Pendekatan Penelitian Setting Penelitian Rancangan Penelitian

29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas kolaborasi. Penelitian ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan cara menerapkan suatu metode baru yang dirasakan memiliki beberapa kelebihan, baik dari segi kepuasan maupun efisien. Sesuai dengan pendapat Daryanto 2011: 1, Penelitian Tindakan Kelas pada dasarnya merupakan kegiatan nyata yang dilakukan guru dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran di dalam kelasnya. Guru dan peneliti bersama-sama memantau kegiatan pembelajaran mulai dari menentukan materi yang akan diajarkan pada saat melaksanakan tindakan, pembuatan rencana pembelajaran, menyusun lembar observasi guna melihat aktivitas siswa, kemudian melakukan penilaian terhadap proses tindakan yang telah dilakukan. Apabila masih terdapat masalah dalam proses pelaksanaan tindakan maka guru bersama dengan peneliti melakukan revisi dan refleksi untuk memperbaikinya pada tindakan berikutnya.

B. Setting Penelitian

1. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Karanggondang, Sewon, Bantul, Yogyakarta yang berjumlah 37 orang, sedangkan, objek yang akan diteliti adalah peningkatan participation skills 30 siswa kelas V SDN Karanggondang pada mata pelajaran PKn melalui Problem Based Learning PBL. 2. Tempat dan waktu a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Karanggondang, Sewon, Bantul, Yogyakarta. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan tanggal 24 Maret 2015 sampai dengan 26 Mei 2015.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Dalam perencanaan model ini menggunakan sistem spiral, yang masing-masing siklus terdiri dari 4 komponen, yaitu: rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Suharsimi Arikunto 2013: 132. 31 Keterangan: Siklus I 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Pengamatan 4. Refleksi Operasional pelaksanaan dalam penelitian kelas yang akan dilaksanakan digambarkan dalam 4 tahap sebagai berikut: 3 1 3-2 4 1 3-2 Gambar 1. Model Penelitian Tindakan dari Kemmis Taggart 1. Tahap I adalah tahap Perencanaan Plan Dalam rencana tindakan ini peneliti bersama dengan guru akan melakukan hal-hal berikut ini: a. Menemukan masalah yang ada dilapangan, yaitu: 1 Pada tahap ini peneliti melakukan observasi awal dengan mewawancarai guru kelas V untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam pembelajaran PKn. Pada penelitian ini masalah yang terjadi di lapangan adalah rendahnya participation skills siswa 32 pada pembelajaran PKn serta kurang bervariasinya metode yang diterapkan dalam pembelajaran tersebut. 2 Memaparkan alasan mengapa permaslahan tersebut dipilih menjadi latar belakang Penelitian Tindakan Kelas. 3 Merumuskan masalah secara jelas dan rinci. 4 Merancang tindakan yang akan digunakan pada penelitian PTK ini. b. Merancang tindakan yang akan dilakukan. Setelah peneliti mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan, kemudian peneliti bersama guru menyusun rencana pembelajaran yang mencakup tindakan apa yang akan diterapkan sebagai solusi dari permasalahan yang ada sehingga dapat memperbaiki participation skills siswa. 1 Peneliti mengeksplorasi teori yang relevan dan menerapkan alternatif tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran PKn. Solusi yang akan diberikan adalah dengan menerapakan Problem Based Learning PBL untuk meningkatkan participation skills siswa. 2 Peneliti bersama dengan guru merencanakan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan Problem Based Learning PBL pada siklus I yang dituangkan dalam RPP. 3 Peneliti menyiapkan instrumen penelitian. 33 4 Peneliti bersama dengan guru membentuk siswa kedalam kelompok-kelompok kecil. Setelah kelompok-kelompok tersebut terbentuk, guru menyajikan suatu masalah yang akan dipecahkan atau diselesaikan oleh tiap-tiap kelompok serta menyajikan resolusi dari permasalahan tersebut. 5 Peneliti bersama dengan guru merencanakan untuk membentuk siswa menjadi sembilan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4- 5 siswa. 2. Tahap II adalah Tahap Pelaksanaan Action Apabila jenis tindakan dan kelengkapannya yang telah direncanakan sudah tersusun, maka peneliti dan 2 observer yang menbantu beserta guru melaksanakan skenario yang telah direncanakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak. Peneliti juga perlu melakukan pemantauan untuk mengetahui hasil yang dilaksanakan. Pemantauan dilaksanakan oleh guru, peneliti dan dibantu oleh 2 observer lainnya. 3. Tahap III Tahap Observasi atau pengamatan Tahap ini peneliti akan mengamati dan menjabarkan hasil jalannya tindakan. Dalam hal ini umpan balik dilakukan sebagai bahan untuk segera memodifikasi rencana selanjutnya. Bila perlu diadakan rencana ulang manakala rencana awal kurang tepat dan hasilnya kurang memuaskan. 34 4. Tahap IV adalah Tahap Refleksi Reflect Tahap ini adalah tahap akhir yaitu mengadakan refleksi pelaksanaan yang telah dilakukan. Tahap refleksi yang terdiri dari beberapa komponen yaitu: a. Menganalisis, yaitu dengan menganalisis hasil dari tindakan yang telah dilakukan. Apakah perlu adanya perbaikan atau tidak, berhasil atau tidak, serta bagaimana hasil dari tindakan tersebut. b. Melakukan sintesis, yaitu dengan menghubungkan antara hasil yang telah diperoleh pada tindakan. Apakah setelah melakukan tindakan ada perubahan atau belum, masihkah perlu pembenahan atau tidak. c. Memberi makna, yaitu dengan mengambil kesimpulan hasil yang telah diperoleh setelah disintesa awal. d. Refleksi, yaitu tahap dimana diadakan perbaikan untuk mencapai tujuan yang akan diperoleh. Jika setelah melakukan satu siklus hasilnya masih kurang memuaskan maka dilakukan lagi siklus yang kedua dengan pembenahan-pembenahan yang berasal dari analisis-analisis siklus sebelumnya.

D. Instrumen Penelitian