Percintaan √
√ √
√ Keuangan
√ √
√ KeadaanPerasaan
yang di alami √
√ √
√
Tabel 4.2 Klasifikasi Data
4.2 Pembahasan
Manusia berkomunikasi dengan menggunakan media sosial merupakan hal yang biasa ditemukan pada saat ini. Berkomunikasi antar pribadi dengan
menggunakan media sosial yang merupakan media baru merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, tidak
dibatasi oleh adanya perbedaan dimensi waktu maupun letak geografis seseorang. Komunikasi antar pribadi berdasarkan oleh interaksinya yang telah didefenisikan
oleh Roger Tan yang mengatakan sebuah komunikasi antar pribadi merupakan jenis komunikasi yang dilakukan dengan tatap muka. Hal ini juga telah dipahami
oleh Richard L. Weaver yang telah merumuskan karakteristik komunikasi antar pribadi salah satunya yaitu tidak harus tatap muka jika dikaitkan dengan
pendekatan teori new media yang dibahas oleh Littlejohn Foss yang mengatakan bahwasannya media baru lebih memiliki interaksi dan didalamnya
komunikator dengan komunikan bebas berkomunikasi dan berinteraksi yang menciptakan pemahaman baru tentang komunikasi antar pribadi. Littlejohn
Foss juga mengatakan bahwasannya komunikasi antar pribadi pada era ini tidak harus dilakukan dengan tatap muka walaupun begitu berkomunikasi dengan tatap
muka tetap tidak bisa tergantikan. Komunikator dalam media sosial merupakan pengguna, sedangkan
komunikan merupakan orang-orang yang menjadi teman ataupun yang melihat moment yang diposting oleh pengguna di dalam media sosialnya. New Media
dalam hal ini media sosial Path yang diciptakan untuk berbagi kepada orang- orang terdekat penggunanya baik itu keluarga, sahabat, pasangan dan teman. Para
keenam informan terdapat kesamaan yang diteliti secara garis besar para informan menggunakan media sosial sebagai tempat berinteraksi dan berkomunikasi dengan
Universitas Sumatera Utara
khususnya para informan menggunakannya untuk berinteraksi dengan teman, sahabat ataupun orang lain yang dikenalnya. Media sosial dapat mempermudah
informan dalam berinteraksi dengan orang yang jarang mereka temui. Seperti halnya informan 4 5 yang menjadikan alasan menggunakan media sosial
sebagai tempat berinteraksi dan memperhatikan orang lain. Fitur yang dimiliki oleh Path dapat membantu penggunanya untuk
mengungkapkan dirinya. Dilihat dari pola komunikasi keenam informan, lima dari enam informan yaitu informaan 1, 2, 4, 5 dan 6 menggunakan seluruh fitur yang
dimiliki Path untuk mengungkapkan diri, sedangkan S.M hanya menggunakan sebagian fitur dari banyak fitur yang dimiliki Path untuk mengungkapkan diri.
Pengungkapan diri yang dilakukan oleh informan 1, 2, 4, 5 dan 6 yaitu dengan menggunakan seluruh fitur yang dimiliki oleh Path.
Seperti halnya jika dikaitkan dengan uses and gratification seseorang bertanggung jawab dalam memilih media yang digunakannya untuk memenuhi
kebutuhannya. Pengguna sebagai individu yang tahu kebutuhan apa yang ia butuhkan, dan memenuhinya dengan cara menggunakan media tertentu yang
dapat memenuhi kebutuhannya tersebut Littlejohn Foss, 2009: 426. Keenam informan tahu kebutuhan apa yang di pilihnya untuk memilih fitur dalam Path
untuk memenuhi kebutuhannya. Disini informan 3 hanya menggunakan empat fitur dalam Path, ia hanya menggunakan fitur Path yang tidak dimiliki oleh
Twitter. Sebagaimana nilai yang dimiliki Path yaitu simple. Path menyediakan
cara sederhana penggunanya untuk membuat jurnal kehidupan catatan penggunanya yang penggunaannya dimana saja bisa digunakan. Keenam informan
menggunakan Path. Path yang lebih personal membantu penggunanya berbagi dan mengekspresikan diri dengan orang yang dicintainya, nilai tersebut dipahami
betul oleh keenam informan sehingga mereka menerima pertemanan hanya orang- orang tertentu yang diterima mereka dalam pertemanan di Path. Nila-nilai lainnya
fitur yang menyenangkan dimiliki Path,hal ini cukup menyenangkan dimata para informan sehingga sampai dengan saat ini mereka masih menggunakan media
sosial tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Keempat yaitu informan 1, 4, 5 dan 6 membuka dirinya sedikit demi sedikit, hal ini dapat terlihat dari history yang mereka miliki di dalam Path,
mereka mengakui pada saat awal mereka menggunakan Path keempat informan tersebut masih menggunakan fitur-fitur yang ada dalam mengungkapkan dirinya.
