Kemampuan Pemandu Program PLS GL Zoo Dalam Memanfaatkan

91 salah satu faktor pendukung program PLS GL zoo. Hasil studi dokumentasi yang dilakukan peneliti terhadap fasilitas yang dimiliki KRKB Gembira Loka menunjukkan bahwa fasilitas yang dimiliki KRKB guna menunjang program PLS GL zoo sudah sangat memadai dan dalam kondisi yang baik. Lihat lampiran 4. No 6

B. Pembahasan

1. Kemampuan Pemandu Program PLS GL Zoo Dalam Memanfaatkan

Media Pembelajaran di KRKB Gembira Loka Yogyakarta Pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal sebagai jalur pendidikan di luar pendidikan formal memiliki fungsi dan peranan tersendiri. Hamojoyo dalam Kamil, 2011: 14 mengemukakan bahwa Pendidikan Luar Sekolah merupakan usaha yang terorganisir secara sistematis dan berkelanjutan di luar sistem formal, melalui hubungan sosial yang digunakan untuk membimbing individu, kelompok, maupun masyarakat agar memiliki cita-cita guna meningkatkan taraf hidup untuk kesejahteraannya. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui pendidikan luar sekolah memiliki fungsi sebagai penambah, pelengkap, dan pengganti pendidikan formal yang ada. Sifatnya yang fleksibel menjadikan jenis pendidikan ini memiliki ragam bentuk dan metode yang sangat variatif. Hal ini lah yang menyebabkan pendidikan luar sekolah dapat menyasar berbagai golongan dengan masalah dan kebutuhan yang beragam pula. 92 Pembelajaran luar sekolah merupakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan diluar ruangan atau sekolah dengan memanfaatkan media pembelajaran yang dapat mendukung terjadinya proses belajar. Dalam prosesnya kegiatan ini memcampurkan proses pendidikan non formal ke dalam pendidikan formal guna memperoleh metode pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Biasanya kegiatan pembelajaran luar sekolah sudah dirancang jauh-jauh hari oleh pihak sekolah. Salah satu bentuk pendidikan luar sekolah yaitu pembelajaran luar sekolah. Corey dalam Syaiful Sagala, 2011: 61 menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Jadi pembelajaran luar sekolah yaitu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan diluar ruangan atau sekolah yang dilakukan secara sengaja dengan memanfaatkan media pembelajaran yang dapat mendukung terjadinya proses belajar. Pembelajaran luar sekolah merupakan konsep pembelajaran non formal yang diinternaisasikan ke dalam pendidikan formal dengan tujuan menciptakan suatu pembelajaranyang menyenangkan dan menarik bagi peserta didik. Dalam pembelajaran model ini, peserta didik difokuskan untuk dapat mandiri dalam bereksplorasi terhadap lingkungan disekitarnya guna mendapatkan informasi, pengetahuan, maupun pengalaman. Proses pembelajaran luar sekolah menekankan pada penggalian informasi dan pengetahuan secara mandiri oleh peserta didik. Hal ini dilakukan agar 93 peserta didik memiliki ruang untuk berekspolasi dan berkreasi terhadap apa-apa yang mereka temukan dilapangan. Pembelajaran model ini memungkinkan peserta didik untuk mengalami dan merasakan langsung, sehingga tidak hanya aspek kognitifnya saja yang akan berkembang, tetapi afektif dan psikomotoriknya juga. Program PLS GL zoo dapat dikatakan sebagai pembelajaran luar sekolah jenis Outingclass karena kegiatan pembelajarannya dilakukan di luar ruangan atau kelas serta dapat memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kreativitas dan aspek-aspek pengetahuan melalui kegiatan pojok kreatif dan keliling KRKB Gembira Loka. Hal ini sesuai dengan pendapat Komarudin dalam Husamah, 2013: 19 yang menyebutkan Outingclass sebagai aktivitas yang dilakukan di luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas atau sekolah dan berada dilingkungan luar seperti bermain di sekitar sekolah, taman, sawah, dan kegiatan lain yang sifatnya petualangan serta dapat mengembangkan aspek pengetahuan yang relevan. Program PLS GL zoo dalam pelaksanaanya juga mengajak para peserta untuk mempelajari dan mengamati secara langsung apa yang Ia butuhkan