Peranan Kerangka Pemikiran Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

Daftar itu dapat ditambah, yang terpenting harapan-harapan itu jelas bagi konselor. Konseling yang efektif adalah mengkonfrontasikan hal itu dengan remaja. Ketika ia gagal memenuhi suatu harapan, konfrontasikan sesegera mungkin. Konsekuensi harus mengikuti konfrontasi langsung terhadap suatu masalah. Jangan hanya mengemukakan konsekuensi secara sambil lalu. Hal ini dianggap sebagai sikap acuh tak acuh. Konfrontasi sering kali efektif untuk mengubah perilaku daripada menjelaskan konsekuensinya. Jika konfrontasi gagal menghasilkan perubahan, dapat dikombinasikan degan konsekuensi. Jangan berhenti mengkonfrontasi dan mengemukakan konsekuensinya. Yang terpenting adalah menjadikan remaja lebih bertanggung jawab terhadap batasan-batasan dan harapan-harapan. Ketika hal ini berlangsung, kelompok sebaya yang tidak sehat akan digantikan dengan kelompok yang sehat dan proses individuasi berjalan secara sehat pula Joewana, 2008: 81-83.

2.2 Peranan

Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan status yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan sesuatu peran Syarbaini, 2009: 60. Peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena fungsi peran itu sendiri adalah sebagai berikut: 1. Memberi arah pada proses sosialisasi. 2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan. 3. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat, dan Universitas Sumatera Utara 4. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat. Peranan sendiri berkaitan erat dengan fungsi sosial seorang baik secara formal maupun informal. Peranan sendiri digunakan dalam setiap bagian kehidupan, baik itu masyarakat, pekerjaan dan sekolah.

2.3 Narkoba

2.3.1. Pengertian Narkoba

Narkoba muncul di dalam masyarakat untuk mempermudah mengingat-ngingat yang diartikan sebagai Narkotika dan Obat-obat berbahaya atau terlarang. Secara umum narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan bahan-bahan berbahaya yang di dalamnya zat-zat kimia, limbah-limbah beracun, pestisida atau lain-lainnya. Waktu ke waktu istilah Narkoba ditambah dengan Alkohol dan sering disebut sebagai NAZA Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif lainnya, tetapi kemudian muncul obat-obatan yang sejenis dengan narkotika, hanya saja tidak terdapat kandungan narkotika didalamnya yang kini banyak beredar di pasaran illegal disebut dengan Psikotropika. Dengan demikian belakangan ini disebut NAPZA Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Adapun yang dimaksud dengan zat Adiktif lainnya disini, adalah zat-zat pada umumnya yang dapat membuat orang adictie atau ketergantungan atau kecanduan seperti Nicotin pada tembakau dan Kafein pada kopi. Narkoba yang populer saat ini adalah Narkotika dan Psikotropika sebagaimana yang disebutkan oleh UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika pada pasal 1 ke 1, ”Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik Universitas Sumatera Utara sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan” Willy,

2005: 4-5.

