dilakukan dengan tradisi kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:
3.5.1 Wawancara Mendalam
Wawancara menurut Esterbeg dalam Sugiyono, 2012:231“a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses,
resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topik” Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonsturksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara mendalam secara umum adalah proses keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antar
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, tanpa menggunakan pedoman wawancara, pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, keabsahan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.
Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawanacara sekaligus bertindak sebagai pemimpin dalam proses wawancara tersebut.
Pewawancara berhak menentukan materi yang akan diwawancarai. Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara. Informan
adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Metode wawancara mendalam in-depth
interview adalah sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan wawancara yang berbeda
dengan wawancara pada umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah bahwa wawancara mendalam dilakukan berkali-kali
dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya Bungin,
2010:108. Berikut ini adalah langkah-langkah teknik pengumpulan data dalam in
depth interview Pawito, 2007: 116-117 yaitu: 1.
Merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian
Universitas Sumatera Utara
Pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan memiliki kemungkinan untuk diganti atau diubah ketika peneliti telah berada dilokasi penelitian
guna melakukan pengamatan atau pengumpulan data, sementara itu peneliti juga masih terus mempelajari literatur.
Adapun bentuk-bentuk pertanyaan wawancara yang dirumuskan oleh Moleong 2007: 192-194 yaitu:
a. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman atau perilaku
informan. b.
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat atau nilai yang difikirkan informan.
c. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan yang dialami
informan. d.
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan informan. e.
Pertanyaan yang berkaitan dengan indera yang dirasakan oleh informan.
f. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
informan. 2.
Melakukan pengamatan dan mulai membuat catatan lapangan dalam rangka pengumpulan data. Menyimpan rekaman hasil wawancara yang
nantinya ditulis ke dalam bentuk transkrip hasil wawancara sebagai dokumen otentik dari hasil wawancara.
3. Mulai melakukan analisis data dan menyusun rancangan kasar bagian-
bagian dari laporan penelitian dengan menggunakan judul-judul headings tertentu, bertolak dari data dan analisis yang dilakukan sambil
terus membaca literatur yang relevan. 4.
Sampai tingkat ini pertanyaan penelitian selayaknya sudah dirumuskan secara definitif dan ketat. Studi pustaka masih diperlukan untuk
menjelaskan konsep-konsep yang digunakan untuk menggambarkan gejala atau realitas yang diteliti serta prose-proses dan kecenderungan-
kecenderungan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Penelitian Kepustakaan dan Metode Penelusuran Data Online