agar mendapatkan informasi, pengetahuan, dan pengalaman secara mandiri guna melengkapi materi yang didapatkannya di kelas. Hal ini telah sesuai dengan pengertian pembelajaran luar sekolah jenis Fieldtrip yang disampaikan Syaiful Sagala 2006: 214 yang menyebutkan Fieldtrip sebagai pesiar ekskursi yang dilakukan oleh peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan 94 merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Metode ini banyak digunakan selain untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta didik, juga untuk menghindari kebosanan serta kejenuhan peserta didik terhadap pembelajaran yang ada di kelas. Lebih lanjut salah satu tahapan dari pelaksanaan program PLS GL zoo yaitu adanya pojok kreatif dan bina suasana. Kedua kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kreativitas, kepercayaan diri, dan memotivasi peserta sehingga akan memunculkan pribadi-pribadi yang tangguh dan mandiri setelah mengikuti program PLS GL zoo ini. Tujuan ini sesuai dengan tujuan dari pembelajaran luar sekolah jenis outbound yang telah tercantum dalam kajian teori yang menyebutkan Outbound tidak hanya bermakna kegiatan diluar, namun lebih dari itu dimana peserta diajak berpikir kreatif dan membuat terobosan-terobosan baru. Bentuk kegiatan yang dapat diselenggarakan dalam pembelajaran luar sekolah jenis ini berdasarkan pada prinsip kreativitas, rekreatif, dan edukatif baik dengan sasaran individu maupun kelompok. Kegiatan pembelajaran luar sekolah memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar guna memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Dalam hal ini, peneliti berfokus pada kegiatan pembelajaran luar sekolah yang diselenggarana di kebun binatang. Kegiatan pembelajaran tersebut meliputi: bina suasana, pojok kreatif, mengenal satwa tour de zoo, dan pengulasan kembali recalling. Kegiatan ini merupakan kerjasama dari jurusan PLS UNY dengan KRKB Gembira Loka. Dalam pelaksanaannya program ini, pihak KRKB Gembira 95 Loka hanya sebagai marketing dan penyedia fasilitas, sedangkan pihak UNY sebagai konseptor dan penyedia tenaga sumberdaya manusia atau pemandunya. Kemampuan pemandu program PLS GL zoo dalam memanfatkan media pembelajaran merupakan salah satu faktor terpenting didalam kegiatan pembelajaran luar sekolah. Kesrul 2004: 3 menyebutkan bahwa Pramuwisata atau Guide atau pemandu adalah orang yang memimpin dan bertugas memberi bimbingan, penjelasan, dan petunjuk tentang objek wisata serta membantu segala sesuatu yang dilakukan wisatawan dari persiapan sampai pada akhir suatu kegiatan wisata. Dapat kita kaitkan dengan pemandu pada program kegiatan PLS GL zoo bahwa pemandu dalam program PLS GL zoo adalah orang yang bertugas memimpin, memberi bimbingan dan penjelasan mengenai KRKB Gembira Loka, agar dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada peserta kepemanduan, ilmu yang dimiliki oleh seorang pemandu PLS GL zoo tidak boleh minim. Seorang pemandu harus bisa menjadi pemimpin dalam kegiatan kepemanduan tersebut. Dialah yang menjadi tumpuan tentang keberhasialan kepemanduan pada saat itu. Diapun juga harus dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemandu dengan baik dan benar. Adapun tugas-tugas dari pemandu atau pramuwisata secara umum adalah sebagai berikut: 1 To conductto direct, yaitu mengatur dan melaksanakan kegiatan perjalanan wisata bagi wisatawan yang ditanganinya berdasarkan program perjalanan itinerary yang telah ditetapkan. 2 To point out, yaitu menunjukkan dan mengantarkan wisatawan ke objekobjek dan daya tarik wisata yang dikehendaki. 