16
Civic skills
mencakup tentang
keterampilan intelektual
intellectual skills dan keterampilan partisipasi participation skills. Sedangkan, karakter kewarganegaraan civic dispositions merupakan
sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap warga negara untuk mendukung efektivitas partisipasi dalam berpolitik, berfungsinya sistem politik yang
sehat, berkembangnya martabat dan harga diri masyarakat serta kepentingan umum.
2. Participation Skills
a. Pengertian participation Skills
George Terry Tabah Subekti, 2011: 19 menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya individu baik secara mental dan
emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan dalam proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dalam hal
keterlibatan individu yang bersangkutan dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut. Sejalan dengan pendapat diatas
Ketut Sudharma dan Eva M. Sakdiah 2007: 165 Partisipasi siswa didalam kelas dapat ditunjukkan dengan keaktifannya dalam proses
belajar mengajar, perhatian saat guru menyampaikan materi dan menanyakan apa yang menjadi hambatan dalam pikirannya serta dapat
berkomunikasi timbale balik dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Sedangkan menurut Made Pidarta Fitri Yulia Widyastuti,
2012: 3 menjelaskan bahwa partisipasi adalah perlibatan seseorang atau
17
beberapa orang dalam suatu kegiatan. Sementara itu, partisipasi menurut Huneryear dan Hecman Fitri Yulia Widyastuti, 2012: 3 adalah sebagai
suatu keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta
membagi tanggung jawab bersama mareka. Menurut Darsono Ketut Sudharma Eva M. Sakdiah, 2007: 168
partisipasi siswa dalam belajar tidak bersifat dikhotomis, artinya ada atau tidak ada partisipasi, melainkan bersifat kuantum, artinya partisipasinya
terentang dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Guru yang berinteraksi dengan siswa secara akrab atau dekat, sehingga menyebabkan
proses belajar mengajar itu akan menjadi lebih baik dan menyenangkan. Selain itu siswa yang merasa dekat dengan guru, maka siswa akan
berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulan bahwa
partisipasi siswa adalah keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta didik dalam memberikan respon terhadap kegiatan dalam proses
pembelajaran serta bertanggung jawab dan mendukung pencapaian tujuan dalam proses belajar mengajar. Partisipasi siswa akan berjalan dengan
baik apabila kegiatan dalam proses pembelajaran dilakukan dengan baik, begitu pula sebaliknya.
18
b. Jenis-jenis Participation Skills
Dalam proses pembelajaran keterampilan berpartisipasi siswa sangat dibutuhkan, supaya aktivitas dalam proses belajar mengajar dapat
terwujud dengan efektif. Adapun keterampilan partisipasi siswa yaitu sebagai berikut:
1 Keterampilan Bekerja Sama
Johnson Holubec Djoko Apriono, 2011: 159-160 mengemukakan bahwa sama seperti seorang guru yang harus
mengajarkan keterampilan akademis, keterampilan kerja sama juga harus diberikan kepada siswa, karena keterampilan ini akan
bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok dan akan menentukan bagi keberhasilan hubungan sosialnya
di masyarakat. Bordessa Djoko Apriono, 2011: 160 juga menyatakan bahwa pentingnya bagi siswa memiliki keterampilan kerjasama dengan
satu tujuan tentang adanya pemahaman bahwa tidak ada satu orangpun yang memiliki jawaban yang tepat kecuali dengan bekerjasama.
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas keterampilan kerjasama antar siswa merupakan aspek kepribadian yang penting
yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Oleh karena itu, keterampilan kerjasama khususnya dalam proses belajar mengajar perlu mendapat
perhatian dari guru supaya peserta didiknya mampu berpartisipasi secara baik dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
19
2 Keterampilan Berbicara
Kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang kompleks yang terdiri dari beberapa aspek yang berbeda-beda dan
perkembangannya juga berbeda pula. Halim Sri Sunarsih, 2012: 36. Hanry Guntur Tarigan 2013: 16 menjelaskan bahwa berbicara adalah
kemampuan dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi, atau kata- kata untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Sedangkan, menurut Syafi’ie Sri Sunarsih, 2012: 36
berbicara merupakan salah satu perwujudan dari retorika. Berbicara merupakan proses dalam menuangkan pikiran-pikiran ke dalam bahasa
lisan melalui kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, jelas dan komunikatif.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulan bahwa keterampilan
berbicara adalah
kemampuan individu
dalam menyampaikan gagasan, pikiran, maupun perasaannya melalui
kalimat-kalimat yang dirangkai, sehingga penyimak bisa memahami apa yang dimaksudkan oleh sipembicara.