Para keempat informan masih belum mau mengungkapkan diri berbentuk status yang memiliki topik yang luas. Setelah cukup lama secara perlahan mereka mulai
berani mengungkapkan diri ataupun mencurahkan isi hatinya di dalam Path. Jika dikaitkan dengan penetrasi sosial yang memiliki empat tahap yaitu tahap pertama
yang beranggapan dimana seseorang membuka sedikit demi sedikit tentang dirinya.
Keempat informan membuka diri dalam secara perlahan ini, didorong oleh interaksi yang mereka lihat di timeline Path dalam hal ini seperti faktor yang
mempengaruhi pengungkapan diri jika dilakukan dengan pengungkapan diri secara tatap muka ketika seseorang mengungkapkan dirinya karena lawan
bicaranya mengungkapkan diri. Perbedaannya disini adalah informan sebagai pengguna melihat pengguna lainnya mengungkapkan dirinya di media sosial
sehingga memunculkan keinginan informan untuk mengungkapkan diri. Faktor lainnya yang membuat informan berani untuk membuka diri secara perlahan yaitu
ketidakadaannya yang menanggapi status mereka secara negatif yang dapat merugikan mereka, disini stereotype terjadi pengguna yakin orang-orang yang ada
di Path merupakan orang yang menyukainya sehingga bersikap mendukung terhadap apapun yang dipostingnya. Hal ini dapat terjadi pada tahap penetrasi
sosial yang kedua yaitu munculnya diri, munculnya diri dimana ketika informan mulai menjadikan Path sebagai tempat berbagi tentang dirinya. Tahap ketiga dan
keempat yang ada pada penetrasi sosial yaitu komitmen kenyamanan dan pertukaran stabil tidak dapat dihubungkan dengan pengungkapan diri di dalam
media sosial, kedua tahap tersebut merupakan tahap dimana hubungan antar pribadi antara dua orang sedangkan dalam pengungkapan diri yang dibahas disini
adalah pengungkapan diri yang dilakukan pengguna dengan moment-moment yang dimiliki oleh Path.
Path memiliki batasan pertemanan yang sedikit, sehingga hal ini menjadikan informan selektif dalam menerima pertemanan. Karakteristik
Universitas Sumatera Utara
hubungan antar pribadi yang diterima oleh informan dalam Path yaitu: salah satu faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri yaitu besarnya kelompok.
Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil ketimbang kelompok besar, hal ini yang dirasakan oleh 4 informan dimana, mereka lebih
memilih curhat di media sosial Path ketimbang media sosial yang memiliki pertemanan yang cukup banyak dan tidak berbatas. Berdasarkan perasaan
menyukai oleh informan terhadap orang-orang yang menjadi teman Path yang semuanya merupakan orang-orang yang disukainya yaitu orang yang dikenalnya
sahabat dan keluarga yang merupakan faktor yang mendorong informan untuk melakukan pengungkapkan diri di Path.
Path dengan segala fitur yang dimilikinya di ciptakan untuk membantu penggunanya untuk secara otentik mengekspresikan diri sendiri dan berbagi
kehidupan pribadinya dengan orang yang dicintainya. Dilihat dari komunikasi yang dilakukan keenam informan, pengungkapan diri yang mereka lakukan di
Path merupakan hal yang biasa mereka lakukan, lima dari enam informan yaitu 1, 2, 4, 5, dan 6 menggunakan seluruh fitur yang dimiliki Path untuk
mengungkapkan diri. Sedangkan informan 3 hanya menggunakan sebagian dari fitur untuk mengungkapkan dirinya melalui Path.