96 3 To infrom yaitu memberikan informasi dan penjelasan mengenai objek dan daya tarik wisata yang dikunjungi, informasi sejarah dan budaya, dan berbagai informasi lainnya, Muhajir, 2005: 12 To conductto direct dalam penelitian ini adalah melaksanakan program PLS GL zoo sesuai dengan yang telah di tetapkan yaitu dimulai dengan kegiatan pengkondisian peserta, bina suasana, pojok kreatif, tour de zoo, dan recalling. Semua kegiatan tersebut harus dilaksanakan tertib dan urut atau conditional. Pada umumnya para pemandu program PLS GL zoo sudah paham dan mengerti alur garis besar dari program kegiatan PLS GL zoo. Pemandu sudah mengetahui dimanakah tempat dan lokasi dari tiap tahap kegiatan kepemanduan dan mengetahui hal-hal apa sajakah yang harus dia lakukan di setiap tahap kepemanduan, seperti ketika penjemputan hanya dilakukan oleh 2 orang pemandu, ketika bina suasana dilaksanakan di lapangan, media pembelajaran yang digunakan ketika pojok kreatif , dan hal-hal yang harus pemandu sampaikan ketika tour the zoo, tetapi dalam kenyataannya ketika peneliti melakukan penelitian dan observasi, masih ada beberapa pemandu yang belum paham mengenai kegiatan PLS GL zoo. Pemandu tersebut masih kebingungan dengan apa yang harus dia lakukan. Mas RD selaku nara sumber pemandu mengemukakan bahwa pemandu baru yang masih semster awal beberapa ada yang masih bingung dengan kegiatan PLS GL zoo, itu karena mereka baru beberapa kali mandu,intensitasnya belum sebanyak pemandu senior. Lihat lampiran CL No. 5 To point out adalah mengantarkan dan menjelaskan kepada peserta kegiatan PLS GL zoo tentang flora dan fauna yang ada di KRKB Gembira 97 Loka. Pemandu melaksanakan kegiatan ini pada tahap tour the zoo atau berkeliling Gembira Loka. Di lapangan, pada umumnya pemandu sudah berkompeten dalam tahap to point out, terbukti ketika peneliti melakukan wawancara dengan pihak sekolah, pihak sekolah merasa sangat senang karena telah ditemani dan diantarkan oleh pemandu untuk melihat secara langsung flora dan fauna yang ada di Gembira Loka Yogyakarta. Di akhir kegiatan para peserta program PLS GL zoo diantarkan dan diajak melihat Gelar Satwa Terampil di panggung GST. To infrom yang dimaksud adalah menjelaskan kepada peserta tentang flora dan fauna yang dilihat, tetapi tidak hanya itu, juga menginformasikan dan menjelaskan tentang sifat-sifat dan karter flora atau fauna tersebut, ini dimaksudkan sebagai pendidikan karakter kepada peserta. Menurut hasil pengamatan peneliti pemandu telah melaksanakan to infrom dalam tahap tour the zoo. Pemandu menjelaskan setiap flora dan fauna yang dilewati oleh peserta program PLS GL zoo secara urut, selain itu peserta juga dapat menanyakan secara detail karteristik flora dan fauna yang dilihat kepada pemandu. Ibu TS selaku guru pendamping dan kepala sekolah peserta program PLS GL zoo merasa senang dan puas dengan pelayanan pemandu. Beliau menggungkapkan bahwa pemandu program PLS GL zoo pada hari itu sangat memuaskan sehingga para peserta didiknya dapat memperoleh informasi tentang flora dan fauna secara detail. Lihat lampiran CL No.7 Tetapi tenyata tidak semua pemandu dapat menjelaskan secara detail karateristik dari flora dan fauna yang ada di Gembira Loka. Seperti yang diungkapkan oleh mbak HK dan mas RD 98 selaku pemandu, bahwa ada perbedaan kualitas dan kopetensi antara pemandu yang baru semester awal dengan pemandu senior atau pemandu semester lama. Pemandu senior lebih berkompeten dalam memandu program PLS GL zoo karena intensitas memandunya yang sudah banya, sedangkan pemandu semester awal masih sedikit. Lihat lampiran CL No. 5 Menurut Sujarwo, dkk 2016 ada 3 tahapan yang harus dilakukan seorang pemandu dalam kaitannya dengan media pembelajaran yang akan dia sampaikan : Tahap pertama persiapan, kedua langkah-langkah dan yang ketiga tahap evaluasi, pertama adalah tahap persiapan, yaitu proses menyiapkan semua alat dan bahan medai pembelajaran yang di butuhkan sebelum kegiatan berlangsung, tahap yang kedua adalah langkah-langkah, yaitu berisi tahapan- tahapan dalam memanfaatkan media pembelajaran, serta cara penggunaan media pembelajaran tersebut, dan yang terakhir adalah evaluasi yaitu proses menilai dan mengawasi terhadap penggunaan media pembelajaran pada program yang telah dilaksanakan sebelumnya Tahap persiapan, merupakan proses menyiapkan semua alat dan bahan media