Program studi S-1 Ilmu komputer didirikan pada tahun 2002. Program studi ini sejak awal pendiriannya memang diharapkan menjadi cikal bakal bagi
pembukaan satu fakultas tersendiri yang berkonsentrasi pada bidang ilmu komputer dan teknologi informasi. Fasilkom-TI juga memiliki program studi
Strata-2 S-2, yakni program studi Teknik Informatika. Program studi S-2 ini didirikan pada tahun 2009. Untuk menampung lulusan-lulusan program studi
strata-D3 yang ingin melanjutkan studinya ke jenjang S-1, Fasilkom-TI juga membuka program studi ekstensi S-1 Teknik Informatika yang telah beroperasi
sejak tahun 2008 http:tpl.usu.ac.id. Ilmu Komputer merupakan program studi yang memiliki visi dan misi sebagai
berikut: Sebagai Program Studi unggulan dalam bidang ilmu komputer dan
teknologi informasi sejalan dengan tuntutan dunia industri, yang menghasilkan lulusan berstandar nasional dan internasional, dalam rangka mewujudkan
Universitas Sumatera Utara sebagai University for Industry. Mengelola dan mengembangkan studi ilmu komputer dan teknologi
informasi, meningkatkan mutu keilmuan dan keprofesian sumberdaya manusia di bidang ilmu komputer dan teknologi informasi dengan kemampuan mengambil
manfaat dari teknologi informasi dan komunikasi ICT menumbuhkembangkan pengalaman meneliti dalam bidang ilmu komputer dan teknologi informasi, serta
menyebarkan hasilnya melalui publikasi dan pertemuan ilmiah.
4.1.2 Proses Penelitian dan Hasil
Penelitian diawali dengan mencari satu orang individu yang sesuai dengan karakteristik dari subjek penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah
peneliti menemukan satu individu yang dianggap memenuhi kriteria seperti yang telah ditetapkan oleh peneliti dalam penelitian, kemudian peneliti melakukan
wawancara secara mendalam kepada informan pertama tersebut berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun. Wawancara pertama yang dilakukan
terhadap informan pertama yaitu D.F pada tanggal 5 April 2013 sore hari, dilakukan dirumah D.F yang terletak di kota Medan. Sebelumnya peneliti telah
bertemu dengan informan di gedung perkuliahan program studi Ilmu Komputer
Universitas Sumatera Utara
Jalan Alumni No.9 Kampus USU, lalu berjanji bertemu untuk bersedia diwawancarai.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan pertama, yang dilakukan dikediamannya pada saat itu D.F sedang bersantai dirumah sembari
menonton tv kedatangan peneliti disambut baik oleh D.F, Ibu D.F dan adik D.F yang menambah keakraban dalam peneliti mewawancarai D.F. Peneliti juga
melakukan wawancara lanjutan dengan pertemuan pertemuan berikutnya untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat ditanyakan ketika
wawancara pertama berlangsung. Selain itu, peneliti melakukan banyak cara untuk mewawancarai D.F baik melalui telepon, media chatting, dan meminta akun
Path informan untuk berteman dengan informan melalui Path. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendekatkan diri kepada informan yang diharapkan dapat
mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dan pengamatan secara langsung. Setelah selesai mewawancarai D.F, peneliti meminta rekomendasi
informan kedua kepada D.F dan meminta dipertemukan. D.F menunjuk F.S. yang sebagai informan kedua yang merupakan teman sekelas dan seangkatan D.F.
Setelah peneliti berjanji dan bertemu untuk melakukan wawancara dengan F.S wawancara terhadap F.S dilakukan keesokan harinya yaitu tanggal 8 April
2013 pada pagi hari menjelang siang. Wawancara berlangsung diruang Basic gedung perkuliahan program studi Ilmu Komputer berjalan lancar dan akrab, tidak
jarang diselingi dengan canda dan tawa antara peneliti dengan informan dikarenakan F.S merasa bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
dianggapnya terlalu aneh untuk ditanyakan. Tak jarang juga F.S bertanya kembali kepada peneliti mengapa hal yang dianggapnya tidak penting tetapi hal tersebut
ditanyakan juga oleh peneliti. Peneliti juga melakukan wawancara lanjutan melalui pertemuan pertemuan berikutnya untuk menanyakan pertanyaan-
pertanyaan yang belum sempat ditanyakan ketika wawancara pertama berlangsung. Selain itu, peneliti melakukan banyak cara untuk mewawancarai F.S
baik melalui telepon, media chatting, dan meminta akun Path informan, hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendekatkan diri kepada informan yang diharapkan
dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dan pengamatan secara langsung. Setelah selesai mewawancarai F.S, Peneliti meminta rekomendasi
Universitas Sumatera Utara
informan ketiga kepada F.S dan meminta untuk dipertemukan dengan informan selanjutnya. F.S menunjuk S.M sebagai informan ketiga yang merupakan teman
dekat, sekaligus teman sekelasnya sendiri, sebagai informan ketiga yang bersedia untuk diwawancarai oleh peneliti.