Membuka diri menurut Jourard memiliki arti berbicara tentang diri sendiri kepada orang lain sehingga orang lain mengetahui apa yang difikirkan, dirasakan
dan diinginkan oleh diri. Hal ini merupakan yang diungkapkan oleh keenam informan di dalam Path hal ini, semua informan masing-masing mempunyai cara
untuk memberitahukan apa yang mereka fikirkan, apa yang mereka rasakan, dan di inginkan melalui media sosial yang mereka miliki. Seperti halnya keenam
informan masing-masing memberitahukan baik mengungkapkan dengan fitur-fitur yang dimiliki Path, maupun isi pesan yang di ungkapkan berbentuk moment status
seperti apa yang difikirkan, dirasakannya dan diinginkan seperti ketika masing- masing dari mereka mengalami sakit, kegalauan, kepanasan, keinginan akan
sesuatu yang di-posting informan di dalam Path.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendapat Jourard pengungkapan diri memiliki tiga dimensi yaitu keluasan breadth, kedalaman depth dan target atau sasaran
pengungkapan diri target person. Dimensi keluasan mengacu kepada sikap dan pendapat, rasa dan minat, pekerjaan atau kuliah, uang, kepribadian dan tubuh.
Keluasan breadth pada diri informan 1, 4, dan 5 mengacu pada banyak topik. Topik yang dibagikan oleh informan 1 mengacu kepada seluruh fitur yang
dimiliki Path dan termasuk didalamnya moment status yang bertopik tentang banyak hal yaitu; Kuliah, Keluarga, Percintaan, Keuangan, Keadaan Perasaan
yang sedang di alami. Keluasan pada diri informan 6 lebih sedikit dari pada informan 1,4 dan 5 topik pengungkapan diri informan 6 mengacu kepada seluruh
fitur yang dimiliki Path dan termasuk didalamnya moment status yang memiliki
Aku sangat senang hari ini, tadi aku baru saja di kasih bos THR,
gajiku naik
Gambar 4.1 Pengungkapan diri secara tatap muka
Update status ah— “Baru dapet THR-
hip hip horeee”
followers
pengguna pemilik akun
Gambar 4.2 Pengungkapan diri yang dilakukan dengan media sosial
Universitas Sumatera Utara
topik seperti: Kuliah, Keadaan yang di alami, Kegalauan percintaan, dan Puisi. Sedangkan keluasan pada diri informan 2 dan 3 sangat sedikit dibandingkan
dengan informan lainnya. Informan 2 menggunakan fitur yang ada di dalam Path dan moment status yang hanya bertopik tentang kuliah sedangkan informan 3
hanya menggunakan tiga dari banyak fitur Path untuk melakukan pengungkapan diri. Bahkan, informan 3 tidak pernah menggunakan moment status di Path untuk
mengungkapkan dirinya. Informan 3 mengungkapkan dirinya masih sebatas menggunakan empat fitur yang ada di Path fitur tersebut ialah foto, film apa yang
ia tonton, musik apa yang ia dengarkan dan lagi berada di lokasi mana dan dengan siapa ia berada di lokasi tersebut. Seperti halnya di dalam faktor pengungkapan
diri yang disebutkan oleh De Vito di dalam bukunya, ketika seseorang cendrung mengungkapkan dirinya tentang topik tertentu disini dapat dilihat bahwasannya
topik yang diungkapkan oleh para informan masing-masing tidak menceritakan hal yang tabu untuk diposting.