3 Keterampilan Berdiskusi
Pada hakikatnya diskusi merupakan suatu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan proses berfikir
kelompok. Henry Guntur Tarigan 2013: 40. Oleh karena itu, diskusi merupakan suatu kegiatan kerjasama atau aktivitas koordinatif yang
20
mengandung berbagai langkah-langkah dasar tertentu dan harus dipatuhi oleh seluruh anggota kelompok. Sementara itu, John Stuart
Mill Henry Guntur Tarigan, 2013: 40 pernah mengemukakan bahwa satu-satunya cara atau tempat dimana manusia dapat mengemukakan
beberapa pendekatan untuk mengetahui dari keseluruhan dari pokok pembicaraan adalah dengan jalan diskusi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berdiskusi adalah kegiatan yang membutuhkan kerjasama
dan koordinasi antar anggota kelompok untuk dapat memecahkan suatu masalah.
4 Keterampilan Bertanya
Ribowo Emilda Afrina Siregar, 2012: 104 menjelaskan bahwa keterampilan bertanya merupakan keterampilan bertanya dasar
yang lebih mengutamakan usaha untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa, memperbesar partisipasi dan ikut mendorong siswa
untuk berinisiatif sendiri. Nurhadi dan Senduk Emilda Afrina Siregar, 2012: 104 mengemukakan bahwa bertanya adalah suatu strategi yang
digunakan secara aktif oleh peserta didik untuk menganalisis atau mengeksplorasi gagasan-gagasan tertentu.sedangkan menurut Suhito
Emilda Afrina Siregar, 2012: 104 menjelaskan bahwa bertanya merupakan rasa ingin tahu seseorang akan jawaban yang belum
diketahuinya.
21
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan bertanya merupakan keterampilan siswa dalam
mengajukan pertanyaan yang didorong oleh rasa ingin tahu akan jawaban yang belum diketahuinya. Oleh karena itu, keterampilan siswa
dalam bertanya perlu untuk lebih ditingkatkan lagi, supaya dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Berkaitan dengan
proses pembelajaran
keterampilan- keterampilan yang dijelaskan di atas, maka sangat diperlukan untuk
meningkatkan partisipasi siswa, supaya proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan tidak terpaku pada guru saja. Jadi siswa mampu untuk
menyelesaikan masalah-masalah dalam proses pembelajaran dengan saling bertanya, berdiskusi dan saling bekerja sama antar kelompok
masing-masing. Oleh sebab itu, peneliti akan meneliti keempat aspek tersebut, mulai dari aspek bekerja sama, berdiskusi, bertanya, dan
aspek berbicara siswa dalam proses pembelajaran didalam kelas. c.
Faktor-faktor yang menyebabkan Partisipasi Sudjana Tabah Subekti, 2011: 22 mengemukakan bahwa
partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran merupakan salah satu dari bentuk keterlibatan mental dan emosional siswa. Disamping itu,
partisipasi merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh lima faktor antara lain: 1 Pengetahuan kognitif, berupa pengetahuan
tentang tema, fakta, aturan, dan keterampilan; 2 Kondisi situasional,
22
seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial, psikososial, dan faktor-faktor sosial; 3 Kebiasaan sosial, seperti kebiasaan menetap dalam lingkungan;
4 Kebutuhan, meliputi kebutuhan Approach mendekatkan diri dan Asosil menghindar; 5 Sikap, meliputi pandangan perasaan kesedian
reaksi, interaksi sosial, minat dan perhatian.
3. Tinjauan tentang Problem Based Learning PBL