Rute Perjalanan Imigran Ilegal Status Pengungsi

48 Negara tujuan atau negara ketiga potensial destination contry yaitu dengan tingkat jumlah penduduknya rendah sedikit pada hal daratannya luas sehingga imigran ilegal menganggap bahwa Australia membutuhkan penduduk untuk bekerja di sana. Negara Australia ini pun terkenal sebagai negara yang menjujung tinggi Hak Asasi Manusia. Tingkat keamanannya memberikan kedamaian bagi penduduknya yang merupakan salah satu faktor peningkatan kesejahteraan kehidupan di Australia. Hal tersebut menarik imigran ilegal untuk menetap di sana. Australia dan Selandia Baru bergabung dalam satu benua yang dikenal dengan Benua Australia. Negara ini sekalipun membutuhkan penduduk pendatang atau imigran harus memiliki kualitas atau kemampuan tertentu dalam dirinya. Proses penarikan tenaga kerja dilakukan secara selektif, dengan menilai latar belakang, kapasitas pendidikan dan keahlian yang dimiliki. Pemerintah Australia tidak menerima begitu saja imigran asing. Mereka melihat kapasitas atau kapabilitas yang sesuai untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga yang masih belum dapat dipenuhi dari penduduk negaranya sendiri. 41 Perjalanan Imigran ilegal secara berkelompok ke negara tujuan menggunakan kapal kayu atau disebut sebagai kapal sayur yang dikendalikan oleh seorang calo.

