INFORMAN UTAMA I Hasil Temuan

5.2.3 INFORMAN UTAMA I

Nama : FM Tempattanggal Lahir : Medan, 17 Maret 2008 Usia : 25 Tahun Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Medan Agama : Islam FM merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di medan. Sehari-hari FM sangat aktif di kampusnya, tetapi dalam pergaulan FM memang sudah lama terlibat dengan narkoba. Awal masuk kuliah FM masih bisa mengontrol untuk penggunaan narkoba tetapi karena sudah candu berat, FM sulit mengontrol diri alhasil kuliahnya berantakan. FM mengaku kalau pergaulnnya sehari-hari dekat dengan anak-anak yang nakal seperti genk motor dan pelaku kriminal. Berikut penuturan FM: “Saya sudah menggunakan narkoba sejak kelas 2 SMP, dulunya saya sama sekali tidak merokok karena selalu ingat pesan orangtua kalau merokok itu merugikan diri sendiri. Tetapi teman-teman di sekolah saya dulu kebanyakan pemakai ganja, mereka sering menawarkan kepada saya, sekali dua kali saya tolak, tetapi lama kelamaan saya tidak tahan akhirnya saya pakai juga”. FM memakai narkoba dari SMP kelas 2, ia dahulunya anak yang pendiam dan menurut dengan perintah orangtuanya. Untuk merokok saja sama sekali tidak ada keinginan bagi FM, mengingat pesan orangtuanya merokok itu merugikan dirinya sendiri. Selama disekolah FM tidak terlalu banyak teman bisa dikatakan kurang Universitas Sumatera Utara pergaulan, jam pulang sekolah FM langsung pulang kerumah. Karena sifat penurut FM inilah yang membuat ibunya selalu memberikan apa saja yang diminta FM bahkan uang jajan yang berlebihan. Kelas 2 SMP muncul keinginan FM untuk lebih bergaul dengan teman-teman sekelasnya. Awalnya FM sama sekali tidak tahu kalau teman-teman dikelasnya sudah pada aktif menggunakan ganja. FM tidak menghiraukan teman-temannya yang suka bolos sekolah dan terlambat masuk ke kelas saat-saat mengikuti jam pelajaran. Akan tetapi lama kelamaan FM ikut terjerumus menggunakan narkoba. FM sengaja ikut teman sekelasnya untuk bolos satu mata pelajaran, karena ajakan temannya itu menggiurkan FM walaupun dia tahu kalau bolos jam pelajaran adalah menyalahi aturan sekolah, karena apabila ketahuan pihak sekolah pasti akan dihukum. FM mendapati teman sekelas dan seniornya sedang melinting ganja di kamar mandi. Saat itu FM hanya memandangi mereka saja, tetapi muncul keinginan yang kuat untuk ikut menghisap ganja tersebut melihat mereka begitu menikmatinya. Tetapi awal ditawarkan untuk menghisap FM masih menolak, takut ketahuan guru disekolah karena posisi saat itu adalah kamar mandi sekolah. Tawaran pertama ditolak FM walau masih memandangi merka menghisap ganja tersebut. Walau tahu itu salah tetapi FM tidak mau memberitahukan kepada guru-gurunya, FM malah takut teman-temannya dihukum kepala sekolah. FM juga takut kalau teman-temannya menghajarnya kalau mereka tahu informasi itu didapat dari FM yang melapor kepada pihak sekolah. FM juga menjelaskan bahwa: “Ada ketertarikan saat menyaksikan teman melinting ganja, terlebih ketika ganja itu dihisap, tampak mereka begitu menikmatnya. Tetapi waktu ditawarkan gratis dari mereka saya masih menolak ”. Universitas Sumatera Utara Mengenai narkoba, FM tahu kalau narkoba itu berbahaya dan mematikan. Pembelajaran dan info-info seperti itu dia dapatkan dari pelajaran bimbingan konseling di sekolahnya. Bahkan beberapa bulan sekali di sekolahnya diadakan penyuluhan dan seminar tentang bahaya narkoba. Karena tahu akan bahaya itulah membuat FM berpikir untuk menggunakannya, walaupun sering dibujuk teman-temannya. FM sama sekali tidak tergoda, hanya saja sudah terlalu sering bergaul dengan teman-teman pemakai. Berikut penuturan FM: ”Terlalu sering dibujuk, saya pun tidak tahan. Ganja itu dilinting oleh senior saya, dia katakan kalau saya tidak pakai ganja yang di tawarkannya, saya tidak gaul, banci dan bodoh. Karena