hasilperhitungan, nilai indeks EPI untuk kedua parameter tersebut bernilai negatif,yang menandakan bahwa kinerja lingkungan yang dicapai perusahaan
tergolongkurang baik dan dapat membahayakan bagi lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 32 mengenailingkungan pasal 1 No. 2, yaitu perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidupadalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsilingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
danatau kerusakanlingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Pada pasal 1 No.
3 jugadisebutkan bahwa Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencanayang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam
strategipembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masadepan.Karena itu, dalam pemilihan alternatif yang akan dilakukan, diperlukan suatuupaya untuk mengurangi limbah yang terbuang langsung ke
lingkungan.
6.2. Analisa Planning 6.2.1. Analisa Identifikasi Masalah dan Penyebab
Identifikasi masalah dilakukan dengan mencari informasi mengenai limbah dari pengolahan resin perekat dan penanganan limbah tersebut dengan
menggunakan diagram ishikawa dan perhitungan material balance.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan informasi yang diperoleh terdapat dua jenis limbah yang dihasilkan selama proses produksi tersebut, yaitu limbah padat dan cair. Untuk
limbah padat dihasilkan pada proses akhir dari perekat yang disaring melalui filter dan ditampung pada bak penampungan. Selanjutnya limbah padat tersebut
dibiarkan sampai terbentuk padatan kerak. Sedangkan untuk limbah cair yang dihasilkan dari proses pertengahan perekat. Kedua limbah padat dan cair
diperlukan adanya upaya untuk mereduksi atau bahkan menghilangkan limbah tersebut agar dapat mengurangi beban terhadap lingkungan dan juga
meningkatkan produktivitas perekatdi perusahan. Selain itu, terdapat empat faktor yang sangat mempengaruhi munculnya limbah, yaitu manusia, bahan baku,
metode, dan mesin atau peralatan.
6.2.2. Analisa Menentukan Tujuan dan Target
Dengan melakukan pendekatan green productivity ini, tujuan dan target dicapai adalah mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan selama proses produksi
yang berdampak pada menurunnya tingkat produktivitas dan kinerja lingkungan dengan target tidak ada kandungan zat berbahaya pada limbah dan meningkatkan
produktivitas perusahaan.
6.3. Analisa Generate Green Productivity Options 6.3.1. Analisa Usulan Alternatif Solusi
Berdasarkan pertimbangan yang diperoleh pada identifikasi masalah yang ada, maka diberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah.
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 6.2 terdapat dua alternatif yang dapat diusulkan yaitu kondisi perusahaan sebagai perbandingan dengan alternatif 1 dan alternatif 2. Kondisi ini
merupakan kondisi yang ada sekarang atau kondisi awal perusahaan sebelum melakukan perbaikkan. Alternatif 1 fokus terhadap penyelesaian masalah limbah
yaitu dengan mengurangi dampak limbah padat dan cair dengan membuat filter bahan baku, membeli mesin incinerator, dan mesin chiller. Sedangkan alternatif 2
lebih cenderung memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Untuk dari beberapa alternatif tersebut, dapat dilihat pada Tabel 6.2 berikut ini:
Tabel 6.2. Alternatif-Alternatif Pemecahan Masalah Kondisi Perusahaan
Alternatif 2 Alternatif 3
• Tidak melakukan
perbaikan kondisi saat ini
• Membuat
filter bahan baku
• Pembelian mesin
chiller •
Pembelian mesin incinerator
• Pembelian mesin
incinerator •
Pemanfaatan limbah padat resin menjadi
energi panas dan energi listrik
Sumber : Pengolahan Data
6.3.2. Analisa Memilih Alternatif Solusi
Pemilihan alternatif didasarkan pada tiga aspek, yaitu: 1.
Economic Value Added Pada aspek ini harus dapat menjamin adanya keuntungan bagi perusahaan.