pembelajaran yang dibutuhkan sebelum kegiatan berlangsung. Termasuk juga materi yang akan disampaikan pada hari itu. Berdasarkan hasil penelitian, proses persiapan ini dilakukan oleh kedua belah pihak, baik dari UNY maupun dari KRKB Gembira Loka. Dalam prakteknya, pihak UNY mengkonsep materi apa yang diberikan pada hari tersebut dengan mempertimbangkan karakteristik peserta dan kebutuhan peserta. Sedangkan pihak KRKB Gembira Loka menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada hari itu. Dalam kenyataannya, bahan peralatan habis pakai yang digunakan yang menyiapkan tetap dari pihak pemandu, tapi nanti setelah kegiatan tersebut selesai pihak KRKB Gembira Loka mengganti biaya yang telah dikeluarkan untuk membeli perlengkapan tersebut. Pada saat hari H, sebelum kegiatan dimulai, pemandu terlebih dahulu absensi, mengambil baju seragam, dan dilanjutkan mengambil 99 peralatan yang akan mereka gunakan. Setelah berganti seragam mereka menuju tempat yang digunakan untuk melakukan pojok kreatif, disana para pemandu menyiapkan segala peralatan dan perlengkapan mereka. Setelah persiapan selesai diadakan brifing untuk pembagian tugas. Ketika brifing selesai dan para peserta sudah datang, maka program PLS GL zoo siap untuk dimulai. Masalah yang dihapadi pada tahap persiapan ini adalah ketika peserta pada hari itu jumlah nya banyak, peralatan yang peserta gunakan kurang, sehingga harus bersabar bergantian dengan peserta lainnya. Selain itu ketika cuaca tidak mendukung atau ada hujan, persiapan pojok kreatif juga pindah ke Lab Alam, yang ruangnya tidak dapat menampung banyak siswa. Tahap Langkah-Langkah Berisi tahapan-tahapan dalam memanfaatkan media pembelajaran, serta cara penggunaan media pembelajaran tersebut. Setelah tahap persiapan selesai, dilakukan penyambutan dan perkenalan kepada peserta, setelah itu bina suasana yang dilakukan di lapangan luas, kegiatan ini dilakukan sebagai pemanasan dan membuat interaksi untuk mengakrabkan antara pemandu dengan peserta. Dilanjutkan pojok kreatif. Disinilah media pembelajaran tersebut digunakan. Setiap pemandu sebagai fasilitator untuk peserta dalam menggunakan media pembelajaran tergantung media apa yang peserta gunakan. Pemandu sudah paham dan mengerti mengenai alur penggunaan media pembelajaran yang peserta gunakan, karena pada saat pelatihan kepemanduan tahapan kegiatan PLS GL zoo dan media pembelajaran yang digunakan oleh peserta sudah dijelaskan, selain itu sebelum kegiatan berlangsung diadakan brifing sehingga jelas tugas dari pemandu tersebut. 100 Masalah yang dihadapi pada tahap ini adalah, belum maksimalnya pengembangan media pembelajaran yang digunakan. Terbukti beberapa sekolahan yang menggunakan program ini lebih dari satu kali merasa jenuh dengan materi dan media pembelajaran yang digunakan karena selalu sama. Setelah pojok kreatif selesai kegiatan selanjutnya adlah tour the zoo , yaitu mengelilingi KRKB Gembira Loka Zoo dengan satu kelompok dipandu oleh seorang pemandu. Setelah selesai dilanjutkan kegiatan recalling atau mengulas kembali kegiatan dan pembelajaran yang sudh dilakukan dari tapah awal. Peserta diajak mengingat kembali tentang kegiatan apa yang sudah mereka lakukan, selain itu ada beberapa perwakilan dari siswa yang menceritakan kegiatan nya dihari itu kedepan teman temannya. Dan diakhiri dengan penutup. Pemandu meminta maaf kepada para peserta jika selama kepemanduan banyak melakukan kesalahn dan mengakhiri kegiatan PLS GL zoo pada hari itu. Tahap evaluasi yaitu proses menilai dan mengawasi terhadap penggunaan media pembelajaran pada program yang telah dilaksanakan sebelumnya. Proses evaluasi ini dilakukan setiap hari setelah kegiatan berlangsung dan satu kali pada akhir atau awal periode. Proses evaluasi ini berupa diskusi secara langsung dan non formal tentang pelaksanaan kegiatan tadi. Jika ada masukan dari pihak sekolah maupun kekurangan dari pemandu tersebut maka akan disampaikan dan dicari jalan pemecahannya. Begitu juga