ingin di anggap hebat seperti mereka, ganja yang dilinting bersama rokok itu akhirnya saya hisap juga”. Ganja itu diterima FM, dihisap beberapa kali dikamar mandi saat jam istirahat sekolahnya. Awalnya FM merasa pening, mual dan muntah-muntah. Teman-temannya tertawa saat melihat FM muntah-muntah, temannya mengejek kalau berhenti menghisap dianggap lemah sebagai anak laki-laki. Karena tidak ingin dianggap lemah FM berusaha keras untuk tidak muntah-muntah lagi sambil terus memaksa diri menghisap ganja itu sampai habis. Saat itu FM mendapat kepuasaan tersendiri dan menganggap dirinya hebat. Menurut pemaparan FM: “Efek dari ganja itu sebenarnya tidak enak, berat rasanya kepala saya sehabis pakai ganja, apalagi dulunya saya sama sekali tidak merokok terasa sekali pusing dan mualnya. Tapi tah mengapa terus ada keinginan kembali untuk menggunakannya, sehingga akhirnya saya candu akan ganja itu”. Universitas Sumatera Utara Efek ganja itu membuat FM ketagihan tidak segan-segan FM menemui teman- teman pengguna narkoba, hanya untuk mengkonsumsi narkoba bersama. Mereka secara bergantian masuk kedalam toilet dan menjaga agar teman yang melintas toilet tidak mengetahui aktivitas mereka didalam. Saat itu bagi FM tidak sulit untuk mendapatkan ganja, FM membeli langsung dari temannya yang sudah membawa lebih. Sejak masa candunya FM, dirinya mulai jarang masuk sekolah dan malas untuk mengikuti kegiatan- kegiatan sekolah. FM selalu menghabiskan waktu dengan pergi ke warnet sampai jam pulang sekolah. Pikiran FM sudah tidak adalagi sekolah, masa depan dan nasihat orangtuanya karena kepribadian dan mental FM mulai rusak. FM merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara, dan semua itu aktip dalam pengajian. Tidak ada kekurangan dalam keluarga FM, semuanya lebih dari cukup. Orangtua FM juga baik dan tidak otoriter mereka bisa dikatakan keluarga harmonis dan disegani oleh orang-orang disekelilingnya. Karena kepercayaan penuh dari orang tuanya membuat FM sama sekali tidak dicurigai keluarga, kalau dirinya sudah terjerumus ke dalam narkoba. Yang diketahui Orangtua FM jarang mau bergaul dan hanya sibuk untuk kegiatan-kegiatan positif saja. Untuk masalah teman-teman FM, ibunya tidak terlalu khawatir karena yang datang kerumah selalu anak-anak pengajian dekat rumahnya. Walau sudah sering memakai ganja, FM tidak banyak menunjukkan peerubahan dihadapan orangtuanya, jam pulang sekolah FM selalu tepat waktu sampai di rumah. Sehingga apapun tingkah laku FM di luar tidak membuat keluarganya menaruh curiga pada dirinya. Saat FM masuk SMA mereka sekeluarga pindah rumah karena alasan usaha yang dikelola kedua orangtuanya. Lingkungan tempat tinggal yang baru itu tergolong daerah Universitas Sumatera Utara rawan pemakai narkoba. Tidak ada perasaan takut bagi orangtua FM karena merasa pengaruh agama sudah sudah cukup menjadi pondasi ke empat anaknya agar tidak salah dalam pergaulan. Begitu sangat pintar FM menutupi diri dari keluarganya, bahkan ketika sudah masuk SMA pun, keluarga tidak ada yang tahu kalau FM sudah pakai narkoba. Lingkungan yang baru itulah FM mulai menggunakan shabu-shabu tepatnya pada tahun 2003, rasa penasaran dan ingin tahu yang berlebihan membuat FM mulai mencoba-coba untuk memakainya. FM menganggap dirinya sudah cukup dewasa untuk lebih mengetahui segala hal yang ingin di ketahuinya. FM merasa menggunakan narkoba ke seperti shabu akan menambah relasi dan jaringan yang lebih besar dengan teman sebayanya sehingga lebih gampang dan cepat bergaul dengan lingkungannya yang baru ia tempati. Kalau pertama menghisap ganja yang dilinting dengan rokok, FM merasa pening, keringat dingin, mual dan berujung muntah. Ketika menggunakan shabu- shabu FM merasa lebih percaya diri, semangat, dan selalu penuh perasaan gembira. Bagi FM memakai shabu-shabu merupakan