Dimensi kedalaman pengungkapan diri mengacu kepada empat tingkatan. Empat tingkatan tersebut yaitu: tidak pernah bercerita kepada orang lain tentang
aspek diri, berbicara secara umum, bercerita secara penuh dan sangat mendetail, dan berbohong atau salah mengartikan aspek diri. Jika dikaitkan dengan dimensi
kedalaman pengungkapan diri yang dilakukan masing-masing informan mengungkapkan dirinya. Adapun pengungkapan diri yang dilakukan oleh
informan melalui aku Path-nya ialah masing-masing hanya berbicara secara umum dan tidak mendetail. Kedalaman mengungkapkan diri seseorang adalah
tergantung pada situasi dan orang yang diajak berinteraksi, ketika seseoang yang menjadi komunikan menyenangkan dan membuat merasa aman serta
membangkitkan semangat maka kemungkinan seseorang mengungkapkan diri makin besar. Namun, hal ini memiliki perbedaan ketika seseorang menggunakan
media sosial dari peneitian yang dilakukan ditemukan jawaban walaupun Path merupakan media sosial yang membuat informan merasa nyaman, aman dan
beberapa informan mangungkapkan bahwa Path merupakan tempat berbagi. Tetap saja informan memiliki batasan-batasan ketika informan mengungkapkan
dirinya di Path, dimata masing-masing dari mereka merupakan area publik yang tidak semestinya mereka berbicara secara mendetail tentang diri. Jika dikaitkan
Universitas Sumatera Utara
dengan pengungkapan diri johari window yang dilakukan oleh informan dalam media sosial Path merupakan hal yang terbuka yaitu open self pada johari
window. Pada dimensi yang dituju ataupun orang yang dituju dalam hal seseorang
mengungkapkan dirinya. Masing-masing informan punya target person dalam hal mengungkapkan diri tergantung pesan apa yang diungkapkan di Path akan tetapi
dalam hal ini target person memiliki dua target ataupun lebih. Penulisan status yang dilakukan informan adakalanya memiliki dua target person tergantung oleh
situasi dan kondisi yang sedang informan alami. Adakalanya dalam hal memposting moment berbentuk status ada orang yang benar-benar dituju seperti
pasangan dan orang lain yang membacanya ataupun teman yang ada di Path. Adakalanya juga informan memposting moment status hanya supaya dilihat oleh
orang lain. Seperti halnya disini ketika informan 1, 4, dan 5 memposting status yang ditujukan untuk pasangannya, namun di lain sisi informan memposting hal
tersebut supaya dilihat oleh orang lain. Informan 6 juga seperti itu kebanyakan moment yang dipostingnya ditujukan kepada orang yang disukainya dan dilihat
oleh orang lain, namun hal ini tidak secara terang-terangan diungkapkannya. Adapun yang menjadi teman dalam masing-masing akun Path, informan
baik informan 1, 2, 4, 5 dan 6 yang masih tergolong hubungan komunikasi antar pribadi kenalan, teman, sahabat dan keluarga. Bahkan informan ke 3 hanya
berteman dengan teman-teman kampusnya dalam media sosial Path. Setiap informan memiliki criteria yang sama ketika menerima pertemanan dalam media
sosial Path. Pembatasan pertemanan yaitu hanya bisa berteman dengan 150 orang yang menjadi alasan utama mereka lebih selektif menerima pertemanan dan
alasan lainnya yaitu belajar dari kesalahan di media sosial sebelumnya menerima pertemanan yang sembarangan sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dalam
menggunakan media sosial. Path sebagai media sosial baru yang juga memiliki yang diungkapkan oleh
McQuail, yang ditemukan dalam penelitian ini adalah Playfulness yaitu seperti pada informan 4, 5, 6 yang menganggap media sosial Path merupakan sarana
hiburan bagi mereka. Informan lainnya yang menganggap bahwa Path merupakan tempat berbagi, mengisi hari dan sebagainya hal ini dapat dilihat dari cirri media
Universitas Sumatera Utara
baru Autonomy yakni ketika pengguna merasa dapat mengendalikan isi dan menggunakannya. Interactivity yang juga terlihat pada informan 5, yang
menjadikan Path tempat untuk berteman dengan orang lain. Jika dikaitkan dengan hierarki kebutuhan manusia yang terpenuhi ketika
informan mengungkapkan dirinya melalui media sosial Path. Kebutuhan yang terpenuhi oleh informan 1 yaitu kebutuhan akan penghargaan, pada informan 1
mengungkapkan dirinya bahwa ia sedang dimana, melakukan apa, memikirkan dan merasakan apa. Kebutuhan yang terpenuhi informan 2 dan 3 juga
mengungkapkan dirinya untuk memenuhi kebutuhan akan penghargaan namun disini media sosial yang memenuhi kebutuhannya tersebut bukanlah Path
melainka Twitter yang merupakan media sosial yang disenangi oleh kedua informan tersebut. Berbeda dengan informan 4 dan 6 yakni kebutuhan yang
terpenuhi yaitu kebutuhan akan cinta dan keberadaan, pada informan 4 dan 6 tersebut mereka sama-sama ingin diperhatikan oleh orang lain. Pada informan 5
memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam mengungkapkan dirinya di media sosial Path, ada rasa bangga yang dirasakannya ketika ia melakukan
penggungkapan diri. Komunikasi yang didefenisikan oleh Laswell yakni siapa yang
menyampaikan, dalam hal ini pengguna ataupun para informan sebagai orang yang menyampaikan pesan dalam media sosial Path. Apa yang disampaikan,
yang disampaikan yaitu pesan dalam bentuk pengungkapan diri yang diposting oleh informan dalam Path. Melalui media apa, media yang digunakan disini yaitu
media baru media sosial Path yang merupakan jenis media yang mengkaburkan dirinya media massa ataupun media komunikasi antar pribadi, hal ini tergantung
dari sisi mana melihat media tersebut. Kepada siapa, sama dengan target person informan memiliki target person yang berbeda yang terkadang memiliki dua sisi.
