatasi sesuai ruang lingkup wilayah pesisir Bali Selatan pesisir Gilimanuk sampai Padangbai. Namun, tidak meliputi pulau-pulau di seberang laut Bali Selatan dengan rumusan masalah sebagaimana disebutkan di atas. Pemilihan lokasi penelitian lebih difokuskan pada wilayah pesisir Bali Selatan, dari ujung Timur pesisir Selatan Kabupaten Karangasem, yaitu pantai Padangbai hingga ujung Barat pesisir Selatan Kabupaten Jembrana, yaitu pantai Gilimanuk. Oleh karena keterbatasan waktu penelitian, sehingga tidak meneliti pulau- pulau di seberang laut seperti Nusa Penida, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan pulau Menjangan. Ada ± 12-an duabelasan lokasi atau wilayah pesisir yang mewacanakan RK dan berkaitan dengan ‘Pura’. Data yang tidak berkaitan dengan Pura adalah kamar suci 327 dan Cottages 2401 hotel Inna Grand Bali Beach Sanur selanjutnya, disingkat IGBB. Pengambilan data dimulai dari hotel IGBB Sanur dan sekitarnya. Dari pesisir Denpasar bagian Selatan, kemudian menuju pesisir Gianyar bagian Selatan, Klungkung, Karangasem, lalu kembali di pesisir Badung bagian Selatan, Tabanan, dan Jembrana. Dengan tidak disengaja peneliti mendapat informasi bahwa, wacana mitos RK juga ada pada perbatasan Kabupaten Buleleng dengan Jembrana, yakni pada areal hutan Pura Segara Rupek Desa Sumber Kelampok, Kecamatan Grokgak. 15 Waktu pengumpulan data penelitian dilakukan selama 6 enam bulan, sejak Maret 2014 sampai Agustus 2014. Data yang telah terkumpul berupa informasi, diklasifikasi, diidentifikasi, ditranskripsi menjadi beberapa penggalan wacana. Kemudian, penggalan wacana yang berupa persepsi masyarakat itu difragmentasi, serta direkonstruksi menjadi tekswacana yang utuh. Bentuk persepsi masyarakat dianalisis dan diinterpretasi sesuai permasalahan yang dikaji dengan menggunakan metode serta teori yang relevan untuk memperoleh temuan dan kesimpulan. Pada saat melakukan observasi dengan menyusuri pesisir Bali Selatan, peneliti mewawancarai beberapa nara sumber yakni; para pemangku Pura yang mengetahui tentang wacana mitos RK, beberapa paranormal di Bali dan masyarakat nelayan yang bermukim di pesisir Bali Selatan. Para informan dipandang mengetahui, dan memahami, sehingga dapat menjelaskan asal usul wacana mitos RK hingga menjadi kepercayaan di Bali. Sebelum memfokuskan penelitian di Bali, peneliti telah mencari informasi awal di beberapa pesisir Selatan Jawa, sebagai tempat asal mitos RK yang sudah melegenda seperti di daerah Sukabumi pantai Pelabuhan Ratu, pantai Karang Hawu, pantai Parangtritis dan Cepuri Parang Kusumo Yogyakarta Selatan, Keraton Yogyakarta dan Solo, foto; 1,3,25,26,27,28 terlampir. Informasi yang diperoleh bervariasi, ada yang memitoskan sebagai putri raja, seorang penari kerajaan, bidadari, dan penguasa atau ratu makhluk halus, namun tidak membuatkan tempat pemujaan khusus seperti yang ditemukan di Bali. 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, LANDASAN TEORI,

DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Sejumlah pustaka yang berkaitan dengan wacana mitos RK sebagai objek bahasan sudah banyak beredar di Jawa. Terutama dalam bentuk buku yang isinya tentang RK baik berupa versi mitosnya maupun kaitannya dengan silsilah raja-raja penguasa tanah Jawa. Dari kerajaan Mataram Hindu, Pajajaran, Kediri, Majapahit, sampai berdirinya kerajaan Mataram Islam, bahkan hingga zaman Republik. Semua buku menceritakan RK di Jawa serta hubungannya dengan sejarah dan aktivitas para penguasa. Pustaka yang mengulas tentang asal usul cerita dan mitos RK di Bali tidak ditemukan, akan tetapi fenomenanya ada. Sebagai referensi ditemukan sebuah tulisan ilmiah pada Fakultas Sastra Universitas Udayana yang secara langsung masih berkaitan dan membicarakan tentang cerita mitos RK akan tetapi lokasi penelitiannya di Solo. Oleh karena itu, penelitian tentang wacana mitos RK yang dilakukan di Bali Selatan tergolong baru, sehingga kajian pustaka yang dipakai acuan pun masih memerlukan rujukan dari buku-buku sejarah peradaban Nusantara dan Bali masa lampau, terutama dalam pembahasan substansinya. Beberapa pustaka yang menjadi acuan teoretis untuk membahas wacana mitos RK di Bali Selatan adalah sebagai berikut. 16