Setelah dilakukannya wawancara pertama dengan F.S pada hari yang sama peneliti melakukan wawancara pertama terhadap S.M dilakukan pada tanggal 8
April 2013 pada siang hari, dilakukan di kantin kampus Fasilkom pada saat itu S.M beserta teman-temannya sedang melakukan makan siang. Wawancara
berlangsung dan berjalan lancar serta akrab dan diikuti oleh celetuk dan gurauan teman-temannya yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terhadap
S.M. Peneliti juga melakukan wawancara lanjutan dengan pertemuan pertemuan berikutnya untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat
ditanyakan ketika wawancara pertama berlangsung. Beberapa kali wawancara juga dilakukan melalui beberapa media baik telepon, media chatting, dan meminta
akun Path ataupun media sosial lainnya yang dimiliki oleh informan. Hal ini dilakukan sembari peneliti mempermudah peneliti dalam mendekatkan diri
kepada informan yang diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dan pengamatan secara langsung. Peneliti meminta
rekomendasi kepada S.M informan keempat yang bersedia di wawancara dan memiliki kriteria. S.M menunjuk F.H, yang merupakan teman seangkatannya
namun berbeda kelas yang ia juga berteman di Path dengan F.H. Setelah peneliti mewawancarai S.M, peneliti dipertemukan oleh S.M
kepada F.H pada keesokan harinya. Wawancara yang pertama yang dilakukan kepada F.H yakni dilakukan pada tanggal 9 April 2013 bertempat di kampus
Fasilkom pada siang hari, pada saat itu F.H baru saja menyelesaikan jadwal kuliahnya. Wawancara berlangsung cukup lama sembari F.H menunggu dijemput
untuk pergi ke tempat bimbingan lembaga bahasa, wawancara berjalan akrab dikarenakan F.H dan peneliti pernah mengenyam pendidikan di sekolah yang
sama, seperti halnya ketika seseorang lebih nyambung diajak berbicara ketika memiliki banyak kesamaan hal ini yang terjadi pada saat peneliti mewawancarai
F.H yang tak jarang diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan nostalgia seputar sekolah tersebut. Namun, sebelumnya peneliti dan F.H belum mengenal satu sama
Universitas Sumatera Utara
lain, setidaknya hal ini dapat membantu peneliti untuk melakukan wawancara secara mendalam terhadap informan. Peneliti juga melakukan wawancara lanjutan
dengan pertemuan pertemuan berikutnya untuk menanyakan pertanyaan- pertanyaan yang belum sempat ditanyakan ketika wawancara pertama
berlangsung. Selain itu, peneliti melakukan banyak cara ataupun banyak media sama halnya seperti wawancara-wawancara yang dilakukan terhadap informan
yang sebelumnya. Peneliti juga meminta rekomendasi kepada F.H informan kelima yang bersedia di wawancara dan memiliki kriteria. F.H menunjuk adik
kelasnya yang bernama R.H, yang merupakan teman F.H dalam Path. Wawancara pertama yang dilakukan kepada R.H pada tanggal 12 April
2013 bertempat di kamar kos R.H yang terletak di pintu IV USU, sebelumnya peneliti telah bertemu dikampus Fasilkom. Pada saat ditemui R.H baru saja
pulang kuliah dan sedang istirahat bersama teman kampusnya di dalam kamar kos-nya yang akan mengerjakan tugas kelompok. Wawancara berlangsung dan
berjalan lancar serta akrab, tidak jarang diselingi dengan canda dan tawa antara peneliti dengan informan yang dikarenakan R.H masih malu-malu dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar hal pribadi yang ditanyakan oleh peneliti. Peneliti juga melakukan wawancara lanjutan dengan pertemuan-
pertemuan berikutnya untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat ditanyakan ketika wawancara pertama berlangsung. Selain itu, peneliti
melakukan banyak cara untuk mewawancarai R.H baik melalui telepon, media chatting, dan meminta akun Path sama seperti yang dilakukan terhadap informan
lainnya. Peneliti meminta kepada R.H informan keenam yang bersedia di wawancara dan memiliki kriteria. R.H merekomendasikan A.S kepada peneliti
yang merupakan sahabat sekaligus teman sekelasnya. Pada hari yang sama dengan R.H wawancara yang dilakukan dengan A.S
berlangsung ditempat yang sama yakni dikamar kos-an R.H. R.H dan A.S merupakan sahabat dekat. Wawancara yang dilakukan terhadap A.S berjalan
lancar serta baik, A.S menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan yang tak jarang A.S menanyakan kembali terhadap identitas peneliti yang berbeda fakultas
dengan dirinya. Peneliti juga melakukan wawancara lanjutan dengan pertemuan- pertemuan berikutnya baik itu di kampus, kantin dan kos-an R.H untuk
Universitas Sumatera Utara
menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat ditanyakan kepada A.S ketika wawancara pertama berlangsung. Sama halnya seperti informan
sebelumnya peneliti melakukan wawancara dengan banyak media sembari peneliti mendekatkan diri kepada informan yang diharapkan dapat mempermudah peneliti
dalam mengumpulkan data dan pengamatan secara langsung. A.S menjadi informan yang terakhir dalam penelitian ini, penelitian ini di hentikan pada
informan keenam karena dianggap data sudah jenuh, data jenuh disini dimaksudkan jika peneliti melakukan penambahan informan dianggap tidak akan
mendapat tambahan data yang berbeda. Setelah melakukan wawancara mendalam terhadap keenam informan yang
telah ditetapkan, peneliti melakukan pengolahan data terhadap hasil wawancara. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh, peneliti menemukan beberapa
kesamaan jawaban dan data yang dipaparkan oleh informan yang akhirnya menghasilkan kesimpulan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil wawancara
dengan informan, peneliti menemukan bahwa dua dari enam informan yang tidak terlalu menyukai melakukan pengungkapan diri dalam media sosial Path, bahkan
satu diantaranya yaitu informan ketiga S.M tidak pernah meng-update moment berbentuk status di Path.