Narkoba merupakan akronim dari Narkotika, Psikotropika dan bahan-bahan adiktif lainnya. Istilah narkoba tergolong belum lama, istilah ini muncul sekitar tahun 1998 karena banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaina barang-barang yang termasuk narkotika dan obat-obat adiktif yang terlarang. Oleh karena itu untuk memudahkan orang berkomunikasi dan tidak menyebut istilah yang tergolong panjang, maka kata-kata “Narkotika, Psikotropika dan bahan-bahan Adiktif lainnya” ini disingkat menjadi “Narkoba”. Menurut Badan Narkotika Nasional BNN Narkoba adalah zat-zat kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam tubuh manusia baik secara oral, dihirup, maupun intravena, suntik dapat mengubah dan bahkan merusak pikiran, suasana hati, ataupun perasaan, perilaku seseorang dan organ tubuh Badan Narkotika Nasional, 2007: 9. Memang benar pada dasarnya bahwa Narkoba Narkotika dan Psikotropika sangat dibutuhkan di dalam bidang medis sebagai pengobatan dalam waktu operasi sebagai obat bius dan untuk penenang. Undang-undang juga membenarkan dan memberi izin penggunaannya kepada dua hal, yakni keperluan medis atau rumah sakit dan keperluan penelitian atau ilmu pengetahuan. Pada prinsipnya Narkoba tersebut tidak dilarang jika digunakan sebagaimana mestinya untuk dua keperluan tersebut. Namun demikian, kepemilikannya juga harus ada izin tertentu dari pemerintah. Yang dilarang adalah peredaran gelap dan penyalahgunaannya, sebagaimana yang diketahui Narkoba banyak ditransaksikan secara Universitas Sumatera Utara sembunyi-sembunyi bahkan terkadang sudah terang-terangan di dalam lingkungan masyarakat untuk dikonsumsi dengan mengambil efeknya berupa kesenangan, padahal kita ketahui dampak negatifnya sangat berbahaya yang dapat saja menimbulkan komplikasi berbagai macam penyakit hingga kematian Willy, 2005: 5. Narkoba yang popular didalam masyarakat terdiri dari tiga golongan yaitu: Nrkotika, Psikotropika dan bahan-bahan Adiktif lainnya. 1. Narkotika Narkotika menurut Undang-undang RI No.22 Tahun 1997 adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Berdasarkan bahan asalnya narkotika terbagi dalam 3 golongan yaitu: a. Alami, yakni jenis zatobat yang timbul dari alam tanpa adanya proses fermentasi, isolasi atau proses produksi lainnya. Contohnya: Ganja, Opium, Daun Koka. b. Semi sintesis adalah zat yang diproses sedemikian rupa melalui proses ekstraksi dan isolasi. Contohnya: Morfin, Heroin, Kodein. c. Sintesis, yakni jenis obat atau zat yang di produksi secara sintesis untuk keperluan medis atau penelitian yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit analgesik seperti penekanan batuk antitusif. Contohnya: Amfetamin, Dekssamfetamin, Penthidin, Meperidin, Metadon, Dipipanon, Dekstropropakasifen, LSD Lisergik, Dietilamid. Universitas Sumatera Utara 2. Psikotropika Psikotropikamenurut Undang-Undang RI No.5 Tahun 1997 adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas aktifitas mental dan perilaku. Dalam bidang farmakologi, Psikotropika dapat dibedakan dalam 3 tiga golongan yang berbeda efeknya, yaitu: a. Golongan psikostimulansia yang apabila disalahgunakan sangat merugikan kesehatan perorangan. Jenis obat yang termasuk golongan ini adalah Amfetamin lebih populer di kalangan masyarakat sebagai shabu-shabu dan ekstasy dan Deksamfetamine. b. Golongan psikodepresan dapat digolongkan sebagai obat tidur, penenang dan obat anti cemas yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas apabila disalahgunakan dapat merugukan kesehatan perorangan dan tata kehidupan masyarakat. Contohnya: Amobarbital, Pheno karkital, dan Pento karkital. c. Golongan sedativa adalah jenis obat-obatan yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas dan digunakan sangat luas dalam terapi, apabila disalahgunakan dapat merugikan kesehatan. Contohnya: Diazepam, Klobazam, Bromazepam, Fenobarbital, Barbital, Klonazepam, Klordiazepoxide, Nitrazezam, seperti BK, DUM, MG. 3. Zat adiktif lainnya Universitas Sumatera Utara Zat Adiktif adalah zat atau bahan aktif bukan narkotika atau psikotropika yang bekerja pada sistem saraf pusat dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis. Adapun jenis-jenis bahan adiktif yaitu: a. Inhalen, yaitu zat yang terdapat pada lem dan pengecet cat. Penggunaannya dengan cara dihirup. Efeknya hilang ingatan, tidak dapat berfikir, mudah berdarah, kerusakan hati dan ginjal, kejang- kejang otot. b. Alkohol, yaitu minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat, dengan cara fermentasi. Efeknya menyebabkan depresi pada sistem syaraf pusat, menyebabkan oedema otak, menimbulkan habilutasi, toleransi dan ketagihan, peradangan lambung, melemahkan jantung dan hati menjadi keras. c. TembakauRokok, pengaruh dari penggunaan tembakaurokok apabila digunakan dalam jumlah besar dalam jangka waktu yang lama. Zat tembakau ini sendiri merupakan zat yang menimbulkan ketergantungan pada umumnya. Hal yang paling mempengaruhi adalah racun dalam tembakau yang disebut nikotin. Efeknya menyumbat saluran darah, menimbulkan penyakit kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan. d. Obat Penenang, yaitu obat tidur, pil koplo, valium, nipam, dll. Efeknya bicara jadi pelo, memperlambat respon fisik, mental dan emosi. Universitas Sumatera Utara e. Zat yang mudah menguap, yaitu lem aica aibon, thiner, bensin, efeknya memperlambat kerja otak, menimbulkan rasa senang, penurunan kesadaran Nasution, 2004: 13-14.

