28
Menurut Nugroho 2008:57 manajemen adalah suatu tim yang disusun dalam organisasi untuk menjadi pengendali organisasi untuk mencapai tujuan-
tujuan dan sasaran-sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi. Manajemen di dalam organisasi biasanya dibagi ke dalam tiga tingkatan. Pembagian ke dalam
tiga tingkatan tersebut disebabkan oleh adanya tiga macam tujuan atau sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi. Ketiga tingkatan tersebut ialah manajemen
tingkat atas, manajemen tingkat menengah, dan manajemen tingkat bawah. Menurut Stoner dalam Usman, 2009 Manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut Terry dalam Danusaputro, 2010 Manajemen merupakan
suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Benang merah pengertian
manajemen adalah bahwa manajemen merupakan proses koordinasi berbagai sumberdaya organisasi men, materials, machines dalam upaya mencapai sasaran
organisasi Usman, 2009.
2.1.4 Sistem Informasi
Menurut O’Brien 2008:5 sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan
Universitas Sumatera Utara
29
sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk
berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik hardware, perintah dan prosedur pemrosesan informasi software, saluran
komunikasi jaringan, dan data yang disimpan sumber daya data sejak permulaan peradaban.
Menurut Jogiyanto 2005:697 sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari
orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi
rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu
dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik. Sistem informasi di dalam suatu organisasi berada di dalam suatu departemen tersendiri, sistem
informasi atau departemen pengolahan data elektronik electornic data processing. Departemen ini dapat dipimpin oleh seorang manajer sistem
informasi atau oleh controller.
2.1.5 Sistem Informasi Manajemen 2.1.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen management information systems atau sering dikenal MIS merupakan penerapan sistem informasi di dalam
organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh
Universitas Sumatera Utara
30
semua tingkatan manajemen. SIM Sistem Informasi Manajemen dapat didefenisikan sebagai sekumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi
yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen
di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. Secara teori, komputer tidak harus digunakan di dalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah
mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen komputer. Lebih lanjut, bahwa SIM selalu berhubungan dengan
pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer atau computer based information processing Jogiyanto, 2005:700.
Menurut Nugroho 2008:16 Sistem Informasi Manajemen, disingkat SIM, adalah sebuah sistem informasi yang berfungsi mengelola
informasi bagi manajemen organisasi. Peran informasi di dalam organisasi dapat diibaratkan sebagai darah pada tubuh manusia. Tanpa adanya aliran
informasi yang sehat, organisasi akan mati. Di dalam organisasi, SIM berfungsi baik untuk pengolahan transaksi manjemen kontrol maupun
sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan. Konsep SIM sebenarnya telah ada sebelum komputer muncul, yaitu dimana segala
macam informasi di dalam organisasi harus diolah dengan cepat, teliti, dan andal. Namun, tanpa komputer tersebut hanya menjadi teori. Sekarang,
dengan adanya komputer, konsep SIM tersebut telah menjadi kenyataan. Menurut Sutanta 2003:19 Sistem Informasi Manajemen dapat
didefenisikan sebagai sekumpulan subsistem yang saling berhubungan,
Universitas Sumatera Utara
31
berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan yang lainnya
dengan cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan input berupa data-data, kemudian mengolahnya processing,
dan menghasilkan keluaran output berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang
dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung kegiatan operasional, manjerial, dan strategis
organisasi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan.
Menurut McLeod 1995:30 SIM atau Sistem Informasi Manajemen didefenisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal
perusahaan atau subunit di bawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamnya mengenai apa yang telah terjadi di masa
lalu, apa yang sedang terjadi sekaramg dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik,
laporan khusus, dan output dari simulasi matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non-manajer dalam perusahan saat
mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
Universitas Sumatera Utara
32
2.1.5.2 Tujuan Sistem Informasi Manajemen
Menurut Murdick, dkk 1984:7 tujuan suatu Sistem Informasi Manajemen SIM adalah menyajikan informasi untuk pengambilan
keputusan pada
perencanaan, pemrakarsaan,
pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan dan menyajikan
sinergi organisasi pada proses. Sedangkan menurut Kurniawan dalam Ratnasari 2003 suatu Sistem Informasi Manajemen dikembangkan
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Agar organisasi dapat beroperasi secara efisien yang berarti bahwa SIM mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin secara lebih cepat dan
mudah, efisien dapat dicapai berkat prestasi sistem pengolahan transaksi transaction support system.
2. Agar organisasi dapat beroperasi secara efektif sehingga merupakan target dari sistem pendukung keputusan decision support system.
3. Agar organisasi dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. 4. Agar organisasi dapat lebih meningkatkan kreasi terhadap produk
yang dihasilkannya. 5. Agar organisasi dapat meningkatkan usahanya.
2.1.5.3 Karakteristik Sistem Informasi Manajemen
Berikut karakteristik Sistem Informasi Manajemen SIM menurut
Sutabri 2005:93 yaitu antara lain:
Universitas Sumatera Utara
33
1. SIM membantu manajer secara terstruktur pada tingkat operasionak dan tingkat kontrol saja. Meskipun demikian, SIM dapat digunakan
pula sebagai alat untuk perancanaan bagi staf yang sudah senior. 2. SIM didesain untuk memberikan laporan operational sehari-hari
sehingga dapat memberi informasi untuk mengontrol operasi tersebut dengan baik.
3. SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh
organisasi tersebut. 4. SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis
masalah. Kemampuan untuk menganalisis masalah terletak pada Decision Support System.
