International Organization for Migration IOM Regional Cooperation Agreement RCA

61 itu. 49 IOM merupakan Organisasi Internasional untuk migrasi yang didirikan sejak 5 Desember 1951. Organisasi ini merupakan organisasi antar pemerintah atau international governmental organization dan bertujuan membantu penanganan migrasi secara tertib dan manusiawi. IOM memajukan kerjasama internasional di bidang migrasi, membantu mencari solusi praktis dalam masalah migrasi, menyediakan bantuan kemanusian bagi migran yang membutuhkan. Bagi imigran ilegal yang melakukan banding dapat mengikuti kembali wawancara kedua, kemudian menganalisa banding, rekomendasi banding, rekomendasi atau draft putusan melanjutkan ke tahap berikutnya. Setelah itu pihak UNHCR melakukan peninjauan kasus lalu diputuskan diterima atau ditolak. Hasilnya ditolak maka keputusan ditutup atau tidak dapat banding kembali. Kemudian Kantor Resor Imigrasi Polonia menyerahkan kepada Kedutaan Besar asal negara imigran untuk memulangkan ke negaranya. Untuk hasil keputusan diterima menunggu keputusan dari negara ketiga atau tujuan diterima atau tidak.

4.5.2 International Organization for Migration IOM

50 IOM memulai operasinya di Indonesia dengan memproses imigran Vietnam di Pulau Galang, tepatnya di Desa Sijantung, Kepulauan Riau. IOM beroperasi di Indonesia pada tahun 1979, pada tahun 1991 resmi menjadi negara pengamat IOM dan secara resmi bergabung pada 14 Oktober 1999 dengan menandatangani nota kesepahaman Memorandum of understanding atau MoU. Isi dari MoU IOM tersebut yaitu: berwenang untuk terhadap IOM untuk menangani masalah-masalah berkaitan dengan migran. 51 49 Lihat lampiran 8 gambar 12. 50 Work shop Pembekalan Penanganan Imigran Ilegal dan Sosialisasi Kebijakan Keimigrasian Tahun 2010, IOM dalam Penanganan Imigran Ilegal di Indonesia kendala dan solusi, Jakarta, 2-3 Agustus 2010. 51 Ibid. Indonesia bergabung dengan resmi ke dalam IOM untuk kepentingan keamanan negara dan Universitas Sumatera Utara 62 masyarakat karena kejahatan transnasional yang semakin meningkat. Peran IOM menangani migran ilegal dengan peningkatan kesadaran dan program kapasitas, perlindungan dan bantuan kemanusiaan, bantuan pemulangan secara sukarela serta untuk pencari suaka penyerahan ke UNHCR United Nations High Commisioner Refugees. Organisasi ini bergerak kepada migrasi tetapi dalam pelaksanaan mobilitas memiliki latar belakang dan tujuan berbeda dari pelakunya sendiri, salah satunya imigran ilegal yang pencari suaka dan meminta status pengungsi. Hal itu terlihat dari IOM membantu migran Timor-Timor dan korban konflik di Nangroe Aceh Darusalam dalam menyediakan tempat pengungsian sementara dan relokasi. Peranan International Organization for Migration IOM dalam penanganan imigran ilegal status pengungsi refugee atau pengungsi yang ada di Indonesia bergabung dalam kerjasama regional bernama Regional Cooperation Agreement RCA, antara Australia- IOM-Indonesia seluruh Kantor Imigrasi yang berada di Indoneisa salah satunya Kantor Imigrasi Kelas II Polonia