Dua orang informan tersebut ialah informan kedua dan ketiga yaitu F.S dan S.M. Pengungkapan diri yang dilakukan F.S dalam media sosial Path hanya
sesePkali dilakukannya, F.S lebih menyukai mengungkapan diri lewat media sosial Twitter sedangkan S.M menggunakan Path hanya untuk update moment
berbentuk lagu, film dan lokasi yang digunakannya untuk melengkapi Twitter. S.M lebih sering menggunakan Twitter untuk update status, F.S dan S.M
berpendapat bahwasannya di Path ia memiliki teman yang masih sedikit, sedangkan di Twitter sudah banyak. Setiap moment di Path yang diposting oleh
kedua informan tersebut selalu dihubungkan connect dengan Twitter. Bahkan mengaku S.M masih baru menggunakannya, dan masih jarang menggunakan
Path. Pada tanggal 12 juni 2013 handphone berbasis Android yang di miliki S.M, hilang saat itu S.M lupa bahwa ia meletakkan handphone-nya tersebut di ruang
kelas. Hal ini menyebabkan S.M tidak pernah lagi menggunakan Path.
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan dengan informan dilakukan dengan wawancara antara peneliti dan informan yang berpedoman pada pedoman wawancara. Pada tahap awal
wawancara keenam informan masih sedikit kaku untuk memberikan informasi tentang dirinya, setelah peneliti intens mendekatinya baik itu peneliti mencoba
berinteraksi langsung dengan informan maupun peneliti mencoba berinteraksi dengan informan melalui media sosial Path maupun Twitter ataupun media
chatting hal ini membuat para informan lebih terbuka dalam menjawab setiap pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan peneliti untuk
membantu dalam mengumpulkan data. Setelah wawancara selesai dilakukan, maka peneliti melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap analisis data. Pada
tahap ini, peneliti menguraikan hasil wawancara terhadap informan penelitian, kemudian peneliti melakukan analisis terhadap jawaban tersebut berdasarkan
penuturan informan yang sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan serta penuturan pihak lainnya yang berkompeten dengan masalah
penelitian. Keenam informan merupakan pengguna dari iOs dan Android, yang
memiliki merk yang sama baik berbentuk handphone ataupun berbentuk komputer tablet. Masing-masing informan mengaku berusaha mengikuti perkembangan
gadget. Informan dalam penelitian ini menggunakan bermacam-macam media sosial untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial yang
digunakan informan sangat beragam, namun dari beberapa banyak media sosial yang mereka miliki akunnya hanya Path, Twitter, Facebook, Instagram, Tumblr
dan Foursquare yang masih sering digunakan. Berbagai alasan yang menjadikan para informan perlahan meninggalkan akun media sosial yang sudah tidak pernah
digunakannya baik dikarenakan media sosial tersebut sudah ketinggalan zaman, penggunanya lupa id dan password akun tersebut serta media sosial tersebut
dianggap sudah tidak nyaman lagi digunakan. Sebagian informan yang menggunakan gadget berbasis iOs menggunakan media sosial Mavensay yang
hanya bisa diinstal dan dimiliki oleh pengguma gadget berbasis iOs. Beberapa media sosial sudah ditinggalkan oleh informan tersebut dikarenakan berbagai
alasan, baik karena lupa password ataupun karena sudah tidak zamannya lagi. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2013 sd selesai. Adapun hasil
Universitas Sumatera Utara
wawancara peneliti dengan keenam informan yang berhasil peneliti dapatkan yaitu:
4.1.3 Profil Informan 4.1.3.1 Profil Informan 1 D.F