Pengaruhnya, ketika ditanyakan pengaruh terhadap komunikan hal ini merupakan hal yang tidak dijangkau oleh peneliti sebagaimana peneliti hanya melakukan
penelian terhadap informan yaitu sebagai pengguna yang memposting moment di dalam Path. Tetapi, jika hal ini ditanyakan terhadap informan sebagai pengguna
pengaruh apa yang dirasakan jika ia sudah melakukan pengungkapan dirinya di media sosial, terkadang dilingkungan para informan yang mengungkapan dirinya
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan ejekkan ataupun hanya berupa sindirian halus seperti senyuman. Namun, setiap informan yang mengungkapkan dirinya di dalam Path memiliki
perasaan yang sama juga seperti ada-nya rasa ketagihan dalam diri yang dirasakan oleh masing-masing informan sehingga hal ini pula yang menjadikan
alasan mereka melupakan efek berupa ejekan tersebut dan melakukannya kembali.
Universitas Sumatera Utara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap enam informan pengguna Path yang merupakan mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Sumatera
Utara, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Karakteristik pengguna Path berbeda-beda baik dari segi budget yang dihabiskan untuk online perbulannya maupun dari segi informan
menghabiskan biaya untuk membeli gadget. Informan memiliki suku yang berbeda-beda yaitu dua orang bersuku minang, dua orang bersuku batak,
satu orang bersuku melayu, dan satu orang lagi bersuku mandailing. Dua dari enam orang informan tersebut merupakan tidak tinggal dirumah
dengan keluarganya kos. Uang saku perbulan para informan sedikit mengalami perbedaan pada informan yang tidak tinggal dengan orangtua.
Kebanyakan dari informan memiliki orang tua yang berkerja yaitu ayah sebagai pegawai BUMN dan pegawai negri, hanya informan 3 S.M yang
berbeda disini orang tua S.M merupakan seorang wiraswasta. Beberapa diantaranya memiliki ibu yang juga bekerja sebagai pegawai BUMN dan
pegawai negri sipil juga, dan dua diantaranya merupakan ibu rumah tangga sedangkan Ibu informan 3 S.M merupakan seorang wiraswasta. Gadget
yang digunakan juga memiliki merk yang sama yaitu para informan yang menggunakan gadget berbasis Android menggunakan merk sama yaitu
Samsung, dan beberapa informan menggunakan iOs baik berupa iphone ataupun ipad yaitu bermerk Apple, hanya informan 1 D.F yang
menggunakan gadget berbasis iOs baik berupa iphone handphone ataupun ipad, informan 6 A.S menggunakan keduanya yaitu ia
menggunakan handphone berbasis Android dan menggunakan iOs Ipad juga. Peneliti disini menarik kesimpulan dari keenam informan yaitu
semakin besar budget yang dihabiskan untuk online, maka semakin sering ia menggunakan media sosial. Biaya yang dikeluarkan informan untuk
membeli gadget terlihat dalam penelitian, informan menghabiskan biaya
Universitas Sumatera Utara