Uji F Uji Simultan Uji t Uji Parsial Koefisien Determinasi R²

47 oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Situmorang Lutfi, 2012:133.

3.10.4 Pengujian Hipotesis

3.10.4.1 Uji F Uji Simultan

Uji-F digunakan untuk menguji apakah setiap variabel independen X mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen Y secara serentak. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Ho : b1, b2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang positif dan siginifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen H1 : b1, b2 ≠ 0 terdapat pengaruh yang positif dan siginifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen Nilai F hitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS. Selanjutnya nilai F hitung akan dibandingkan dengan F tabel dengan tingkat kesalahan α=5 dan derajat kebebasan df = n-k, k-1. Kaidah pengambilan keputusan: Ho diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Ho ditolak jika F hitung F tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara 48

3.10.4.2 Uji t Uji Parsial

Uji t, yaitu menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Test uji parsial menguji setiap variabel bebas X 1 dan X 2 apakah mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat Y secara parsial. H : b 1 = 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 yaitu gaya kepemimpinan dan prestasi kerja terhadap kinerja sebagai variabel terikat Y. Ha : b 1 ≠ 0, artinya secara parsial ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 yaitu gaya kepemimpinan dan pembagian kerja terhadap kinerja sebagai variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan : H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Ha diterima jika t hitung t tabel pada α = 5

3.10.4.3 Koefisien Determinasi R²

Untuk mengetahui besarnya pengaruh gaya kepemimpinan dan pembagian kerja terhadap kinerja digunakan koefisien determinasi. Jika semakin besar atau mendekati satu maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika determinan semakin mengecil atau mendekati angka no maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentasi kemampuan model dalam menerangkan Universitas Sumatera Utara 49 variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan 1 ≤ R 2 ≥ 1. Jika R 2 semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Sebaliknya jika R 2 semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan variabel yang diteliti amat terbatas. Universitas Sumatera Utara 50 BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT. Tirta Sibayakindo Berastagi

4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT.Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan Air Minum Dalam Kemasan AMDK. Industri air minum ini di prakarsai oleh Tirta Utomo 1930-1994 pada tanggal 23 Februari 1973. Sebelumnya, Tirto Utomo bekerja sebagai pegawai Pertamina 1970-an. Latar belakang Tirto Utomo mendirikan perusahaan ini yaitu berawal dari melihat istri ketua delegasi sebuah perusahaan dari Amerika Serikat yang mengalami diare karena mengkonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan. Setelah itu ia dan saudara-saudaranya mulai mempelajari bagaimana cara memproses air minum dalam kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang telah beroperasi selama 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air, karena di Indonesia sama sekali tidak ada. Pada saat itu orang Indonesia mulai mengubah kebiasaannya dengan mengkonsumsi AMDK. Beliau mendirikan perusahaan dengan nama PT.Golden Mississippi yang memiliki pabrik di Bekasi, Jawa Barat. Pada tahun 1989 nama PT.Golden Universitas Sumatera Utara