perkerjaan yang paling asik dan merasa diri seperti terbang, lupa semua masalah apapun. Berikut penuturan FM: “Tepat pada tahun 2003 bulan juli, saya beralih ke shabu. Shabu itu dengan mudah sekali saya dapatkan dari teman yang tidak jauh dari rumah saya. Ternyata setelah saya rasakan shabu itu cukup membuat saya lebih rileks dan santai. Saya jadi suka senyum sendiri dan sama sekali merasa tidak punya beban hidup”. Setiap malam minggu FM mengadakan pesta minuman keras, dan mulai berteman langsung dengan para pegedar narkoba. Saat FM ingin menggunakan shabu- shabu, FM langsung menemui bandar dan membelinya sendiri tanpa perantara. FM Universitas Sumatera Utara merasa bebas dengan dirinya. Saat rumah kosong FM memakai shabu-shabu dikamar. Setelah selesai menyabu, bong yang dipakainya di susun rapi di dalam lemari di lipatan kain agar tidak diketahui oleh keluarganya. FM menggunakan shabu-shabu saat itu tidak terlalu berlebihan, dan bagi FM shabu itu cocok dengan dirinya karena tidak membuat badan FM menjadi kurus kering seperti kebanyakan pemakai shabu-shabu lainnya. Kebutuhan uang jajan untuk FM semakin bertambah, karena biaya untuk membeli shabu-shabu sangat mahal, shabu-shabu 1 gram seharga 1 juta rupiah, ½ gram seharga Rp. 500.000, ¼ gram Rp. 300.000. Sementara FM sudah mulai ketergantungan berat, kalau tidak pakai shabu-shabu FM merasa geraknya terbatas dan merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri. FM mulai lebih sering meminta uang pada orangtuanya dengan berdalih untuk keperluan sekolah. Berikut penuturan FM tentang dirinya: “Sejak SMA kelakuan saya banyak berubah, saya sering berbohong untuk masalah uang, saya juga suka mencuri uang ibu saya. Berapapun uang yang diberi kepada saya semua itu terasa kurang. Terlebih saya dan teman-teman mulai sering melakukan pesta shabu. Saya suka ikut taruhan bola dan judi, hasil judi itu saya pakai untuk membeli shabu”. Pernah suatu ketika FM hampir ketahuan ibunya malam itu tidak tidur dirumah. Ditanya terlalu jauh, FM berdalih ikut olahraga pagi dengan anak kampung sehingga sudah bangun saat subuh. Berbagai alasan dibuat oleh FM agar ibunya tidak curiga dan tidak telalu banyak dalam bertanya. Waktu itu bius dari shabu-shabu yang dipakai FM belum habis, sehingga untuk menghilangkan bius itu FM harus banyak bergerak. FM berkeringat secara berlebihan dan rasa semangat yang luar bisaa itu memaksa FM untuk berlari marathon keliling tempat tinggalnya pada waktu pukul 3 pagi. FM tidak merasa Universitas Sumatera Utara ada rasa kelelahan sama sekali dan tidak perduli apa yang akan dipikirkan oleh tetangga sekitar rumahnya melihat aksi FM yang keliling lari marathon subuh itu. Saat ketika bius itu habis barulah FM pulang kerumah dan kembali tidur untuk mengembalikan tenaga yang terkuras banyak. FM juga menambahkan: “Efek shabu ini cukup kontan, saya bisa tahan tidak tidur semalaman terus beraktivitas tanpa henti. Efek keringat dingin berlebihan itu membuat saya gelisah, karena itulah saya sanggup keliling kampung dengan marathon. Setelah bius shabu itu habis, saya pulang ke rumah dan bisa tidur seharian akibat perasaan lelah dari aktivitas yang saya kerjakan”. Tidak jarang FM menggadaikan barang berharga yang FM punya, kalau ada uang berlebih ditebus kembali oleh FM kalau tidak FM membiarkan tergadai begitu saja. FM semakin hari semakin boros, dan berapa pun uang yang diberikan selalu saja kurang, bahkan sudah tidak cukup lagi untuk membeli narkoba, mengingat dirinya menggunakan shabu-shabu dan shabu-shabu itu mahal. FM mengaku kalau dirinya sudah jarang memakai ganja, dia hanya tertarik untuk menggunakan shabu-shabu saja. FM merasa memakai shabu-shabu itu adalah pekerjaan yang santai tetapi efek yang dirasakan sangat luarbisaa nikmat. Walau sebenarnya saat efek bius itu belum hilang FM