4.5.3 Regional Cooperation Agreement RCA

Regional Cooperation Agreement RCA atau kesepakatan Internasional untuk migrasi yang merupakan perjanjian kerjasama regional untuk menangani imigran yang masuk dan keluar Indonesia secara ilegal antara Australia- International Organization for Migration IOM-Indonesia yang diprakarsai oleh Australia pada tahun 2000. RCA memberikan bantuan kepada imigran ilegal berstatus pengungsi dengan kepedulian bantuan kemanusiaan, penyediaan akomodasi selama di Indonesia seperti tempat tinggal sementara sampai keluar keputusan dari UNHCR, Pelayanan kesehatan, bantuan Universitas Sumatera Utara 63 pemulangan kembali atau Assited Voluntary Return AVR. Reinforcing Management of Irregular Migrants RMIM atau program penguatan penanganan migrasi ilegal terbentuk atas prakarsa IOM, Dirjen Imigrasi dan Mabes Polri. Kerjasama ini membantu Pemerintah Republik Indonesia dengan mengurangi beban dalam permasalahan imigran ilegal. Beberapa peranan RCA dalam penanganan refugees yang ada di Indonesia yang berada dalam pengawasannya, antara lain adalah: a. Menyediakan bantuan kemanusiaan dan medis yang cukup kepada para imigran. b. Menghormati hak-hak dasar para imigran. c. Menyediakan informasi dan konsultasi kepada para imigran mengenai berbagai opsi, termasuk untuk kembali secara sukarela ke negara asalnya. d. Meningkatkan kapasitas pemerintahan pusat maupun lokal yang berkesinambungan dalam menghadapi masalah internal imigran. e. Mengupayakan imigran tetap berada dalam kondisi fit menghadapi beban dan tekanan dalam menjalankan aktivitas dan mampu menjaga keamanan diri di lapangan. 52 Bantuan tersebut diterima pengungsi ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi atau penampungan sampai datangnya keputusan diterima di negara ketiga negara tujuan. Selama menunggu keputusan, Regional Cooperation Agreement RCA atau organisasi Internasional memberi bantuan kepada imigran ilegal berupa pelatihan dan fasilitas kesehatan. RCA memberikan pelatihan dalam bentuk pengajaran bahasa Inggris yang telah dan pelatihan keterampilan diberikan sejak pengurusan pengungsi Vietnam 1979. Pengajaran bahasa Inggris dengan mendatangkan pengajaran ke Rumah Detensi Imigrasi atau kursus di 52 International Organization for Migration, Pedoman Operasional Penanganan dan Pengurusan Para Imigran Liar di Indonesia, Bali: International Organization of Migration, 2008, hal. 22-24. Universitas Sumatera Utara 64 tempat bimbingan bahasa Inggris itu sendiri. Pembagian pengajar bahasa Inggris di tempat kursus itu sendiri bagi usia produktif antara di atas 6 tahun sampai 30 tahun. Kursus bahasa Inggris yang didatangkan ke Rumah Detensi Imigrasi atau tempat penampungan bagi usia balita dan orang tua. 53 Pemberian pengajaran komputer dimulai sejak tahun 2003 yang dilaksanakan di tempat kursusnya langsung yang diperuntuhkan di usia produktif Pengungsi. Para ibu mendapat pelatihan menjahit yang dilaksanakan di Rumah Detensi Imigrasi. Fasilitas kesehatan yang diberikan berupa pemberian pengobatan. Peran Kantor Resor Imigrasi Polonia memberikan pengawasan terhadap imigran ilegal status pengungsi di Rumah Detensi Imigrasi dan hubungan atau komunikasi dengan masyarakat setempat. Pihak keimigrasian melakukan pemantauan dengan melakukan pengecekan setiap harinya. 53 Wawancara dengan Kasih Rahmat Larosa, Pegawai Seksi Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Polonia, Medan, 13 Juni 2013. Universitas Sumatera Utara 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bandar Udara Polonia merupakan tempat keluar masuknya manusia atau pintu gerbang negara maka didirikan Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Tempat Pemeriksaan Imigrasi bertujuan untuk mengecek surat perjalanan dan visa setiap kedatangan dan keberangkatan warga negara asing ke Kota Medan. Imigran yang melanggar peraturan keimigrasian merupakan imigran ilegal. Kedatangan imigran ilegal memiliki latar belakang tersendiri, salah satunya meminta status pengungsi dan pencari suaka. 2. Kantor Resor Imigrasi Polonia pada awalnya tidak memiliki kantor hanya diberikan ruangan kecil untuk mendirikan skat dari kaca di Bandar Udara Polonia pada tahun 1978. Kantor Resor Imigrasi Polonia terus mengalami perkembanganan hingga mendapatkan tempat di Jalan Mangkubumi Nomor 2 pada tahun 1987. Kantor terus berkembang Universitas Sumatera Utara