5. SIM biasanya berorientasi pada data-data yang sudah terjadi atau data-data yang sedang terjadi, bukan data-data yang akan terjadi
seperti forecasting. 6. SIM juga beroerientasi pada data-data di dalam organisasi dibanding
data-data dari luar organisasi. Oleh karena itu, informasi yang dibutuhkan oleh SIM adalah informasi yang sudah diketahui
formatnya serta relatif stabilnya. 7. SIM biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang
dihasilkan banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa SIM memiliki kemampuan agar manajer dapat membuat laporannya
Universitas Sumatera Utara
34
sendiri, tetapi sebenarnya data-data yang dibutuhkan manajert tersebut sudah ada dan sudah disiapkan lebih dulu.
8. Sebagaimana problematika yang telah disebutkan diatas, SIM membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil
memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendatang. Sebuah literatur menyebutkan bahwa analisis dan desain SIM
biasanya membutuhkan waktu antra satu sampai dua tahun.
2.1.5.4 Komponen Fisik Sistem Informasi Manajemen
Sutabri 2005:96 berpendapat kalau orang ingin melihat sistem informasi suatu organisasi, maka akan ditunjukkan komponen fisiknya.
Suatu pertanyaan mengenai apa saja yang dikerjakan komponen fisik bisa dijawab dengan keluaran sistem. Unsur ini adalah pentimg dalam
memahami suatu sistem dan karenanya akan diselidiki sebelum kerangka atau strukturnya diuraikan. Kalau pembelian suatu sistem informasi
manajemen dilakukan seperti lazimnya suatu mobil atau peralatan, maka komponen
yang diserahkan
untuk melengkapi
suatu sistem
pengoperasiaanya akan terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, personalia penoperasian, dan database berikut ini dijelaskan
komponen fisik SIM, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 2.1 Komponen Fisik SIM
Komponen Sistem Catatan
Perangkat Keras Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas
komputer pusat pengolah, unit masukankeluaran, unit penyimpanan file, dan lain sebagainya, peralatan
penyiapan data, dan terminal masukkankeluaran.
Perangkat Lunak Perangkat lunak dapat dibagi 3 jenis utama:
1 Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data
yang memungkinkan pengopersian sistem komputer.
2 Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.
3 Aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk
setiap aplikasi.
Database File yang berisi program dan data dibuktikan dengan
adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape¸dan sebagainya. File
juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain di atas kertas, mikro film, dan lain sebagainya.
Prosedur Prosedur merupakan komponen fisik karena prosedur
disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 tiga jenis prosedur yang di
butuhkan, yaitu:
1. Instruksi untuk pemakai 2. Instruksi untuk penyiapan masukan
3. Instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat
komputer Personil
Operator komputer, analisis sistem, programmer, personil data entry, dan manajer sistem informasiEDP.
Sumber: Sutabri 2005:96 2.1.5.5 Sistem Informasi Manajemen SIM Berbasis Komputer
Suatu Sistem Informasi Manajemen yang berbasis komputer computer based management information system terdiri dari manusia,
perangkat keras hardware, perangkat lunak software, data, dan
Universitas Sumatera Utara
36
prosedur-prosedur organisasi yang saling berinteraksi untuk menyediakan data dan informasi yang tepat pada waktunya kepada yang pihak-pihak di
dalam maupun di luar organisasi yang berkompeten Parker dalam Kumorotomo dan Margono, 2004:16. Dapat pula dikatakan bahwa SIM
berbasis komputer adalah suatu SIM yang menempatkan perkakas pengolah data komputer dalam kedudukan yang penting. Sekarang ini
andaikata orang menggambarkan SIM yang modern yang dimaksud adalah SIM yang terkomputerisasi, sehingga gagasan-gagasan tentang
komputerisasi di dalam organisasi swasta maupun publik sesungguhnya berkenaan dengan tujuan penyempurnaan sistem informasi itu sendiri
Kumorotomo dan Margono, 2004:16. Ada beberapa alasan mengapa komputer merupakan perkakas yang
sangat penting di dalam SIM modern. Alasan yang pertama berkenaan dengan kemampuan komputer mengolah data. Perangkat otomatis ini
dalam beberapa hal ternyata lebih unggul sebagai penyerap atau pencatat data jika dibandingkan dengan daya ingat manusia, sekalipun pengambilan
keputusan tetap dilakukan oleh manusia. Ciri-ciri kemampuan komputer dan kemampuan otak manusia dapat diuraikan dalam tabel 2.2:
Tabel 2.2 Ciri-ciri Kemampuan Komputer dan Otak Manusia
Kemampuan Komputer Kemampuan Manusia
Pengolahan data Intuisi dan penilaian
Akurasi Fleksibilitas dan adaptivitas
Kapasitas penyimpanan storage yang besar
Responsif terhadap kejadia yang tidak terduga
Universitas Sumatera Utara
37
Efektif untuk tugas yang berulang- ulang repetitif
Pemikiran abstrak Otomatis
Perencanaan dan penetapan tujuan goal-setting
Dapat berfungsi hampir secara terus-menerus
Mampu mengenali pola tindakan Teliti dalam mendeteksi situasi
menyimpang Mampu menetapkan prosedur dan
kontrol Dapat diperbaiki dan dtitingkatkan
up-grade Dapat mengemukakan argumentasi
Sumber: Kumorotomo dan Margono 2004:17.