merasakan kelelahan yang sangat berlebih dan merasa paranoid berlebihan. Berbagai cara dilakukan FM agar masa SMA bisa selesai untuk masuk bangku perkuliahan. Ibunya sempat menaruh curiga, karena melihat jam tidur FM mulai berubah. Malam hari FM lebih sibuk main playstation, game online sampai larut malam. Sementara siang hari FM tidur seharian sampai malam hari. Ibu FM merasa ada yang Universitas Sumatera Utara salah dengan anaknya karena sudah terlalu sering kebisaaan FM itu terjadi dirumah. Jika ibunya bertanya mengenai perkuliahannya, FM memberi banyak alasan untuk meyakinkan ibunya. Ibunya juga kerap kali mendapat anaknya pulang pagi kerumah dengan alasan yang terkadang tidak masuk akal. Ibu FM sempat berpikir kalau FM sudah pakai narkoba karena uang jajan sebanyak apapun yang diberikan selalu saja kurang. Berikut penuturan FM: “Ibu saya sempat menaruh curiga, saya ditanyai kenapa siang hari bisa tidur seharian sementara malam hari sibuk main playstation. Saya menjawab santai seakan tidak ada yang saya tutupi, saya sebenarnya mulai takut tapi untung saat itu ibu saya percaya dengan alasan-alasan saya yang rasa juga terkadang itu semua yang diutarakan tidak masuk akal”. Fase diamana FM merasa mulai jenuh dan bosan dengan kebisaaan menggunakan shabu-shabu, FM ingin lepas, dan mau berhenti menggunakan narkoba. 11 tahun FM menutupi dari keluarganya bahwa ia adalah seorang pecandu narkoba. Terkadang FM merasa bersalah dan sangat berdosa karena menipu ibunya selama ini. Perasaan berhalusinasi yang berlebihan itu yang memaksa FM ingin pulih dan bebas dari narkoba. FM sering merasa dikejar-kejar polisi dan seperti ada bayangan setan yang ingin membunuhnya. Hal-hal seperti itulah yang memaksa FM jujur kepada ibunya bahwa FM telah menggunakan narkoba selama ini, dan FM mengaku pertama sekali mengenal narkoba sewaktu masih SMP. Berikut penjelasan FM: ”Saya sering berhalusinasi seperti dikejar-kejar polisi terkadang saya merasa saya di tindih setan padahal itu hanya bayangan. Saya mulai merasa tidak nyaman dengan kehidupan saya. Sehari-hari saya hanya dipenuhi dengan Universitas Sumatera Utara narkoba, uang saya seberapapun selalu kurang. Kuliah saya sudah lama saya tinggalkan, mau tidak mau terpaksa saya jujur kepada ibu saya kalau saya sudah 11 tahun pakai narkoba. Saya hanya berani jujur pada ibu saya, karena saya lebih dekat dengannya, kalau menceritakan kepada ayah saya takut kalau-kalau saya malah dihajar”. Mengetahui akan hal itu ibunya sangat depresi dan terpukul, Ibunya tidak percaya kalau FM sudah pakai ganja sejak SMP, selama ini tidak ada perubahan yang nyata dilakukan FM didepan ibunya. FM jujur kalau selama ini uang yang di minta setiap hari selalu dipakai untuk beli shabu-shabu, dan pesta minuman keras dengan teman-temannya sesama pengguna narkoba. FM jujur kepada ibunya ingin sembuh dan berhenti menggunakan narkoba, karena sudah merasa sangat mengganngu keadaan psikologis dirinya. Setelah mengetahui anaknya terjerumus kedalam narkoba, ibunya bercerita langsung kepada ayahnya. Ayah FM emosi saat mengetahui dan sempat memukul FM karena kesal selama ini diberi fasilitas tetapi tidak dipakai untuk hal yang berguna oleh FM. FM mengaku menyesal dan sangat ingin lepas dari narkoba. Kasih sayang keluarga tidak habis pada FM walau tahu FM sudah membohongi mereka selama bertahun-tahun, menghabiskan banyak uang untuk hal yang tidak berguna tetapi keluarga tetap ingin kesembuhan FM. Keluarga memutuskan untuk mengisolasikan FM ke tanjung pura tempat pengajian pamannya. Tetapi selama disana tidak ada perubahan malah semakin bertambah parah. FM akhirnya kembali ke rumah dan dipantau langsung aktivitas FM oleh keluarganya. Mereka berpikir kalau tidak bergaul lagi dengan temannya yang sesama pengguna FM akan berhenti pakai shabu- shabu. Berikut