2.3.2. Perkembangan Narkoba

Sejak zaman pra-sejarah, manusia telah mengenal zat-zat yang tergolong ke dalam narkoba. beberapa di antara zat-zat tersebut adalah: 1. Alkohol Menurut catatan arkeologik, minuman beralkohol sudah dikenal manusia sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Alkohol merupakan penekan susunan syaraf pusat tertua, dan bersama-sama kafein dan nikotin merupakan zat kimia yang paling banyak digunakan manusia Joewana, 2008: 33 Alkohol merupakan zat tertua yang digunakan orang. Alkohol diperoleh dari buah atau sayuran yang terlupakan dan kemuadian mengalami fermentasi dan menjadi alkohol yang sangat digemari sebagai salah satu minuman. Masyarakat Mesir kuno dan Yunanai membuat alkohol dari fermentasi anngur. Sekitar abad ke-7 Masehi penggunaan alkohol mulai menurun semenjak turunnya agama islam yang melarang untuk meminum alkohol. Dewasa ini, penggunaan alkohol semakin marak, seiring dengan derasnya arus globalisasi. Wilayah Asia, termasuk Indonesia telah dijadikan salah satu tujuan distribusi terbaru dari minuman beralkohol, yang kemudian bukan di bidang kesehatan, akan tetapi juga di bidang sosial dan ekonomi.. 2. Ganja Universitas Sumatera Utara Ganja merupakan suatu tanaman perdu yang tingginya dapat mencapai 4 meter dan dikenal lebih dari 100 spesies tanaman yang dapat tumbuh didaerah tropis dan daerah beriklim sedang seperti aiandia, Thailand, Sumatera, Nepal, Jamaika, Kolumbia, Korea, Iowa AS, dan Rusia bagian selatan Joewana, 2008: 27 Ganja sudah digunakan semenjak tahun 2700 SM untuk mengatasi kesulitan buang air besar, rematik, penyakit lupa, sakit perut, malaria dan beri-beri. Sementara itu 500 tahun SM, orang-orang Scythian yang hidup di wilayah sungai Volga dan Danube melemparkan ganja ke batu panas di dalam tenda-tenda kecil dan menghirup asapnya dan ini adalah merupakan peristiwa awal penggunaan ganja di luar pengobatan. Di tahun 1750 Raja George dari Inggris sempat memproklamasikan untuk menanam dan memperbanyak ganja yang tujuannya adalah untuk mengembangkan industri tekstil dan tali. Di Indonesia sendiri, ganja pertama sekali digunakan sebagai bahan bumbu masakan. Namun kemudian disalahgunakan dengan mencampurnya bersama rokok yang akan menyebabkan penggunanya merasa “fly” atau terbang dan tidak menghiraukan hal-hal lain. 3. Kokain Kokain adalah alkaloida yang berasal dari tanaman Eritrosilon koka yang tumbuh di Bolivia dan Peru pada lereng-lereng pegunungan Andes, di Amerika Selatan Joewana, 2008: 29. Kokain telah mulai digunakan sejak 8 abad yang lalu di pegunungan Andes Amerika Selatan. Oleh suku Inca, hak memakan daun koka adalah hadiah terbesar yang dapatdiberikan, jauh lebih berharga disbanding emas dan perak. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1860-an kokain yang diperoleh dari daun koka telah mulai diproduksi dan dapat digunakan dalam bentuk sutikan untuk tujuan pengobatan. 4. Tembakau Orang-orang Indian Amerika telah sejak lama menghisap tembakau sebelum pada akhirnya menjadi terkenal setelah ditemukan oleh Columbus di tahun 1492. selain itu berbagai bangsa lainnya di dunia diketahui juga telah menggunakan tembakau yang kemudian terus berkembang hingga saat ini dan menjadi salah satu bahan baku utama di dalam produksi rokok.