Dari ciri-ciri kemampuan manusia dan kemampuan komputer tersebut, dapat dilihat bahwa apabila keunggulan manusia dan komputer
digabungkan akan diperoleh kinerja yang sangat bagi SIM. Sebagian pakar bahkan mengatakan bahwa persoalan pokok di dalam SIM modern adalah
bagaimana mengkombinasikan kemampuan manusia dan kemampuan komputer untuk menghasilkan keputusan manjerial yang baik. Alasan
yang kedua tentang pentingnya pemakaian komputer dalam SIM adalah bahwa teknologi otomatis melalui komputerisasi sudah tersedia dimana-
mana dan dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Sangat disayangkan bila kemampuan finansial suatu organisasi dan kemampuan aparatnya
sudah memungkinkan untuk mengadakan SIM berbasisi komputer tidak mau menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan yang mengharuskan
pengolahan data yang cepat dan efisien. Sudah barang tentu, komputerisasi tidak dapat dilakukan dengan serta-merta tanpa mempertimbangkan
kemampuan staf, keuangan, dan kebutuhan pengolahan data. Namun apabila kemampuan itu memang sudah ada, hendaknya organisasi segera
menyesuaikan diri.
Universitas Sumatera Utara
38
Akan tetapi sekali lagi harus diingat bahwa meskipun komputer mampu melakukan hal-hal yang fantastis di dalam mengolah informasi,
penggunaan informasi itu tetap tergantung pada manusianya. Secanggih apapun sistem komputer yang dipakai, bila manusia tidak dapat
memanfaatkan informasi yang dihasilkan atau kurang mampu memanfaatkan komputer itu secara optimal, maka sistem komputer itu
tidak akan banyak menfaatnya. Bagaimanapun juga komputer adalah alat. Keberhasilan penggunaannya tergantung pada manusia.
2.1.5.6 Unsur-Unsur yang Terdapat pada SIM Berbasis Komputer
Menurut Kumorotomo dan Margono 2004:18 secara garis besar SIM berbasis komputer mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Manusia. Setiap SIM yang berbasis komputer harus memperhatikan unsur manusia supaya sistem yang diciptakan bermanfaat.
Hendaknya -diingat bahwa manusia merupakan penentu keberhasilan suatu SIM dan manusialah yang akan memanfaatkan
informasi yang dihasilkan oleh SIM. Unsur manusia dalam hal ini adalah para staf komputer profesional dan para pemakai computer
users. 2. Perangkat keras hardware. Istilah perangkat keras merujuk pada
perkakas mesin. Karena itu, perangkat keras terdiri dari komputer itu sendiri yang terkadang disebut sebagai central processing unit
CPU beserta semua perangkat pendukungnya. Perangkat
Universitas Sumatera Utara
39
pendukung yang dimaksud adalah perkakas keluaran output devices, perkakas penyimpanan memory, dan perkakas
komunikasi. 3. Perangkat lunak software. Istilah perangkat lunak merujuk pada
program-program komputer beserta petunjuk-petunjuk manual pendukungnya. Yang disebut program komputer adalah instruksi-
instruksi yang dapat dibaca oleh mesin yang memerintahkan bagian-bagian perangkat keras SIM berbasis komputer untuk
berfungsi sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersedia.
4. Data. Data adalah fakta-fakta yang akan dibuat menjadi informasi yang bermanfaat. Data inilah yang akan diklasifikasikan,
dimodifikasi atau diolah oleh program-program supaya dapat menjadi informasi yang tepat guna, tepat waktu, dan akurat.
5. Prosedur. Prosedur adalah peraturan-peraturan yang menentukan operasi sistem komputer. Misalnya, peraturan bahwa setiap
permintaan belanja barang di suatu instansi harus tercatat di dalam database komputer atau peraturan bahwa setiap akses operator
komputer kepada pengolah induk harus dilaporkan waktu dan otoritasnya.
Universitas Sumatera Utara
40
2.1.6 Komunikasi 2.1.6.1 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis
yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau kedua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa
yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum
tentu mengerti makna yang dibawakan bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan ‘komunikatif’ apabila kedua-duanya,
selainmengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang
dipaparkan sebelumnya sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua
pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya ‘informatif’, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga
‘persuasif’, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain
Effendy, 2005:9.
Universitas Sumatera Utara
41
Menurut Robins dan Judge 2007:5 komunikasi merupakan transfer dan pemahaman makna. Melalui transfer makna dari satu orang ke
orang yang lain sajalah informasi dan ide dapat disampaikan. Tetapi, komunikasi tidak sekadar berarti transfer makna. Makna itu juga harus
dimengerti. Dalam suatu kelompok di mana salah seorang anggotnya hanya bisa berbicara dengan bahasa Jerman sementara yang lain tidak
mengerti bahasa tersebut, individu yang berbicara bahasa Jerman itu tidak akan sepenuhnya dimengerti. Jadi, komunikasi communication meliputi
transfer maupun pemahan makna. Sebuah ide, tidak peduli betapa pun hebatnya, tidak berguna sampai dapat disampaikan dan dipahami oleh
orang lain. Komunikasi yang sempurna, jika hal tersebut memang ada, muncul ketika suatu pemikiran atau sebuah ide tersampaikan sedemikan
rupa sehingga gambaran mental yang didapat oleh penerima persis sama dengan yang digambarkan oleh si pengirim.
Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Communication: Principles and methods, komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa lazim, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
Sementara itu menurut Bovee, komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerima pesan. Pada umumnya, pengertian komunikasi ini paling
tidak melibatkan dua orang atau lebih, dan proses pemindahan pesannya dapat dilakukan dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa
Universitas Sumatera Utara
42
dilakukan oleh seseorang melalui lisan, tulisan, maupun sinyal sinyal nonverbal Purwanto, 2006:3.
Menurut Robin dan Barbara dalam Sari 2003:14 komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau
pengoperan pesan atau lambang-lambang yang mengandung arti dan makna atau perbuatan penyampaian suatau gagasan atau informasi
mengenai gagasan pikiran dan perasaan.
2.1.6.2 Proses Komunikasi
Robins dan Judge 2007:6 menyatakan sebelum komunikasi dapat terjadi, dibutuhkan suatu tujuan, yang terekspresikan sebagai pesan untuk
disampaikan. Pesan tersebut disampaikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima. Ia disandikan diubah menjadi suatu bentuk simbolis
dan dialihkan melalui perantara saluran kepada penerima, yang lalu menerjemahkan ulang membaca sandi pesan yang diberikan oleh
pengirim. Hasilnya transfer makna dari satu orang kepada orang lain. Gambar 2.2 melukiskan proses komunikasi communication
process ini. Bagian-bagian penting dari model semacam ini meliputi : 1 pengirim, 2 penyandian, 3 pesan, 4 saluran, 5 penerjemahan sandi,
6 penerima, 7 gangguan, dan 8 umpan balik.
Universitas Sumatera Utara
43
Gambar 2.2 : Proses Komunikasi Sumber : Robins dan Judge 2007:7
Pengirim mengirimkan sebuah pesan dengan cara menyandikan pemikirannya. Pesan tersebut adalah produk fisik aktual dari penyandian
oleh pengirim. Ketika kita berbicara, pembicaraan tersebut adalah pesan. Ketika kita menulis, tulisan kita adalah pesan. Ketika kita memberikan
gerak isyarat, gerakan-gerakan lengan kita dan ekspresi wajah kita adalah pesan. Saluran merupakan perantara yang dipakai pesan dalam menempuh
perjalanan. Saluran tersebut dipilih oleh pengirim, yang menentukan apakah ia hendak menggunakan saluran yang formal atau informal.
Saluran formal formal channels disediakan oleh organisasi dan berfungsi sebagai penyampaian pesan-pesan yang berhubungan dengan aktivitas
profesional dari para anggotanya. Secara tradisional, saluran ini mengikuti rantai otoritas dalam organisasi. Berbagai bentuk pesan lain, seperti pesan
pribadi atau sosial, menggunakan saluran informal informal channel tanggapan terhadap pilihan-pilihan individual. Penerima adalah objek yang
simbol-simbol di dalamnya harus diterjemahkan menjadi bentuk yang dapat dipahami oleh
penerima. Langkah ini disebut ‘penerjemah sandi’
saluran
Pesan disandikan
Pesan diterima
Penerima
Penyandian pesan
Pesan yang akan
dikirimkan
Pengirim
Gangguan
Umpan balik
Universitas Sumatera Utara
44
dalam pesan. Gangguan mewakili berbagai hambatan komunikasi yang mengacaukan muatan informasi yang berlebihan, kesulitan-kesulitan
semantik, atau perbedaan kultural. Mata rantai terakhir dalam proses komunikasi adalah lingkaran umpan balik. Umpan balik adalah sarana
pengecekan mengenai seberapa berhasil kita telah menyampaikan pesan kita seperti yang dimaksudkan pada awalnya. Hal ini menentukan apakah
pemahaman telah tercapai.
2.1.6.3 Jenis Komunikasi
Menurut Revjan 2003 pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia
atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari:
1.
Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ; a. Vocabulary perbendaharaan kata-kata. Komunikasi tidak akan
efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam
berkomunikasi. b. Racing kecepatan. Komunikasi akan lebih efektif dan sukses
bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Universitas Sumatera Utara
45
c. Intonasi suara : akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan
intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor : dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan 1989, memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat
membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa
humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya
sehingga lebih mudah dimengerti. f. Timing waktu yang tepat adalah hal kritis yang perlu
diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan
waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata- kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi
verbal.
Universitas Sumatera Utara
46
Yang termasuk komunikasi non verbal : a. Ekspresi wajah. Wajah merupakan sumber yang kaya dengan
komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau
tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan
sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal.
Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan
melalui sentuhan. d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk,
berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan
tingkat kesehatannya. e. Suara Sound. Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga
salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua
Universitas Sumatera Utara
47
bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi
seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress
bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.
2.1.6.4 Bentuk Komunikasi
Menurut Revjan 2003 komunikasi sebagai proses memiliki bentuk :
1. Bentuk Komunikasi berdasarkan a. Komunikasi langsung
Komunikasi langsung
tanpa menggunakan
alat. Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti
khusus dan penggunaan isyarat, misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.
b. Komunikasi tidak langsung Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat
gandakan jumlah penerima penerima pesan sasaran ataupun
Universitas Sumatera Utara
48
untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.
2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran : a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya
kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.
Komunikasi masa yang baik harus : 1 Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-
tele. 2 Bahasa yang mudah dimengertidipahami.
3 Bentuk gambar yang baik. 4 Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok
pendengar radio. b. Komunikasi kelompok
Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan
komunikasi langsung dan timbal balik. c. Komunikasi perorangan.
Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
Universitas Sumatera Utara
49
3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan : a. Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan
umpan balik atau bertanya, misalnya radio. b. Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan
merupakan komunikasi timbal balik.
2.1.6.5 Gangguan dan Hambatan Komunikasi 2.1.6.5.1 Gangguan komunikasi
Menurut Suprapto dalam Suprianto 2011:14 setidak- tidaknya terdapat tiga faktor terjadinya gangguan komunikasi,
yaitu: a. Selective attention. Orang yang biasanya cenderung untuk
mengekspos dirinya
hanya kepada
hal-hal yang
dikehendakinya. Misalnya seseorang tidak berminat membeli mobil, jelas dia tidak akan membaca iklan jual beli mobil.
Universitas Sumatera Utara
50
b. Selective perception. Kecenderungan menafsirkan isi komunikasi sesuai dengan prakonsepsi yang sudah dimiliki
sebelumnya. Hal ini erat kaitannya dengan cenderungan berpikir secara stereotif.
c. Selective retention. Kecenderungan hanya untuk mengingatkan apa yang mereka ingin untuk diingat.
Pada umumnya, sebuah komunikasi dikontrol oleh komunikator. Sepanjang dia mampu berkomunikasi dan dapat
tampil dengan baik, maka pesan atau informasi yang disampaikannya akan diterima dengan baik oleh komunikatornya.
Komunikator sebagai sumber dengan mudah dapat mengontrol apa yang diucapkan atau disampaikannya, tetapi komunikator tidak
dapat mengontrol apa yang didengarkan atau sedang dipikirkan oleh audience-nya.
2.1.6.5.2 Hambatan Komunikasi
Menurut Daft 2003:157 ada dua penyebab terhambatnya komunikasi:
1. Hambatan individu: Hambatan interpersonal termasuk
masalah emosi dan persepsi yang disandang karyawan, pemilihan saluran atau media yang salah untuk
mengirimkan komunikasi, semantik menyangkut arti kata dan cara penggunaanya.
Universitas Sumatera Utara
51
2. Hambatan organisasi: masalah perbedaan status dan
kekuasan, perbedaan antar departemen dalam bentuk mencampuri kebutuhan dan tujuan komunikasi,
ketidakcocokan arus komunikasi dengan tugas tim atau tugas dari organisasi, dan ketidakhadiran saluran formal
sehingga mengurangi efektivitas komunikasi. Menurut Daft 2003:158 cara mengatasi hambatan dalam
komunikasi yaitu: 1. Keterampilan individu, keterampilan individu yang paling
penting adalah mendengarkan secara aktif, individu harus memilih saluran yang tepat bagi sebuah pesan dan
pengiriman dan penerimaan harus membuat upaya khusus untuk memahami persepsi masing-masing.
2. Tindakan organisasi, hal paling penting yang harus dilakukan manajer adalah menciptakan iklim kepercayaan
dan keterbukaan, mengembangkan dan menggunakan saluran informasi formal kesegala arah, mendukung
penggunaan banyak saluran termasuk komunikasi formal dan informal.
2.1.6.6 Komunikasi dalam Organisasi
Purwanto 2006:50 berpendapat bahwa komunikasi, yang merupakan keterkaitan antara individu-individu dengan organisasi,
Universitas Sumatera Utara
52
mempunyai peranan yang cukup penting bagi berjalannya fungsi-fungsi dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang dinamis harus harus
memiliki tiga peran penting , yaitu: peran antarpribadi, peran informasional, dan peran keputusan. Peran antarpribadi mencakup peran
tokoh figur, peran pemimpin dan peran penghubung. Sedangkan peran informasional mencakup peran monitoring, peran penyebar, dan peran juru
bicara. Sementara itu peran keputusan mencakup peran wirausaha, peran pengalokasi sumber daya, dan peran negosiator. Beberapa kegiatan
organisasional yang ada dalam suatu organisasi mencakup penentuan tujuan, pengambilan keputusan, pengukuran hasil kerja, pengembangan
staf, keterkaitan dengan konsumen, negosiasi dengan pemasok menghasil produk, dan interaksi dengan peraturan yang ada.
Untuk melakukan komunikasi secara efektif, perlu adanya pemilihan pola komunikasi baik melalui saluran komunikasi formal
maupun nonformal. Saluran komunikasi formal dapat dilakukan dengan tiga bentuk komunikasi, yaitu komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah,
komunikasi horizontallateral, dan komunikasi diagonal. Apabila dalam komunikasi formal, saluran komunikasinya didasarkan pada posisi
kedudukan atau jabatan yang telah diatur sesuai dengan jenjang hierarkinya, dalam komunikasi informal semua informasi tidak lagi diatur
menurut jenjang hierarkinya tetapi luwesleluasa.
Universitas Sumatera Utara
53
2.1.6.7 Komunikasi Berbantuan Komputer
Dewasa ini Robins dan Judge 2008:16 berpendapat, komunikasi di dalam organisasi-organisasi diperkuat dan diperkaya dengan berbagai
teknologi berbantuan komputer. Teknologi tersebut meliputi e-mail, pesan instan, hubungan intranet dan ekstranet, serta konfrensi video. E-mail,
misalnya, telah secara dramatis mengurangi jumlah memo, surat, dan panggilan telepon yang pada masa lalu digunakan untuk berkomunikasi di
antara mereka sendiri dan dengan para pemasok, pelanggan, atau pihak- pihak berkepentingan lainnya.