penuturan FM: Universitas Sumatera Utara “Keluarga memutuskan saya untuk tinggal di Tanjung Pura, disana ada tempat pengajian paman saya. Mungkin sudah terlalu mendarah daging efek narkoba ini di tubuh saya, disana saya malah sering buat masalah karena saya butuh shabu sementara uang saku saya sudah dibatasi, saya malah jadi mencuri barang-barang di rumah paman saya untuk menambah kekurangan uang saya untuk membeli shabu. Sempat saya dikurung dikamar beberapa hari, sampai pada akhirnya saya kembali dipulangkan ke orangtua saya, karena paman saya menolak keberadaan saya di rumahnya”. Bulan oktober 2013 FM ditangkap polisi, FM dan teman-temannya digrebek saat pesta narkoba waktu itu. Saat penggrebekan FM saat sedang memakai shabu-shabu, dan ada bukti shabu-shabu ditanganya. Saat penggrebekan terjadi mereka diamankan oleh kepala lingkungan di tempat tinggal FM, 2 orang kabur dalam penggrebekan itu dan 4 orang tertangkap, termasuk salah satu didalamnya adalah FM. Orangtua FM tahu akan kejaddian itu sehingga harus menebus FM agar tidak dibawa ke kantor polisi, dengan perjanjian damai ditempat. Tetangga FM memberi saran agar FM direhabilitasi untuk proses pemulihan FM. Karena kalau tidak direhabilitasi kecil kemungkinan untuk sembuh walau ada niat ingin sembuh sarannya. Akhirnya FM dibawa oleh abang dan ayahnya untuk di rehabilitasi di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre Sumatera Utara. Mengenai rehabilitasi tersebut diketahui oleh abang FM dari teman kerja sekantornya, karena dulunya juga ada sepupu dari teman sekantor abang FM yang di rehabilitasi disana, dan sekarang sudah pulih. Universitas Sumatera Utara FM direhabilitasi pada awal tahun 2014, waktu itu ibu FM tidak mau ikut menghantarnya, karena tidak tega kalau anaknya harus direhabilitasi dan jauh dari keluarga selama setahun. Terlebih peraturan panti selama 6 bulan residen tidak diperbolehkan untuk bertemu keluarga dengan alasan apapun. Pihak rehabilitasi memberi informasi kepada FM bahwa dengan rehabilitasi akan mempercepat proses pemulihannya, dan rehabilitasi itu tidak akan berlangsung lama. Hingga akhirnya FM mau direhabilitasi dan menyiapkan diri jauh dari keluarga. Berikut penuturan FM: “Bulan maret tahun 2014 saya di antar abang dan ayah saya ke Sibolangit Centre untuk direhabilitasi. Tetangga kami menyarankan agar saya segera direhabilitasi saja, saya menolak untuk tinggal di panti awalnya karena alasan jauh dari keluarga tetapi jujur saya berkeinginan untuk sembuh. Saya tidak sanggup melihat ibu saya terus menangis karena saya menolak direhabilitasi, saya terpaksa harus mau tinggal dipanti rehabilitasi ini demi kepulihan saya”. Awal rehabilitasi FM masuk dimasukkan ke ruang isolasi selama 8 hari, isolasi itu dirasakannya seperti dipenjara, terasing, kesepian. FM menangis menyesal mengingat semua kebohongan kepada keluarganya. FM merasa sangat sedih saat mengingat ibunya karena sudah membuat ibunya menangis sewaktu mendengar pengakuan FM tentang dirinya yang sudah lama memakai narkoba. FM merasakan kesakitan yang parah, menggigil karena sudah sama sekali tidak bisa memakai shabu- shabu lagi. Selama di isolasi FM harus dipastikan putus zat dengan narkoba. Setelah melewati proses isolasi dan dipastikan sudah pulih dari masa sakau, FM dipindahkan dari ruang isolasi tidur bersama di barak dengan teman yang sudah lebih dulu pulih dari ketergantungan narkoba.Semakin lama FM semakin sadar kalau selama ini dia menyiksa Universitas Sumatera Utara dirinya sendiri dengan narkoba, ia pun berjanji untuk tidak mengkonsumsi narkoba lagi setelah keluar dari rehabilitasi dan FM menceritakan keluhannya dengan konselor kalau ia sangat ingin menyelesaikan kuliahnya kembali setelah selesai masa rehabilitasi nanti. FM mengaku tiga bulan menjalani rehabilitasi, dirinya merasa jenuh dengan