Gambar 3.10. Material Balance
3.4.7.5. Diagram Ishikawa
Diagram Ishikawa merupakan salah satu tool pada quality control QC yang jugadikenal dengan Diagram Sebab Akibat. Menurut Gaspersz 2003,
diagram sebabakibat adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat.Berkaitan dengan pengendalian proses secara statistik, diagram sebab
akibatdipergunakan untuk menunjukkan factor-faktor penyebab sebab dankarakteristik kualitas akibat yang disebabkan oleh faktor-faktor
penyebab.Diagram ini disebut juga sebagai diagram tulang ikan fishbone chart karenabentuknya seperti tulang ikan. Diagram ini pertama kali diperkenalkan oleh
Prof.Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 1953. Langkah yang paling mudah untuk membuat Diagram Ishikawa
adalahpenggunaan metode 4M1E Man, Machine, Material, Method, and Environment untuk mengelompokkan faktor-faktor penyebab terjadinya
Universitas Sumatera Utara
penyimpangankualitas APO, 2001. Gambar 3.11 menunjukkan hubungan faktor- faktor penyebab sebab dan karakteristik kualitas akibat.
Gambar 3.11. Diagram Ishikawa APO, 2001
3.4.7.6. Diagram Pareto
Diagram pareto merupakan grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkanurutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi
ditunjukkan olehgrafik batang yang pertama dan tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri,dan seterusnya sampai masalah paling sedikit terjadi ditunjukkan
oleh grafikbatang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan Gaspersz,2003. Analisis pada diagram pareto merupakan metode untuk
mengidentifikasibeberapa penyebab penting biasanya 20 yang berkontribusi pada sebagianbesar masalah biasanya 80 APO, 2001. Berikut ini adalah
contoh dari diagram pareto yang ditunjukkan pada Gambar 3.12.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.12. Diagram Pareto
3.4.7.7.Cost Benefit Analysis
Cost Benefit Analysis merupakan suatu teknik yang digunakan untukmengidentifikasi peluang untuk perbaikan dengan membandingkan biaya
dankeuntungan yang akan diperoleh. Informasi secara kuantitatif maupun kualitatifbiasanya digunakan pada teknik ini. Informasi kuantitatif dinyatakan
dalam dollaratau jumlah lainnya yang berhubungan dengan ukuran, frekuensi, dan lainnya.Sedangkan informasi kualitatif bersifat deskriptif dan berdasarkan
penilaianseseorang APO, 2001. Profitability Analysis merupakan metode kuantitatif yang menggunakan
biayasebagai indikatornya. Profitability analysis membentuk dasar prioritas dan penerapan alternatif-alternatif yang dipilih. Beberapa teknik profitabilityanalysis
diantaranya Pay Back Period, Net Present Value, dan Internal Rate ofReturn.
Universitas Sumatera Utara
Metode-metode tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memilih alternatif GP yang paling layak secara ekonomis APO, 2001.
Tujuan dari perhitungan kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana gagasan usaha proyek yang direncanakan dapat memberikan manfaat
benefit, baik dilihat dari financial benefit maupun social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan
yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur ekonomis proyek. Apabila
hasil perhitungan telah menunjukkan layak, pelaksanaannya akan jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi karena faktor-faktor
uncontrollable seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah, disamping data yang digunakan tidak relevan.
Perkiraan benefit cash in flows dan perkiraan cost cash out flows yang menggambarkan posisi keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan
sebagai alat kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usahaproyek.
Di pihak lain, dengan adanya hasil perhitungan kriteria investasi, penanam modal dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan, apakah modal yang ditanam lebih baik pada proyek atau lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan lainnya.
Secara umum, keputusan yang yang timbul dari hasil analisis proyek dapat digolongkan atas 3 bagian:
1. Menerima atau menolak proyek.
Universitas Sumatera Utara
2. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling layak untuk dikerjakan.
3. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak.
Adapun perhitungan kriteria investasi terdiri dari: 1.
Net Present Value NPV Net Present Value adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam
mengukur apakah suatu proyek layak atau tidak. Perhitungan net present value merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan Social
Opportunity Cost of Capital SOCC. Secara singkat, formula untuk net present value adalah sebagai berikut:
NPV = ∑
��
�
1 + �
−� �
�=1
atauNPV = ∑
��
�
1+ �
�
� �=1
Keterangan: NB = Net Benefit = Benefit – Cost
B = Benefit yang telah didiskon
C = Cost yang telah didiskon i
= Discount factor n
= Tahun waktu Apabila hasil perhitungan net present value lebih besar dari 0 nol, dikatakan
usahaproyek tersebut layak untuk dilaksanakan dan jika lebih kecil dari 0 nol tidak layak utnuk dilaksanakan. Hasil perhitungan net present value sama
dengan 0 nol berarti proyek tersebut berada dalam keadaan Break Even Point BEP dimana total pendapatan sama dengan total biaya dalam bentuk present
value.
Universitas Sumatera Utara
Untukmenghitung NPV dalam sebuah gagasan usaha proyek, diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta
perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan. 2.
Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan
net present value sama dengan 0 nol. Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital SOCC
dikatakan proyek tersebut layak, bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan dibawah SOCC maka proyek tersebut tidak layak. Formula untuk IRR
dapat dirumuskan sebagai berikut: IRR =
�
1
+
���
1
���
1
−���
2
�
1
− �
2
Keterangan: i
1
= Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV
1
i
2
= Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV
2
3. Net Benefit Cost Ratio
Net Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif + dengan net benefit yang telah di discount negatif -
dengan persamaan sebagai berikut:
NetB C =
∑ ��
�
+
� �=1
∑ ��
�
−
� �=1
Jika nilaiNetB Clebih besaar dari 1 satu maka gagasan usahaproyek tersebut layak untuk dikerjakan dan jika lebih kecil dari 1 satu berarti tidak layak
untuk dikerjakan. NetB C sama dengan 1 satu berarti cash in flowsama
Universitas Sumatera Utara
dengan cash out flows, dalam present value disebut dengan Break Even Point BEP, yaitu total cost sama dengan total revenue.
3.4.7.8. Matriks Keputusan