2.1.6.7.1 E-mail
E-mail menggunakan internet untuk menyampaikan dan menerima teks serta dokumen yang diolah dan dihasilkan oleh
komputer. Alasan mengapa e-mail digunakan adalah karena, bagi kebanyakan orang, e-mail merupakan sebuah cara berkomunikasi
yang tak tergantikan. Sebagai sebuah alat komunikasi, e-mail memiliki daftar manfaat panjang. Pesan-pesan dalam e-mail dapat
ditulis, diubah, dan disimpan dengan cepat. Pesan-pesan tersebut dapat didistribusikan kepada satu atau seribu orang dengan hanya
sekali mengklik mouse komputer. Pesan-pesan itu dapat dibaca, secara keseluruhannya, sesuai dengan waktu yang diinginkan
penerima. Selain itu, biaya pengiriman sebuah pesan e-mail formal bagi para karyawan hanya sedikit bila dibandingkan dengan biaya
Universitas Sumatera Utara
54
untuk mencetak, memperbanyak, dan mendistribusikan sepucuk surat atau brosur yang setara dengannya.
E-mail, tentu saja, bukannya tanpa kekurangan. E-mail dapat menjadi pengganggu bagi aktivitas kerja bila para karyawan
menggunakannya untuk tujuan-tujuan pribadi. Dan, e-mail juga dapat bersifat impersonal, mengurangi perhatian yang semestinya
diberikan kepada para pelanggan atau rekan kerja. E-mail juga hanya sedikit memiliki kandungan emosional. Tanda-tanda
nonverbal dalam pesan tatap muka atau nada bicara dalam suatu panggilan telepon menyampaikan informasi penting yang tidak
tersampaikan melalui e-mail. Dengan perkataan lain, e-mail cenderung dingin dan impersonal. Karenanya, e-mail bukanlah
cara yang ideal untuk menyampaikan informasi seperti pemecatan, penutupan pabrik, atau pesan-pesan lain yang mungkin
menimbulkan respon emosional dan memerlukan dukungan empati atau sosial. Akhirnya, sifat alamiah e-mail yang dingin dan
berjarak memicu timbulnya “spiral konflik” yang didapati mampu meningkatkan perasaan buruk dua kali lipat dari tingkat
komunikasi tatap muka. Banyak orang jadi bisa mengatakan hal- hal lewat e-mail yang tidak akan pernah mereka katakan kepada
seseorang secara langsung.
Universitas Sumatera Utara
55
2.1.6.7.2 Pesan Instan
Cara ini tidak lagi hanya digunakan oleh para remaja. Pesan instan Instant Messaging
– IM, yang telah populer di antara para remaja selama lebih dari satu dasawarsa, sekarang dengan cepat
bergerak ke dunia bisnis. Pesan instan pada dasarnya adalah e-mail real time. Karyawan membuat suatu daftar berisi rekan kerja dan
kawan-kawan yang ingin mereka ajak komunikasi. Kemudian mereka tinggal mengklik satu nama yang ditampilkan dalam
sebuah kotak kecil di layar komputer mereka, mengetikkan sebuah pesan, dan pesan tersebut secara instan muncul pada layar si
penerima. IM merupakan sebuah cara yang cepat dan murah bagi para manajer untuk tetap berhubungan dengan para karyawan dan
bagi karyawan untuk tetap berhubungan satu sama lain. E-mail mungkin masih merupakan alat yang lebih baik untuk
menyampaikan pesan lebih panjang yang perlu untuk disimpan. IM lebih dipilih untuk mengirimkan satu atau dua baris pesan yang
hanya akan memenuhi kotak masuk e-mail. Sisi buruknya, beberapa pengguna IM merasakan teknologi ini mengusik dan
mengganggu. Munculnya pesan IM online yang terus-menerus bisa membuat karyawan sulit untuk berkonsentrasi dan fokus. Para
manajer juga khawatir bahwa IM akan digunakan oleh para karyawan untuk mengobrol dengan teman dan rekan kerja
mengenai isu-isu nonpekerjaan. Akhirnya, karena pesan instan
Universitas Sumatera Utara
56
dapat dibongkar
dengan mudah,
banyak organisasimengkhawatirkan keamanan IM.
2.1.6.7.3 Koneksi Intranet dan Ekstranet
Intranet adalah jaringan informasi suatu organisasi yang terpisah dan terlihat serta berfungsi seperti situs Web tetapi hanya
orang-orang dalam organisasi itu yang memiliki akses terhadapnya. Perkembangan termutakhir intranet adalah pemakaian akses
intranet nirkabel berkecepatan tinggi Wi-Fi untuk panggilan telepon di sebuah organisasi. Teknologi suara melalui Wi-Fi ini
memungkinkan para karyawan untuk melakukan dan menerima panggilan telepon pada jaringan nirkabel pita lebar yang sama
dengan yang digunakan organisasi untuk akses internet. Selain itu, berbagai organisasi menciptakan hubungan hubungan ekstranet
yang menghubungkan karyawan-karyawan internal dengan pemasok, pelanggan, dan rekanan strategis tertentu.