rutinitas yang di lakukan setiap hari. FM mulai rindu dengan keluarga dan masakan ibunya. Tetapi saat-saat titik kejenuhan itu memuncak konselor selalu memberi motivasi agar FM tetap betah untuk menyelesaikan proses rehabilitasinya, sampai FM dikatakan sanggup untuk kembali berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Konselor, selalu memberi semangat agar FM pulih, dan sanggup menolak apabila dibujuk kembali oleh teman-temannya nanti ketika keluar dari rehabilitasi. FM juga menjelaskan bahwa: “Selama saya di Sibolangit Centre ini, saya menjalani berbagai kegiatan yang ada di panti dengan metode therapeutic community yang di dampingi konselor, saya merasa mental saya sudah mulai tumbuh dengan baik sehingga saya mulai berfikir positif. Saya semakin sadar kalau selama ini saya hanya menyiksa diri saya dengan narkoba”. Kegiatan yang paling disukai oleh FM adalah kegiatan ibadah, disana FM mengingat semua kebisaaannya yang membuatnya ingin benar-benar pulih. Karena sewaktu belum masuk rehabilitasi dulu, FM tidak pernah lagi sholat, dan membaca kitab suci. Semenjak didalam panti FM semakin rajin beribadah dan lancar kembali membaca kitab suci Al-Qur’an. FM juga menambahkan: “Saya berharap setelah keluar dari Sibolangit Centre ini, keluarga masih menerima dengan tulus walaupun mereka tahu saya mantan pecandu narkoba. Saya mau membahagiakan orangtua dengan memperbaik semua kesalahan Universitas Sumatera Utara dimasa lalu supaya tidak terungkit lagi aib yang buruk dulu. Saya mau lanjut kuliah lagi, setelah di wisuda nanti niatnya ingin buka usaha saja sekalian meneruskan usaha perkebunan sawit keluarga. Semoga saja masih ada perempuan yang menerima saya untuk dinikahi walaupun dia tahu saya mantan pecandu”. Banyak kenanagan yang sulit dilupakan FM, dengan sesama temannya pengguna narkoba dulu. Banyak usaha yang sudah dilakukan, tetapi usaha tersebut semakin mengikat meraka dan sulit lepas dari narkoba. FM sering melibatkan hidupnya dengan konselor di panti, apa yang tidak dipahaminya, FM selalu bertanya dengan konselor ketika menjalani proses konseling. FM Lebih mampu menyikapi masalah dalam hidupnya dengan bantuan konselor yang selalu memberikan pengarahan kepadanya. Konselor selalu mengajak FM untuk mampu menggunakan pikiran yang positif setiap ada keluhan yang dirasakannya. Ada saat-saat tertentu yang diberikan oleh konselor panti untuk merenungi diri dengan kegiatan memancing disela-sela waktu yang ada. FM juga merasa dirinya lebih mandiri dan hidupnya ada perubahan. Universitas Sumatera Utara

5.2.4 INFORMAN UTAMA II

Dokumen yang terkait

Metode Pelayanan Sosial Korban Narkoba Di Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre

7 91 113

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 10

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 1

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 11

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 29

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 2

Peranan Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre Dalam Pembinaan dan Upaya Penyembuhan Terhadap Pecandu Nakoba (Studi di Panti Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre)

0 0 3

Peranan Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre Dalam Pembinaan dan Upaya Penyembuhan Terhadap Pecandu Nakoba (Studi di Panti Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre)

0 0 9

Peranan Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre Dalam Pembinaan dan Upaya Penyembuhan Terhadap Pecandu Nakoba (Studi di Panti Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre)

0 1 44

Peranan Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre Dalam Pembinaan dan Upaya Penyembuhan Terhadap Pecandu Nakoba (Studi di Panti Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre)

0 0 8