4.2 Rute Perjalanan Imigran Ilegal Status Pengungsi

42 41 Ibid., hal. 13. 42 Lihat lampiran 2 gambar 2. Imigran ilegal memiliki rute perjalanan yaitu dari Asia pertama kali masuk ke Malaysia. Imigran dibawa ke selatan sebelum menyeberang dengan kapal feri ke Pulau Batam. Tujuan selanjutnya ialah mencapai Pulau Jawa dan melanjutkan ke pulau-pulau Indonesia bagian selatan, seperti Pulau Bali, Pulau Flores atau Lombok. Dari pulau ini, imigran melalui perjalanan menuju Universitas Sumatera Utara 49 negara Australia. Jalur lain melalui Lautan Hindia langsung menuju Kota Medan, tanpa melalui Malaysia. Mereka kemudian terus menuju bagian Selatan Pulau Sumatera lalu ke Pulau Jawa melewati Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat turun ke bawah hingga sampai ke Australia. Dari arah Utara, yaitu Laut Cina Selatan, para imigran gelap juga ditemukan. Mereka langsung menuju wilayah Jambi dan Sumatera Selatan, kemudian melanjutkan perjalanan dengan arah yang sama ke Pulau Jawa, lanjut ke Sulawesi Selatan, ke wilayah Kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan terus menuju negara Australia. 43 Imigran ilegal yang melalui perbatasan teritorial negara Malaysia banyak yang tertangkap. Imigran itu diinterogasi dan diperlakukan dengan tegas yang membuat imigran ilegal takut melewati Malaysia. Perlakuan tegas dari petugas keamanan Malaysia membuat imigran ilegal yang tidak memiliki paspor dan visa diusir pihak Malaysia serta membiarkan terus melakukan perjalanan menuju Australia melalui Indonesia. Hal ini berdampak semakin banyak imigran ilegal yang melalui Indonesia yang berakibat buruk bagi Indonesia. 44 Data yang diperoleh memperlihatkan orang-orang dari negara Vietnam, Bangladesh, Srilanka, Afghanistan, Pakistan, Irak, Iran, serta Cina RRC, merupakan pelaku kegiatan imigran ilegal. Masyarakat Indonesia lebih banyak terlibat sebagai perantara atau pihak yang Imigran ilegal selain melalui jalur air juga ada melalui jalur udara menggunakan pesawat terbang. 43 Manshur Zikri, op.cit., hal. 8. 44 Wawancara dengan Agus Makabori, Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia, Medan, 13 Juni 2013 . Universitas Sumatera Utara 50 mengirimkan ke negara ketiga untuk tujuan memperoleh uang, seperti yang dilakukan para nelayan menjadi nakhoda perahu yang ditumpangi imigran ilegal. 45 Kantor Imigrasi Hal di atas terbukti dalam arsip di bawah ini tentang negara asal imigran ilegal yang tertangkap keimigrasian Indonesia, sebagai berikut: Tabel III Laporan Imigran Ilegal Dari Kantor Imigrasi Di Indonesia Tahun 2000-2001 Negara Asal Ket AFG IRN IRK PAL PAK Jumlah Sibolga - - 53 - - 53 - Medan - - 92 - - 92 - Tj. Balai Asahan - - - - - 107 Warga negara tidak jelas Bagan Siapi-api 12 - - - - 12 - Batam 30 - 10 - - 30 - Dumai - - 28 - - 10 - Tanjung Pinang 6 41 - - - 75 - Bandar Lampung - - 62 - - 226 Warga negara tidak jelas Bogor - 1 - 3 - 66 - Cilacap - - - - - 138 Warga negara tidak jelas Tanjung Perak 67 8 - - - 5 - Malang 66 - - - - 66 - Ngurah Rai 9 - - - - 9 - Denpasar 16 - - - - 16 - Mataram - - - - - 233 Warga negara tidak jelas Kupang 47 7 74 8 - 138 - Singkawang 16 - - - 1 17 - 45 Wawancara dengan Mochamad Azis, Pegawai Keimigrasian Polonia di Bandar Udara Polonia, Medan, 28 Juni 2013. Universitas Sumatera Utara 51 Ujung Pandang 82 - 34 - 19 135 - Merauke 163 - - - - 163 - Tembaga Pura - - 2 - - 2 - Jumlah 514 57 355 11 20 1.663 - Sumber: Direktorat Jenderal Imigrasi dalam buku Iman Santoso, Prespektif Imigrasi dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Nasional, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2004, hal. 228. Berdasarkan arsip imigran ilegal dari Kantor Imigrasi Indonesia dalam laporannya yang terdata asal negara imigran ilegal di kota Medan pada tahun 2000-2001 berasal dari Irak 92 orang, jumlah imigran ilegal Sumatera Utara 252 orang yang ditangkap kantor Imigrasi Sibolga yang berasal dari Irak dan Tanjung Balai Asahan 107 orang yang warga negara tidak jelas. Dari data di atas menunjukkan bahwa wilayah Sumatera Utara menjadi tempat lintas imigran ilegal. Permasalahan orang asing yang menyalahgunakan dan memalsukan paspor, imigran yang tinggal melampaui batas tinggal, imigran yang datang ke Indonesia tidak sesuai dengan tujuan paspor merupakan imigran yang melanggar peraturan keimigrasian atau imigran ilegal. Imigran ilegal dapat terjadi dengan latar belakang dan tujuan yang berbeda-beda, salah satunya imigran ilegal meminta status pengungsi. Imigran ilegal status pengungsi datang ke Indonesia melalui jalur laut dengan kapal berukuran kecil dan pesawat terbang. Imigran ilegal pengguna pesawat terbang dari kedatangan luar negeri menuju Medan dan penerbangan domestik atau dalam negeri, seperti dari Medan menuju ke Jakarta atau kota-kota yang berada di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat serta Nusa Tenggara Timur. 46 46 Lihat lampiran 3 gambar 3. Universitas Sumatera Utara 52 Imigran ilegal yang datang dari penerbangan luar negeri menuju Medan ketika sampai di bandar udara saat pemeriksaan surat perjalanan dan visa di Tempat Pemeriksaan Imigrasi jika dinyatakan palsu atau melanggar peraturan keimigrasian dilakukan penggembalian ke pesawat yang dinaikinya. Hal ini sudah menjadi tanggung jawab penerbangan tersebut, berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Pasal 9 tahun 1992 tentang keimigrasian. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa setiap pesawat masuk atau ke luar Indonesia membawa penumpang orang asing yang tidak dapat izin masuk dari pegawai keimigrasian di Tempat Pemeriksaan Imigrasi diwajibkan membawanya kembali ke luar wilayah Indonesia. Imigran ilegal pengguna pesawat terbang domestik atau dalam negeri, salah satunya dari Medan ke kota lain seperti ke Jakarta, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Imigran ilegal memilih lebih banyak menuju Jakarta karena terdapat Kantor Pusat UNHCR. Mereka beranggapan bahwa proses keluarnya hasil di penempatan ke negara ketiga atau tujuan lebih cepat dari pada di kantor cabang lainnya. Imigran yang memilih kota lain di Jawa, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat karena merasa lebih dekat menuju Australia menggunakan jalur laut sehingga mempersingkat waktu. Imigran ilegal yang menggunakan jalur udara karena sudah tidak tahan menggunakan jalur laut. Hal itu juga berarti bahwa imigran yang menggunakan jalur udara merupakan imigran yang kondisi perekonomiannya lebih sehingga mampu membayar membuat surat perjalanan, visa palsu dan membeli tiket pesawat. Imigran ilegal yang melalui jalur udara ditangkap pegawai keimigrasian di Tempat Pemeriksaan Imigrasi menuju penerbangan domestik. Mereka di ditahan dan diinterogasi. Bila menyatakan meminta status pengungsi atau pencari suaka, Universitas Sumatera Utara 53 pihak keimigrasian melakukan penahanan di Karantina Imigrasi Belawan. Imigran ilegal tersebut ditangani oleh UNHCR untuk mendapatkan status pengungsi atau pencari suaka