2.1.6.7.4 Konfrensi Video
Konfrensi video merupakan kelanjutan dari sistem intranet atau ekstranet. Sistem ini memungkinkan para karyawan dalam
sebuah organisasi untuk mengadakan pertemuan dengan orang yang berada di lokasi yang berlainan. Citra audio dan video
memungkinkan mereka untuk saling melihat, mendengar, dan berbicara satu sama lain. Teknologi konfrensi video memampukan
Universitas Sumatera Utara
57
para karyawan untuk melakukan pertemuan interaktif tanpa keharusan bagi semuanya untuk secara fisik berada di lokasi yang
sama. Konfrensi video kemungkinan akan menduduki peran yang semakin signifikan sebagai alternatif bagi perjalanan yang mahal
dan memakan waktu.
2.2 Penelitian Terdahulu
Meutia Sari Siregar 2003, melakukan penelitian “Sistem Informasi Manajemen Dan Peranannya Dalam Meningkatkan Efektifitas Komunikasi Pada
PDAM Tirtanadi Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Sistem Informasi Manajemen SIM terhadap efektivitas komunikasi
pada PDAM Tirtanadi Medan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis deduktif. Pengujian data dilakukan dengan penelitian
kepustakaan, pengamatan observasi, wawancara interview, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya SIM komunikasi dapat
dilakukan secara teratur, sistematis dan efisien di PDAM Tirtanadi.
2.3 Kerangka Konseptual
Penelitian ini menjelaskan tentang peranan Sistem Informasi Manajemen dalam meningkatkan efektivitas komunikasi pada PDAM Tirtanadi Provinsi
Sumatera Utara. Untuk memahami alur berfikir penelitian ini perlu adanya kerangka pikir yang jelas. “Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara
teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti” , Sugiyono, 2008:88.
Universitas Sumatera Utara
58
Melihat perkembangan jaman yang semakin syarat akan kecepatan proses informasi, suatu perusahaan dituntut untuk sigap dalam menangani hal ini. Salah
satunya adalah perusahaan sudah seharusnya memiliki bidang Sistem Informasi Manajemen SIM demi mendukung kecepatan proses informasi tersebut. Dengan
up-to-date nya suatu informasi secara besar memungkinkan komunikasi di suatu perusahaan tersebut akan berjalan dengan lancar dan efektif. Karena dengan
adanya SIM komunikasi dapat dilakukan secara teratur, sistematis dan efisien. Keefektifan Sistem Informasi Manajemen dalam komunikasi suatu perusahaan
dapat dilihat dari kerja para karyawan yang cepat, efisien dan terarah, pelayanan kepada konsumen, dan penyimpanan arsip yang baik, serta hubungan antara
atasan dan bawahan yang terlaksana baik. Ini semua terlaksana atas komunikasi yang terarah dengan baik yang menimbulkan koordinasi kerja yang baik pula.
Menurut Nugroho 2008:16 Sistem Informasi Manajemen, disingkat SIM, adalah sebuah sistem informasi yang berfungsi mengelola informasi bagi
manajemen organisasi. Peran informasi di dalam organisasi dapat diibaratkan sebagai darah pada tubuh manusia. Tanpa adanya aliran informasi yang sehat,
organisasi akan mati. Di dalam organisasi, SIM berfungsi baik untuk pengolahan transaksi manajemen kontrol maupun sebagai sistem pendukung pengambilan
keputusan. Apa yang di uraikan di atas sama halnya seperti apa yang diungkapkan oleh kepala Divisi SIM maupun pegawainya. Dari hasil wawancara yang
dilakukan menunjukkan bahwa SIM berpengaruh besar terhadap kinerja PDAM Tirtanadi, karena dengan adanya SIM membantu proses sistem kerja yang tidak
Universitas Sumatera Utara
59
monoton, serta dengan adanya SIM memudahkan pihak manajemen untuk mengambil keputusan bagi kelancaran kerja perusahaan.
Menurut Robins dan Judge 2007:5 komunikasi merupakan transfer dan pemahaman makna. Melalui transfer makna dari satu orang ke orang yang lain
sajalah informasi dan ide dapat disampaikan. Melalui pemahaman suatu makna lah komunikasi itu tercipta, dimana apabila informasi yang disampaikan oleh
komunikan kepada si penerima pesan tersampaikan dengan pemahaman yang baik serta timbal baliknya informasi tersebut itulah yang disebut efektivitas
komunikasi. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada kepala Divisi SIM serta pegawainya menunjukkan bahwa komunikasi yang berjalan di PDAM
Tirtanadi telah berjalan secara efektif dan efisien. Dimana informan menyatakan informasi berjalan secara timbal balik dengan adanya dukungan SIM tersebut
telah menciptakan komunikasi yang tearah bagi kelancaran kegiatan kerja baik di kantor pusat maupun kepada kantor-kantor cabang.
Universitas Sumatera Utara
60
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungansimultan Sugiyono, 2008:15.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, yang beralamat di Jl. Sisingamangaraja No. 1 Medan, sedangkan waktu
penelitian akan dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai dengan April 2012.
3.3 Defenisi operasional
Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian.
Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti, yaitu: a Sistem Informasi Manajemen
Merupakan bidang yang menyalurkan informasi bagi mendukung penyaluran informasi yang efisien di PDAM Tirtanadi. Dengan
sistem komputerisasi penyampain informasi berjalan dengan efektif dan terarah.
Universitas Sumatera Utara
61
b Efektivitas Komunikasi
Efektivitas komunikasi di PDAM Tirtanadi tercipta dengan adanya dukungan dari SIM, baik bagi perusahaan pegawai, maupun
pelanggan. Karena dengan adanya SIM menciptakan komunikasi yang berlangsung secara dua arah dan masing-masing komunikan
maupun penerima pesan dapat memahami penyampaian informasi tersebut.