2.3.3. Cara Kerja Narkoba

Narkoba yang ditelan masuk ke dalam lambung, kemudian ke pembuluh darah. Jika dihisap atau dihirup, zat diserap masuk ke dalam pembuluh darah melalui saluran hidung dan paru-paru. Jika zat disuntikkan, zat itu langsung masuk ke dalam aliran darah dan darah membawa zat itu ke otak. Semua jenis narkoba mengubah perasaan dan cara berfikir seseorang, tergantung pada jenisnya. Narkoba menyebabkan antara lain: d. Peubahan pada suasana hati menenangkan, rileks, gembira, rasa bebas e. Perubahan pada pikiran stress hilang, meningkatkan khayal f. Perubahan perilaku meningkatkan keakraban, menghambat nilai, lepas kendali Itulah sebabnya narkoba disebut juga zat psikoaktif. Perasaan enak dan nyaman inilah yang mula-mula dicari oleh pemakainya. Bagian otak yang bertanggung jawab atas perasaan kehidupan perasaan disebut sistem limbus.Hipotalamus, yaitu pusat kenikmatan pada otak, adalah bagian dari system limbus. Narkoba menghasilkan Universitas Sumatera Utara perasaan high dengan mengubah susunan biokimiawi molekul sel otak pada system limbus, yang disebut neuro-transmitter. Dapat dikatakan bahwa otak bekerja dengan motto “jika merasa enak, lakukanlah”. Otak kita memang diperlengkapi alat untuk menguatkan rasa nikmat dan menghindarkan rasa sakit atau tidak enak, guna membantu kita memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti rasa lapar, haus, rasa hangat, dan tidur. Mekanisme ini merupakan mekanisme pertahanan diri. Jika kita lapar, otak menyampaikan pesan agar mencari makanan yang kita butuhkan. Kita berupaya mencari makanan itu, dan menempatkannya di atas segala-galanya. Kita rela meninggalkan pekerjaan dan kegiatan lain, demi memperoleh makanan itu. Yang terjadi pada adiksi adalah semacam pembelajaran sel-sel otak paa hipotalamus pusat kenikmatan. Jika kita mengkonsumsi narkoba, otak membaca tanggapan kita. Jika kita merasa nikmat, otak mengeluarkan neutrotransmiter yang menyampaikan pesan: “Zat ini berguna bagi mekanisme pertahanan tubuh. Jadi,ulangi pemakaiannya” Jika memakai narkoba lagi, kita kembali merasa nikmat, seolah-olah kebutuhan kita terpuaskan. Otak akan merekamnya sebagai sesuatu yang harus dicari sebagai prioritas. Akibatnya, otak membuat “program salah”, seolah-olah kita memang memerlukanya sebagai mekanisme pertahanan diri. Terjadi kecanduan. Terlepas dari dampak buruknya, harus diakui bahwa narkoba memenuhi sebagian kebutuhan manusia. Jika tidak, orang tidak akan berpaling kepada narkoba dan mengambil resiko kehilangan sekolah, pekerjaan, keluarga, teman, atau yang lain- lainnya hanya untuk narkoba. Pengaruh narkoba terhadap perubahan suasana hati dan perilaku adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Bebas dari rasa kesepian Dalam masyarakat modern, ketika orang sulit menjalin hubungan akrab, narkoba menjadi ‘obat manjur’. Pada tahap jangka pendek, narkoba menyebabkan keakraban dengan sesama serta hilangnya rasa kesepian. Namun, dalam jangka panjang, narkoba justru memunculkan perasaan terisolasi dan rasa kesepian. 2. Bebas dari perasaan negatif lain Kecanduan seseorang menyebabkan seseorang sibuk dengan kecanduannya, hingga tidak merasa perlu memperhatikan perasaan atau kekosongan jiwanya. Narkoba atau kecanduan lain menjauhkannya dari perasaan kecewa, kekurangan, atau kehilangan makna dan tujuan hidup, serta konflik batin yang ditakutkannya. 3. Kenikmatan semu Dalam masyarakat yang berorientasi pada kerja, uang, prestasi, kekuasaan, dan kedudukan sebagai tolak ukur keberhasilan, narkoba menggantikan rekreasi yang member perasaan bebas terhadap kesadaran diri dan waktu. 4. Penegndalian semua Dalam abad teknologi, ketika orang merasa kurang atau tidak lagi memiliki kendali atas lingkungannya, tetapi di pihak lain, membutuhkan kekuasaan dan penampilan, narkoba menyebabkan perasaan mampu mengendalikan situasi dan memiliki kekuasaan. Pecandu merasa “beroleh kekuasaan atas setiap kesalahan”. 5. Krisis yang menetap Pecandu tidak ingin merasakan perasaannya yang sebenarnya yang menyakitkan, tetapi pada waktu yang bersamaan, tidak pula ingin mengalami mati rasa. Narkoba memberikan perasaan gairah dan ketegangan, untuk menggantikan perasaan yang sebenarnya. Universitas Sumatera Utara 6. Meningkatkan penampilan Dalam masyarakat ketika penampilan sangat penting, narkoba membuat seseorang lebih mudah diterima oleh orang lain. Narkoba menyembunyikan ketakutan atau kecemasan dan membiusnya dari rasa sakit, karena dihakimi atau dinilai orang lain. 7. Bebas dari perasaan waktu Ketika sedang memakai narkoba, pecandu merasa waktu seakan-akan berhenti. Masa lalu tidak lagi menghantui dirinya, demikian juga masa depan. Yang ada adalah hari ini ia memperoleh pengalaman dengan narkoba.

2.4 Penyalahgunaan

2.4.1 Pengertian Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaaan narkoba yang bukan untuk tujuan pengobatan, tetapi agar dapat menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih, secara kurang lebih teratur, berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, gangguan kesehatan jiwa, dan kehidupan sosialnya Joewana, 2008: 43. Penyalahgunaan narkoba adalah pemakaian salah satu atau beberapa jenis obat- obatan atau zat-zat berbahaya secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum. Sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial dengan tujuan bukan untuk pengobatan dan penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar PIMANSU, 2006. Dalam kondisi yang cukup wajarsesuai dosis yang dianjurkan dalam dunia kedokteran saja maka penggunaan narkoba secara terus-menerus akan mengakibatkan ketergantungan, depedensi, adiksi atau kecanduan. Penyalahgunaan narkoba juga Universitas Sumatera Utara berpengaruh pada tubuh dan mental-emosional para pemakainya. Jika semakin sering dikonsumsi, apalagi dalam jumlah berlebih maka akan merusak kesehatan tubuh, kejiwaan dan fungsi sosial di dalam masyarakat Badan Narkotika Nasional, 2009. Penyalahgunaan narkoba ini merupakan penggunaan yang bersifat patologis, paling sedikit telah berlangsung satu bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan dalam pekerjaan dan fungsi sosial. Sebetulnya narkoba banyak dipakai untuk kepentingan pengobatan, misalnya menenangkan klien atau mengurangi rasa sakit. Tetapi karena efeknya “enak” bagi pemakai, maka narkoba kemudian dipakai secara salah, yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk mendapat rasa nikmat. Penyalahgunaan narkoba juga berkaitan erat dengan peredaran gelap narkoba sebagai bagian dari dunia kejahatan internasional. Kedua masalah itu sulit dipisahkan. Mafia perdagangan gelap berusaha memasok narkoba agar orang menjadi ketergantungan, sehingga jumlah kebutuhan meningkat. Terjalin hubungan antara pengedar atau bandar dengan korban. Korban sulit melepaskan diri dari incaran mereka. Bahkan, seringkali pecandu pun akhirnya terlibat di dalam dunia perdagangan gelap narkoba, sebab kebutuhan akan pasokan narkoba semakin meningkat Joewana, 2008: 43-44.

2.4.2 Faktor Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba adalah pemakaian obat atau zat-zat berbahaya lainnya dengan maksud bukan untuk tujuan pengobatanatau penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan serta dosis yang benar Nasution, 2004: 33. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba, yaitu: 1. Faktor Individu Universitas Sumatera Utara a. Adanya Gangguan Kepribadian Emosi yang labil, kurang Percaya Diri dan terlalu Percaya Diri. Tidak jarang orang yang mengalami gangguan kepribadian menjadi takut kehilangan teman atau orang yang disayanginya walaupun dia tahu kalau mereka dapat menjerumuskannya ke dalam kejahatan. b. Faktor Usia Pada saat usia remaja, seringkali remaja mengalami perasaan ketidakpastian antara anak-anak dan menuju dewasa. Disaat inilah remaja lebih senang bergaul dengan teman sebayanya, ingin menjadi anak gaul yang diterima dalam lingkungannya dan mulai mencari indentitas dirinya. Ingin “ngetrend” dan mendapat pengakuan dari lingkungannya. Rasa ingin tahu besar dan coba-coba, kurang mengerti resiko disebabkan kurangnya pengalaman dan penalaran. Dalam keadaan ini, bisaanya remaja mudah terjebak ke dalam kenakalan remaja ataupun ke penyalahgunaan narkoba. c. Pandangan atau Keyakinan yang Keliru Ada remaja yang mempunyai keyakinan yang keliru dan menganggap enteng hal-hal yang membahayakan, menganggap dirinya yang paling benar, tanpa mau tahu pendapat orang lain, sehingga dapat terjerumus ke penyalahgunaan narkoba. d. Religius yang Rendah Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang religiusnya rendah, bahkan tidak pernah mendapatkan ajaran agama, akan sangat mudah terlibat penyalahgunaan narkoba. Hal ini disebabkan tidak adanya patokan Universitas Sumatera Utara dan kontrol prilakunya, sehingga tidak takut kepada Tuhannya dan berbuat dosa. 2. Faktor Lingkungan Lingkungan hidup mempunyai pengaruh besar terhadap jatuhnya seseorang ke penyalahgunaan narkoba, terutama faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, keadaan sekolah, pengaruh teman sepergaulan dan keadaan masyarakat pada umumnya. a. Faktor keluarga Keluarga yang tidak mengenal Tuhan, tidak harmonis atau mempunyai tuntutan terlalu tinggi, tidak ada pendidikan keluarga, tidak ada dorongan dan bimbingan bagi anak-anaknya, tidak mengenal rasa cinta kasih sayang, kurang perhatian orang tua, keuangan yang berlebihan atau keadaan kekurangan, ini dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan anak secara kejiwaan atau secara emosi tidak berkembang dengan baik. Sehingga pada saat anak mencapai usia remaja, ia tidak percaya diri, tidak dapat berinteraksi secara normal, dan kurang pendidikan moral dan akhirnya dapat dengan mudah terjerumus kenakalan remaja atau penyalahgunaan narkoba. b. Faktor Lingkungan Tempat Tinggal Tempat tinggal di daerah hitam atau terlalu padat penduduk, suasana hiburan yang menggoda, bagi anak-anak remaja awal, kebisaaan hidup orang-orang yang mempunyai aktivitas ditempat-tempat hiburan dan gayanya yang kurang pas bagi anak-anak, sudah jelas bahwa ini mempunyai dampak negative dan remaja dapat tersesat ke penyalahgunaan narkoba. Universitas Sumatera Utara c. Keadaan Di Sekolah Lingkungan sekolah memiliki iklim belajar dan bersahabat, tetapi juga merupakan ajang persaingan yang keras, ada yang ingin berprestasi, ada yang terlibat bergengsi, ada yang ingin terlihat sok hebat dan ini akan membuat klien mengalami frustasi. Bahkan ada sebagian yang ingin melarikan diri dari tuntutan untuk berprestasi. Murid yang demikian ini adalah murid yang mempunyai resiko tinggi untuk menjadi antisosial atau terlibat ke dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba. d. Pengaruh Teman Sebaya Selain teman di sekolahnya anak-anak juga mempunyai pergaulan dengan teman sebayanya yang berasal dari luar sekolah. Teman-teman ini bisaanya mempunyai pengaruh yang besar pengaruh yang besar bagi anak-anak remaja,mereka merasa dekat satu sama lain dan bisaanya juga membentuk kelompok geng, mereka mempunyai rasa senasib dan sepenanggungan, rasa solidaritas yang tinggi. Dengan demikian mereka dengan mudahnya melakukan hal-hal yang dianggap menyenangkan kelompoknya. Mereka tidak memikirkan baik buruknya, tetapi memikirkan apakah itu menyenangkan atau tidak. Juga tidak dipertimbangkan akan adanya resiko- resiko bagi dirinya. Bahkan untuk memenuhi keinginannya agar diterima kelompoknya, mereka tidak segan-segan melakukan hal-hal sebenarnya perbuatan yang tidak baik bahkan cenderung ke penyalahgunaan narkoba. e. Keadaan Masyarakat Umumnya Dengan memasuki era globalisasi, teknologi informatika berkembang dengan cepat dan sedemikian canggih, juga media cetak dan media audio Universitas Sumatera Utara visual memiliki jangkauan yang jauh lebih luas dari pada sebelumnya, dan akibat banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia melalui media-media tersebut. Perubahan-perubahan nilai sosial sebagai konsekuensi modernisasi juga merupakan faktor yang turut berperan dalam penyalahgunaan narkoba.

2.5 Kerangka Pemikiran

Menghadapi tantangan di era globalisasi yang semakin komplek saat ini bukanlah hal yang mudah. Banyak permasalahan yang timbul sebagai dampak dari globalisasi tersebut yang semuanya perlu mendapatkan penangan yang serius. Masalah penyalahguna narkoba merupakan masalah yang tidak boleh luput dari perhatian kita. Karena narkoba merupakan masalah dan musuh utama bangsa Indonesia saat ini. Narkoba tidak mengenal siapa saja, profesi apa, serta kedudukan, tetapi siapa saja bisa terkena oleh barang haram tersebut. Sebagaimana telah diketahui bahwa pengguna narkoba bukanlah tersangka, melainkan korban yang disadari oleh banyak faktor. Dalam hal pemulihan pengguna narkoba dilakukanlah beberapa usaha, salah satunya adalah dengan merehabilitasi korban narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre, sampai korban dikatakan layak dan mampu kembali menjalankan fungsi sosialnya dengan baik. Panti rehabilitasi ini memiliki beberapa program dalam pemulihan penyalahguna narkoba. Baik itu pengobatan medis, pengobatan tradisional, pengobatan rohani spiritual serta pengobatan Fisik dan Psikis. Termasuk juga didalamnya peran konselor karena konselor merupakan petugas yang lebih banyak berinteraksi langsung dengan residen. Dalam hal ini konselor sebagai petugas yang membina langsung proses rehabilitasi dan aktivitas sehari-hari residen terlebih dahulu melakukan asesmen dengan Universitas Sumatera Utara residen yang akan menjalani rehabiltasi. Mencatat perkembangan-perkemangan residen mulai dari awal proses rehabilitasi sampai akhir rehabilitasi dan residen dikatakan pulih kembali. Proses pemulihan korban narkoba itu sendiri sangat tergantung dari bagaimana konselor dalam peranannya saat sedang membimbing dalam pelayanan konseling dan intervensi dini. Bagaimana konselor mampu memahami tingkah laku, memberi motivasi-motivasi dan memahami perasaan para residen pengguna narkoba. Sehingga nantinya mantan pengguna narkoba mengerti dan tidak lagi kembali menggunakan narkoba saat keluar dari panti rehabilitasi. Seorang konselor harus memahami secara mendalam pertumbuhan dan perkembangan manusia. Ia harus memahami dan mencermati kebutuhan kliennya. Akan tetapi, ia harus menyadari pula tugas-tugas konselor. Karena itu, tujuan konseling akan berbeda untuk setiap klien. Seorang konselor yang baik akan mengembangkan cara pendekatan yang luwes untuk mengakomodasi berbagai macam sifat dan persoalan klien sebelum melakukan terapi dan rehabilitasi terhadap klien yang dating melapor kepadanya. Upaya-upaya yang dilaksanakan diharapkan dapat mencapai hasil yang baik., mantan pengguna narkoba dapat terbebas dari dorongan untuk menggunakan narkoba, lebih bertanggung jawab terhadap diri, dan lebih percaya diri lagi walaupun sudah pernah menjadi mantan narkoba. Artinya ada keyakinan terhadap diri sendiri dalam berhubungan kembali dengan lingkungan dan berinteraksi dengan masyarakat. Skematis kerangka pemikiran adalah proses transformasi narasi yang menerangkan hubungan konsep-konsep atau variabel-variabel penelitian menjadi sesuatu yang berbentuk skema. Artinya, yang ada hanyalah perubahan cara penyajian dari narasi Universitas Sumatera Utara menjadi skema Siagian, 2011:132. Untuk itu skematisasi kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir Peranan Konselor dalam pemulihan korban penyalahgunaan narkoba: a. Melakukan asesmen terhadap individu b. Memberikan pelayanan konseling dan intervensi dini c. Melakukan pemulihan terapi dan rehabilitasi Tercapainya tujuan rehabilitasi: 1. Terbebas dari kecanduan narkoba 2. Pulih dan dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre Universitas Sumatera Utara

2.6 Defenisi Konsep

Dokumen yang terkait

Metode Pelayanan Sosial Korban Narkoba Di Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre

7 91 113

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 10

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 1

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 11

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 29

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 2

Peranan Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre Dalam Pembinaan dan Upaya Penyembuhan Terhadap Pecandu Nakoba (Studi di Panti Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre)

0 0 3

Peranan Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre Dalam Pembinaan dan Upaya Penyembuhan Terhadap Pecandu Nakoba (Studi di Panti Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre)

0 0 9

Peranan Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre Dalam Pembinaan dan Upaya Penyembuhan Terhadap Pecandu Nakoba (Studi di Panti Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre)

0 1 44

Peranan Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre Dalam Pembinaan dan Upaya Penyembuhan Terhadap Pecandu Nakoba (Studi di Panti Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre)

0 0 8