untuk pihak KRKB Gembira Loka. Selain tahapan tahapan tersebut kualitas kemampuan pemandu juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Menurut hasil penelitian ini, untuk meningkatkan kualitas kempuan pemandu dilakukan pelatihan kepemanduan 101 sebelum mereka mengikuti kegiatan ini. Didalam pelatihan tersebut dijelaskan mengenai kepemanduan, program PLS GL zoo, serta materi dan media yang digunakan saat program berlangsung. Pemilihan media pembelajaran yang digunakan juga mempertimbangkan banyak hal. Dalam buku lain Nana Sudjana 2001 : 4 mengemukakan bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran atau pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut : 1 Ketepatannya dengan tujuan pengajaran. 2 Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. 3 Kemudahan memperoleh media. 4 Ketrampilan guru dalam menggunakannya. 5 Tersedia waktu untuk menggunaknnya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. 6 Sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh siswa. Pertama, media pembelajaran yang dipilih di program PLS GL zoo ini harus sesuai dengan sasarannya, agar tujuan intruksional dari outing class ini yang sudah di tetapkan dapat terwujud Kedua, materi pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan nyata dan benar terjadi dalam kehidupan, bukan hanya bayangan atau animasi belaka, ini semua untuk lebih mudah dipahami siswa. Contoh dalam kegiatan PLS GL zoo adalah bentuk gajah dalam gambar pojok kreatif adalah bertelinga lebar, berbadan besar, dan berkaki besar. Ketiga, bahan dan alat yang digunakan untuk pojok kreatif semuanya mudah untuk didapatkan, misalnya saja untuk membuat mahkota gajah yang diperlukan adalah kertas bc panjang, sketsa gajah, crayon, karet dan steples. Pemandu dan 102 pihak pengelola kegiatan PLS GL zoo menjadi lebih praktis dengan mudah dan murahnya media pembelajaran yang digunakan. Keempat, pemandu dapat menggunakan, memanfaatkan, dan menyampaikan tentang media pembelajaran yang digunakan. Contohnya ketika menggunakan media pembelajaran mahkota gajah, semua pemandu mengetahui prosesnya, mulai dari persiapan, proses langkah-langkah atau penggunaannya dan pemandu harus mengetahui apa nilai manfaat dari mahkota gajah tersebut. Sejauh ini, semua pemandu telah mengerti mengenai pojok kreatif mahkota gajah. Pemandu mengerti mengenai alur pembuatan mahkota gajah dan mengerti apa makna dari pembuatan mahkota gajah, tetapi ada beberapa pemandu yang tidak mengerti. Kelima, pemandu menyediakan waktu yang cukup bagi peserta untuk membuat mahkota gajah ketika saat itu pojok kreatif yang digunakan adalah membuat mahkota gajah. Terakhir, media pembelajaran yang digunakan oleh para pemandu sudah sesuai dengan peserta yang mereka pandu. Ini terbukti ketika media pembelajarannya mahkota gajah, hanya diberikan kepada PAUD hingga SD kelas 1 saja, untuk tingkatan yang lebih atas, media pembelajarannya beda lagi menyesuaiakan sasaran dan taraf berfikir peserta. Kriteria tersebut digunakan oleh para pemandu dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran. Selain itu, para pemandu juga mempertimbangkan kebutuhan para peserta. Menurut hasil penelitian, ketika pihak sekolah mengingnkan materi khusus pada program PLS GL zoo tersebut 103 bisa dilaksanakan. Dengan mempertimbangkan sasaran, situasi dan kondisi. Ini menunjukkan bahwa materi dan media pembelajaran yang digunakan oleh peserta selain seseai dengan karakteristik peserta juga sesuai dengan kebutuhan peserta. Selama 4 tahun berjalannya program ini, secara garis besar pemandu telah dapat menjalankan 3 aspek kemampuan pemandu dan 3 tahapan kepemanduan. Pemandu mejalankan program kepemanduan PLS GL zoo dengan mengikuti alur yang telah ditetapkan. Merancang media pembelajaran yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta dapat menjalankan program kepemanduan PLS GL zoo dengan baik dan sesuai dengan tahapannya.

2. Faktor Penghambat dan Pendorong Kemampuan Pemandu Program