3.4 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai subjek penelitian yaitu Kepala Divisi Sistem Informasi Manajemen SIM di PDAM Tirtanadi Provinsi
Sumatera Utara, pegawai Divisi SIM, serta pelanggan pengguna jasa PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.
3.5 Jenis Data
Jenis data di dalam penelitian ini adalah: a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden
yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer di peroleh dengan cara wawancara mendalam in-dept interview.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku,jurnal-jurnal penelitian, majalah, dan situs-situs internet untuk
mendukung penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
62
3.6 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Observasi
Proses pengumpulan data melalui pengamatan ke tempat penelitian yang dituju.
2. Wawancara mendalam in-dept interview Proses pengumpulan data melalui tanya-jawab langsung kepada subjek
penelitian. 3. Dokumentasi
Pengumpulan data yang diperoleh dari perusahaan berupa lembar-lembar arsip dari perusahaan, mempelajari buku, dan penelusuran internet yang
berkaitan dengan penelitian.
3.7 Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian data Triangulasi. Dimana triangulasi ini dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu Sugiyono, 2008:464. Dengan jenis triangulasi teknik peneliti akan menguji keabsahan dari
data yang diperoleh. Wawancara
Observasi
Dokumentasi
Universitas Sumatera Utara
63
Gambar 3.1 : Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data Sumber : Sugiyono 2008:464
Triangulasi teknik menguji kredibilitas data dengan melakukan pengecekan data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data
diperolah dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap
benar. Atau mungkin semuanya benar, namun dengan sudut pandang yang berbeda.
Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif. Pada metode triangulasi dapat diperoleh dengan berbagai cara :
a Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang, tentang situasi terbuka
dan tertutup. c Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang. c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan dengan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
64
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif, yaitu metode analisis melalui proses pengumpulan data, mengklasifikasikannya, menganalisis dan menginterpretasikannya
sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai faktanya. 2. Analisis deduktif, yaitu bertolak dari kesimpulan yang berdasarkan teori-
teori yang ada dan diterima sebagai kebenaran umum, membandingkannya dengan kesimpulan khusus berupa fakta.
Universitas Sumatera Utara
65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi PDAM Tirtanadi merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah BUMD Provinsi Sumatera Utara yang
beroperasi di Medan dalam rangka melayani sebagian masyarakat Sumatera Utara dalam penyediaan jasa air minum dan pengelolaan limbah air. PDAM
Tirtanadi dibangun oleh Pemerintahan Kolonial Belanda pada tanggal 8 Desember 1905 yang diberi nama NV Waterleiding Maatschappij Ajer Berisih.
Pembangunan ini dilakukan oleh Hendrik Cornelius Van Den Honert selaku Direktur Deli Maatschappij, Pieter Kolff selaku Direktur Deli Steenkolen
Maatschappij dan Charles Marie Hernkenrath selaku Direktur Deli Spoorweg Maatschappij. Kantor Pusat dari perusahaan air bersih ini berada di Amsterdam
Belanda. Pada saat itu air yang diambil dari sumber utama mata air Rumah Sumbul di Sibolangit dengan kapasitas 3000 m3hari. Air tersebut ditransmisikan
ke Reservoir Menara yang memiliki kapasitas 1200 m3 yang terletak di Jalan Kapitan sekarang kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.
Reservoir ini memiliki ketinggian 42 m dari permukaan tanah. Reservoir ini dibuat dari besi dengan diameter 14 m. Setelah kemerdekaan Indonesia,
perusahaan ini diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Pemerintah Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
66
Berdasarkan Perda Sumatera Utara No 11 tahun 1979, status perusahaan diubah menjadi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Sejak tahun 1991
PDAM Tirtanadi ditunjuk sebagai operator sistem pengelolaan air limbah Kota Medan. Dalam rangka pengembangan cakupan pelayanan air minum bagi
masyarakat Sumatera Utara, PDAM Tirtanadi melaksanakan kerjasama operasi dengan 9 Sembilan PDAM di beberapa Kabupaten di Sumatera Utara, yaitu
Kabupaten Simalungun, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Mandailing
Natal, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Samosir. Pada Februari 2009, PDAM Tirtanadi Cabang Nias dikembalikan ke Pemerintah
Kabupaten Nias, dengan pertimbangan bahwa pihak Pemkab Nias dan PDAM Tirta Umbu telah memiliki kemampuan di dalam pengelolaan PDAM di Gunung
Sitoli. Pada tanggal 10 September 2009, telah ditandatangani Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No 10 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi
yang menyatakan bahwa tujuan pokok PDAM Tirtanadi adalah untuk mengelola dan menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan
kesehatan dan untuk mengembangkan perekonomian daerah, meningkatkan pendapatan daerah, serta meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan
pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui sistem perpipaan dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Universitas Sumatera Utara
67
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Menjadi salah satu perusahaan air minum unggulan di Asia Tenggara.
b. Misi 1. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara
dengan kuantitas, kontinuitas, kualitas yang memenuhi persyaratan. 2. Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan.
3. Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan pelayanan prima.
4. Memperlakukan pegawai sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal.
5. Mengelola perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran,
transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas sebagai bentuk pelaksanaan Good Corporate Governance.
6. Menjadikan perusahaan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara.
7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan. 8. Menjalankan pengelolaan air limbah kepada masyarakat Sumatera Utara
dan mengembangkannya di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
68
4.1.3 Kerjasama Perusahaan