Sejarah Berdirinya GAMBARAN UMUM KANTOR RESOR IMIGRASI POLONIA

14 tahun 1978 yang kemudian mengalami perubahan status menjadi Kantor Imigrasi Kelas II Polonia pada tahun 1991.

2.1 Sejarah Berdirinya

Badan keimigrasian sudah berdiri di Indonesia sejak zaman pemerintahan Belanda dengan nama Kantor Sekretaris Komisi Imigrasi pada tahun 1913. Tahun 1921 berubah menjadi Immigrate Diest atau Dinas Keimigrasian karena tugas dan fungsinya terus berkembang. Dinas Keimigrasian bertugas mengeluarkan peraturan keimigrasian dan memiliki prinsip at open deur politiek atau open deur policy prinsip pintu terbuka. Politik pintu terbuka berarti membuka kesempatan seluas-luasnya bagi orang asing untuk masuk, tinggal dan bekerja di Hindia Belanda. Semakin banyak dan bervariasi golongan atau keturunan bangsa asing yang masuk, tinggal dan bekerja di Hindia Belanda. Belanda mengharapkan perekonomian dan politik tetap dikuasai bangsa asing sehingga golongan bumi putera tetap di bawah jajahan bangsa Belanda. 13 1. Mendapatkan tenaga kerja murah untuk menekan penduduk asli sekaligus menciptakan kesenjangan sosial ekonomi antara pendagang dan penduduk asli. Latar belakang politik keimigrasian Hindia Belanda adalah menguasai tanah jajahan Hindia Belanda untuk dieksploitasi secara ekonomi guna memakmurkan negara dan bangsa Belanda. Kebijakan yang diterapkan membuka Hindia Belanda bagi investor terutama yang berasal dari Eropa untuk menanamkan modalnya di Hindia Belanda. Kebijakan pintu terbuka ini mempunyai tujuan antara lain: 13 Muhammad Iman Santoso, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Nasional, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2004, hal. 66. Universitas Sumatera Utara 15 2. Menarik modal asing sebesar-besarnya agar kesempatan bagi bumi putera pribumi semakin tertutup dan ditekan oleh pengaruh asing sehingga bangsa Indonesia tetap menjadi bangsa terjajah. 3. Bila ada serangan dari luar terhadap Hindia Belanda, pemerintahan Belanda tidak akan sendiri menghadapi karena negara penanam modal tidak tinggal diam untuk melindungi kepentingan modalnya. 14 Pada masa kedudukan Jepang tahun 1942, keimigrasian di Indonesia penerapannya sama dengan zaman penjajahan Belanda. Jepang melanjutkan kebijakan yang dilakukan Belanda dengan menyesuaikan dan hanya melakukan sedikit perubahan pada dokumen Belanda, seperti pembuatan pendaftaran orang asing yang dikenal bernama Surat Pernyataan Orang Asing. Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, Dinas Keimigrasian mengalami kekosongan. Sesudah Perang Dunia II berakhir, Dinas Keimigrasian dibuka kembali pada tahun 1946 oleh NICA Nederlandsch Indie Civil Administratie yang bertugas mengerjakan pengurusan penduduk bangsa asing. 15 Tanggal 26 Januari 1950, Dinas Keimigrasian menjadi milik Indonesia. Pimpinan Immigratie Dients Dinas Imigrasi secara resmi diserahkan H. Breekland kepada Mr. H. J. Adiwinata yang menjadi Kepala Jawatan Imigrasi yang baru. Berdasarkan surat penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.JZ3016 tanggal 28 Januari 1950 yang berlaku sejak 26 Januari 1950 pada tanggal ini dijadikan hari lahir imigrasi. 16 14 K. H. Ramadhan dan Abrar Yusra, Lintas Sejarah Imigrasi Indonesia, Jakarta: Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Hukum dan Ham Republik Indonesia, 2005, hal. 20. 15 Ibid., hal. 25. 16 Sihar Sihombing, Hukum Imigrasi, Bandung: Nuansa Aulia, 2009, hal. 9. Universitas Sumatera Utara 16 Dinas Keimigrasian menerapkan kebijakan selektif yang berarti setiap warga negara asing yang bermanfaat bagi pembangunan Indonesia, tidak membahayakan keamanan, ketentraman, ketertiban serta kesusilaan umum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kebijakan selektif didasarkan pada perlindungan kepentingan nasional. Pendekatan yang dipergunakan serta dilaksanakan meliputi pendekatan kesejahteraan prosperity approach yaitu orang asing diizikan masuk yang memberikan kemakmuran serta kesejahteraan dan pendekatan keamanan security approach ialah orang asing yang diizinkan masuk yang tidak membahayakan keamanan negara dan ketertiban umum. Setelah diserahkan kepada Indonesia, Dinas Keimigrasian mengalami kesulitan karena kekurangan tenaga kerja yang ahli dan membutuhkan tenaga ekstra. Dinas Keimigrasian saat diserahkan kepada Indonesia mengalami kekurangan pegawai yang terampil dan mengerti tentang keimigrasian. Hal ini membuat Dinas Imigrasi masih menggunakan tenaga warga negara asing namun dengan jumlah yang terbatas sesuai dengan kebijkan selektif yang diterapkan. Dinas Keimigrasian mengatasi kekurangan sumber daya manusia yang berkualitas dengan membuka pendidikan dan pelatihan tenaga keimigrasian. Dalam pendidikan dan pelatihan melakukan pembinaan leader ship atau manajerial. Setelah tamat dari pendidikan dan pelatihan kemudian ditempatkan di setiap Kantor Keimigrasian di Indonesia. Pendidikan dan pelatiahan yang dibentuk keimigrasian berkembang pesat ke arah yang positif hingga menjadi bentuk Akademi Imigrasi. Tahun 1950, banyak warga negara asing masuk tanpa izin resmi karena belum banyak dibuka TPI Tempat Pemeriksaan Imigrasi di setiap tempat keluar dan masuknya manusia seperti di pelabuhan udara, pelabuhan laut serta perbatasan-perbatasan di darat. Dari Universitas Sumatera Utara 17 tahun1951-1955 dibuka TPI yaitu di Dumai, Ambon, Belawan, Kutaraja, Bandung, Padang. 17 Sampai pada tahun 1978 tetap dibuka kantor imigrasi baru di Indonesia, salah satunya Kantor Resor Imigrasi Polonia di Pelabuhan Udara Polonia yang merupakan tempat keluar masuknya manusia. 18 Kantor Resor Imigrasi Polonia dikukuhkan sebagai nama resmi karena berada di wilayah Kecamatan Polonia. Arti kata resor dari Kantor Resor Imigrasi Polonia sama dengan struktur wilayah Kepolisian Negara Republik Indonesia POLRI. Latar belakang mendirikan Tempat Pemeriksaan Imigrasi tersebut karena untuk memeriksa surat perjalanan dan visa imigran ada yang melakukan pelanggaran peraturan keimigrasian yang memberikan kerugian kepada negara. Pendirian Tempat Pemeriksaan Imigrasi itu ditetapkan ke dalam peraturan pemerintahan Belanda Staatsblad Nomor 332 tahun 1914 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi di pelabuhan udara, pelabuhan laut dan perbatasan darat. Peraturan itu diserap ke dalam peraturan Indonesia ke dalam UU Nomor 9 Tahun 1992 tentang keimigrasian Pasal 1 ayat 4.

2.2 Nama Kantor Resor Imigrasi Polonia