Indikator meningkatnya keuntungan dapat dilihat pada perhitungan Green Productivity Index GPI seperti terlihat pada Tabel 6.3. Berdasarkan tabel
tersebut, terlihat bahwa penggunaan material untuk alternatif 1 lebih baik
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan alternatif lainnya dengan GPI sebesar 1,20. Hal tersebut juga dengan faktor lainnya, yaitu manusia, energi, dan maintenance. Pada
Tabel 6.3 dapat dilihat Green Productivity Index GPI
Tabel 6.3. Hasil Perhitungan Green Productivity Ratio GPR dan Green Productivity Index GPI
Green Productivity Indicators
Base Scenario
GP Ratio Base
Scenario GP Index
Alt 1 Scenario
GP Ratio Alt 1
Scenario GP Index
Alt 2 Scenario
GP Ratio Alt 2
Scenario GP Index
GP Material Ratio 17,34
1,00 20,80
1,20 17,34
1,00 GP Human Ratio
236,81 1,00
265,76 1,12
228,89 0,97
GP Energy Ratio 369,08
1,00 521,04
1,41 410,09
1,11 GP Maintenance Ratio
3.639,15 1,00
4.043,36 1,11
3.433,16 0,94
GP Waste Ratio 0,0211
1,00 0,0085
0,40 0,0127
0,60
Sumber : Pengolahan Data
2. Environment Value Added
Untuk aspek ini harus dapat mengurangi dampak lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat pada Green Productivity Index GPI untuk waste. GPI untuk
waste pada alternatif 1 sebesar 0,4 lebih kecil dibandingkan dengan kondisi perusahaan maupun alternatif 2.
3. Social Value Added
Pada aspek ini harus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat disekitar pabrik. Salah satu manfaat untuk mengurangi pengangguran adalah
memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar pabrik. Di antara alternatif-alternatif tersebut, alternatif 1 memberikan lapangan pekerjaan bagi
Universitas Sumatera Utara
masyarakat disekitar, hal ini dikarenakan ada penambahan terhadap operator filter bahan baku mesin incinerator.
Setelah dilakukan perhitungan produktivitas, dampak lingkungan, serta manfaat terhadap masyarakat, hasil menunjukkan alternatif 1 menunjukkan hasil
yang lebih baik diantara kedua alternatif lainnya.
6.3.3. Analisa Green Productivity Indicator
Pemilihan alternatif dilakukan dengan perhitungan Green Productivity Ratio GPR dan Green Productivity Index GPI untuk setiap faktor produksi pada
alternatif 1 dan alternatif 2 yang dibandingkan dengan kondisi sekarang kondisi perusahaan dan diperoleh GPI untuk material, tenaga kerja, energi dan
maintenance. Pada Tabel 6.4 dapat dilihat perhitungan Green Productivity Ratio GPR dan Green Productivity Index GPI.
Tabel 6.4. Hasil Perhitungan Green Productivity Ratio GPR dan Green Productivity Index GPI
Green Productivity Indicators
Base Scenario
GP Ratio Base
Scenario GP Index
Alt 1 Scenario
GP Ratio Alt 1
Scenario GP Index
Alt 2 Scenario
GP Ratio Alt 2
Scenario GP Index
GP Material Ratio 17,35
1,00 20,82
1,20 17,35
1,00 GP Human Ratio
236,97 1,00
265,94 1,12
229,04 0,97
GP Energy Ratio 369,33
1,00 521,39
1,41 410,37
1,11 GP Maintenance Ratio
3,642 1,00
4,046 1,11
3,435 0,94
GP Waste Ratio 0,0216
1,00 0,0086
0,40 0,0130
0,60
Sumber : Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Jika nilai Green Productivity Ratio GPR lebih dari satu, maka berarti alternatif yang digunakan lebih baik dari kondisi sebelumnya. Dari hasil
perhitungan, alternatif yang terpilih adalah alternatif 1, terlihat dari nilai rata-rata GPI bahwa di atas satu.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN