commit to user 74
mendapatkan di bawah rata-rata kelas khususnya kepada dua siswa yang berkebutuhan khusus dan melaksanakan pengayaan untuk siswa yang memperoleh
nilai di atas rata-rata kelas sebagai tindak lanjut.
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Selain aktivitas juga diperoleh
peningkatan kemampuan berhitung pengurangan dengan media benda konkret pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.
Peningkatan aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I dan siklus II
No .
Aspek yang diamati Siklus 1
Siklus 2 Kuran
g Aktif
Cukup Aktif
Aktif Kuran
g Aktif
Cukup Aktif
Aktif Skor 1 Skor 2
Skor 3
Skor 1 Skor 2 Skor
3 1 Aktif
memperhatikan penjelasan guru
2 Aktif menggunakan media benda konkret
3 Aktif menjawab pertanyaan guru
4 Rasa ingin
tahu dan
keberanian siswa
5 Keaktifan dan inisiatif siswa
6 Aktif mengerjakan tugas individu
7 Aktif mengerjakan tugas- tugas kelompok
Jumlah 16
19 Rata-rata
2,28 2,71
commit to user 75
Dilihat dari tabel 8 halaman 62 maka diperoleh jumlah skor penilaian pada siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1 keaktifan siswa dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 2,28
sedangkan pada siklus 2 perolehan nilai rata-rata mencapai 2,71 dengan demikian maka keaktifan dalam pembelajaran siswa sudah ada peningkatan kenaikan aktifitas
dengan tercapainya nilai rata-rata 2,71. Dilihat dari tabel 8 diperoleh 7 anak dengan kriteria baik dan 13 anak dengan kriteria
cukup serta 3 anak dengan kriteria kurang rata-rata untuk siklus I. Pada siklus II diperoleh 13 anak dengan kriteria baik dan 10 anak dengan kriteria cukup serta rata-
rata 2,9. Dilihat dari tabel 9. Dengan demikian maka keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika berhitung pengurangan sudah ada peningkatan kenaikan.
Setelah dilaksanakan penilaian keaktifan siswa maka keaktifan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga dinilai dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Aktifitas guru dalam pembelajaran siklus I dan siklus II N
o. Aspek yang diamati
Siklus 1 Siklus 2
Kuran g
Aktif Cukup
Aktif Aktif
Kuran g
Aktif Cukup
Aktif Aktif
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 1 Skor 2 Skor 3 1 Memberikan
informasi secara
tepat
2 Menggunakan
media benda
konkret
3 Menggunakan berbagai sumber
4 Menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan
5 Penuh perhatian terhadap siswa
6 Memotivasi individu
7 Memotivasi kerja kelompok
8 Menggunakan multi metode
9 Melakukan penilaian
proses observasi
10 Melakukan penilaian proses tanya jawab
11 Melakukan penilaian hasil belajar tes formatif
12 Memberikan tindak lanjut
commit to user 76
Jumlah 27
33 Rata-rata
2,25 2,75
Dilihat dari tabel 9 halaman 63 maka diperoleh jumlah skor penilaian pada siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1 keaktifan guru dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 2,25
sedangkan pada siklus 2 perolehan nilai rata-rata mencapai 2,75, dengan demikian maka keaktifan dalam pembelajaran guru sudah ada peningkatan kenaikan aktifitas
dengan tercapainya nilai rata-rata 2,75 Dari tabel 8 dan 9 halaman 62 dan 63 maka dapat diketahui peningkatan aktifitas
siswa dan guru dalam pembelajaran antara lain: 1.
Peningkatan aktifitas siswa: a.
Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru. b.
Siswa lebih aktif menggunakan media benda konkret. c.
Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan guru. d.
Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya. e.
Keaktifan dan inisiatif siswa semakin. f.
Siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas kelompok. Aktifitas siswa yang belum meningkat yaitu: Mengerjakan tugas individu
2. Peningkatan aktivitas guru:
a. Guru lebih aktif memberikan informasi secara tepat.
b. Guru lebih aktif menggunakan media benda konkret.
c. Guru lebih aktif menggunakan berbagai sumber.
d. Penuh perhatian terhadap siswa.
e. Guru lebih aktif memotivasi kerja kelompok.
f. Guru lebih aktif menggunakan multi metode.
g. Guru lebih aktif melakukan penilaian proses observasi.
h. Guru lebih aktif melakukan penilaian proses tanya jawab,
i. Guru lebih aktif melakukan tes hasil belajartes formatif.
Aktifitas guru yang belum meningkat yaitu: 1 menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan, 2 memotivasi individu, 3 memberikan tindak lanjut
commit to user 77
Dari lampiran 4 dan 6 serta tabel 8 di atas, maka dapat diketahui peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran antara lain:
3. Peningkatan aktivitas siswa:
a. Aktif memperhatikan penjelasan guru.
b. Aktif menjawab pertanyaan guru.
c. Kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran.
d. Rasa ingin tahu siswa meningkat.
e. Keaktifan dalam kelompok.
Peningkatan kemampuan berhitung pengurangan siswa kelas I dapat dilihat dengan adanya peningkatan persentase siswa memperoleh nilai di atas 60 serta tercapainya
nilai rata-rata kelas 70 atau lebih seperti yang tercantum dalam tabel frekuensi nilai kemampuan berhitung pengurangan siswa kelas I kelas I SD Negeri 2 Ngrandu
sebelum tindakan, sesudah tindakan siklus I, dan sesudah tindakan siklus II. Secara lebih rinci perkembangan kemampuan berhitung pengurangan siswa kelas I
SD Negeri 2 Ngrandu dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10.
Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kelas Mata Pelajaran Sebelum, Sesudah Tindakan Siklus I dan Siklus II.
Materi matematika Rata-rata Nilai
No Sebelum
Siklus I Siklus II
1 Pengurangan bilangan dua
angka tanpa teknik meminjam dengan cara
panjang dan pendek 52,24
64,21 78,82
Berdasarkan tabel 10 dapat dibuat grafik nilai siswa sebelum tindakan, siklus I, siklus II sebagai berikut.
commit to user 78
Gambar 13. Grafik Nilai Rata-rata Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.
commit to user 79
Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret yang dilaksanakan pada siklus I sudah memperlihatkan peningkatan
kemampuan siswa pada pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang dan cara pendek. Hal ini secara klasikal dibuktikan dengan
perolehan nilai rata-rata kelas diatas jumlah yang diharapkan yaitu 64,21 sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. Untuk materi pengurangan bilangan dua angka tanpa
teknik meminjam dengan cara panjang secara klasikal dilihat dari nilai rata-rata kelas belum memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan berhitung pengurangan
dengan cara panjang. Meskipun peningkatan tersebut belum berhasil sesuai dengan indikator pencapaian dalam penelitian ini, siklus I dikatakan berhasil untuk materi
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara pendek. Dengan demikian penelitian dilanjutkan pada siklus II untuk materi pengurangan
bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang. Setelah dilaksanakan tindakan untuk materi pengurangan bilangan dua angka tanpa
teknik meminjam dengan cara panjang pada siklus II yang menekankan pada pemahaman cara melakukan operasi hitung selama dua kali pertemuan, terlihat
adanya peningkatan kemampuan berhitung pengurangan dibandingkan dengan siklus I.
Dari tabel 10 di atas pembelajaran melalui media benda konkret yang dilaksanakan pada siklus II untuk materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam
dengan cara panjang dinyatakan berhasil, karena secara klasikal diperoleh rata-rata kelas 74,26 untuk pertemuan I, dan rata-rata kelas 82,95 pada pertemuan II, dan 78,82
untuk rata-rata keseluruhan pertemuan pada siklus II. Dari keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan
bahwa peningkatan kemampuan berhitung pengurangan siswa kelas I dapat dilakukan melalui media benda konkret. Hal ini nampak jelas dengan adanya
peningkatan aktifitas siswa, dan peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklus sebagaimana terlihat pada tabel 9.
commit to user 80
Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret dapat meningkatkan kemampuan berhitung
pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.
commit to user 68
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus selama 4 kali pertemuan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media
benda konkret dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut : 1.
Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menghitung pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik
meminjam dengan ditandai meningkatnya hasil belajar Matematika untuk materi
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang dan cara pendek yang nilai rata-rata siswa mencapai 64,21 dengan persentase
siswa yang mencapai nilai di atas 6.0 sebanyak 53,7. Namun untuk Materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang
nilai rata-rata baru mencapai 63,17 dengan persentase siswa memperoleh nilai diatas 6.0 sebanyak 13 siswa atau 56,52 sehingga untuk materi pengurangan
bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang harus diulang pada siklus II. Hasil pada siklus II telah menunjukkan peningkatan yang cukup
berarti, semula nilai rata-rata pada siklus I 64,21 dengan persentase siswa yang mendapat nilai diatas 6,0 hanya 53,7 pada akhir siklus II nilai rata-rata
mencapai 82,95 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di atas 6,0 sebanyak 91,25.
Berdasarkan hasil
penelitian tindakan
kelas dengan
menggunakan 2 siklus selama 4 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan pada siklus I dan
2 kali pertemuan pada siklus II tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya, artinya bahwa ternyata dengan menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret dalam pembelajaran