38 yang dimiliki dalam rangka meningkatkan atau mewujudkan kesejahteraan
sosialnya maupun negaranya.
5. Tinjauan tentang Kebun Binatang
a. Pengertian Kebun Binatang
Kebun binatang merupakan tempat dimana binatang dipelihara dalam lingkungan buatan sehingga dapat dipertunjukkan ke khalayak ramai.
Menurut Abdullah kebun binatang merupakan taman stwa yang artunya tempat atau wadah dengan fungsi utama konservasi ex-situ yang melakukan
usaha perawatan dan penangkaran berbagai jenis satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai sarana perlindungan
dan pelestarian alam dalam Jurnal Biologi Edukasi Online JBE, 2010. Selain fungsinya sebagai tempat untuk konservasi seperti yang telah
dijelaskan diatas, kebun binatang juga dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan dan rekreasi. Oleh karena itu, kebun
binatang sebagai lembaga konservasi mempunyai fungsi lebih dari sekedar pengembangbiakan dan pelestarian flora serta fauna. Hal tersebut sesuai
dengan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.31Menhut-II2012 tentang lembaga konservasi yang menyebutkan bahwa kebun binatang sebagai
lembaga konservasi juga memiliki fungsi sebagai tempat pendidikan, peragaan, penitipan sementara, sumber indukan dan cadangan genetik untuk
mendukung populasi in-situ, sarana rekreasi yang sehat serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
39 Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan kebun binatang
merupakan tempat konservasi flora maupun fauna yang juga memiliki fungsi sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan. Segala sesuatu yang
tersedia di kebun binatang dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki individu.
Kegiatan yang berlangsung didalamnya bukan hanya yang sifatnya rekreatif saja, namun juga edukatif bagi pengunjung dan masyarakat pada umumnya.
b. Wisata Belajar di Kebun Binatang
Surakhmad dalam Suryaningsih 2012: 5 mengemukakan bahwa perjalanan wisata dalam rangka belajar merupakan bentuk pengalaman yang
tidak pernah dapat diabaikan begitu saja, karena karyawisata sesungguhnya memberikan kesempatan pengalaman kongkrit secara terpimpin. Kegiatan
wisata belajar merupakan salah satu alternatif pilihan kegiatan untuk mengoptimalkan penyampaian materi pembelajaran oleh pendidik.
Pengoptimalan tersebut dikarenakan adanya integrasi materi pelajaran yang didapat siswa di kelas, dengan pengalaman langsung yang didapat siswa
ketika melakukan wisata belajar. Hal inilah yang mendasari pentingnya kegiatan wisata belajar diinternalisasikan dalam kurikulum persekolahan.
Metode pembelajaran secara langsung dan nyata memiliki daya rangsang terhadap kreativitas anak lebih baik jika dibandingkan
pembelajaran monoton yang terjadi di kelas. Aditya 2015: 14 berpendapat bahwa penggunaan metode pembelajaran yang berhubungan langsung
dengan lingkungan sekitar akan meningkatkan daya kreativitas anak. Hal
40 tersebut berhubungan langsung dengan proses dan kemapuan siswa dalam
menyerap pengetahuan yang disampaikan oleh pendidik. Kebun binatang dianggap mampu menyediakan sarana pendidikan
penunjang kegiatan pembelajaran luar sekolah. Di kebun binatang, siswa dapat bukan hanya mendapat sumber belajar dari binatang saja, proses
interaksi dan sosialisasi yang terjadi antar pengunjung, pedangan, dan lain- lain dapat pula dijadikan sumber belajar untuk menumbuhkan kepekaan
sosial siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohani 1990: 19 yang menyebutkan bahwa sumber belajar siswa tidak hanya terbatas pada apa
yang disampaikan guru dan ada dalam buku tetapi diperlukan faktor penunjang lain seperti metode, media, dan fasilitas-fasilitas lain termasuk
lingkungan belajar. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa wisata
belajar di kebun binatang merupakan sarana rekreasi yang sekaligus dapat membelajarkan bagi anak-anak untuk mengoptimalkan perkembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui kegiatan yang menyenangkan dan membelajarkan.
c. Fungsi Wisata Belajar di Kebun Binatang
Pringle dalam Lai 2012: 91 menyampaikan bahwa kegiatan belajar di kebun binatang memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan
pengetahuan tentang binatang dan kesadaran lingkungan dalam upayanya menuju lingkungan yang aman untuk mendorong pengembangan
keterampilan sosial. Artinya, anak-anak dapat memanfaatkan lingkungan
41 kebun binatang sebagai sumber belajarnya dan memperoleh pengetahuan
dan pengalaman sekaligus dari kegiatannya tersebut. Dari kegiatan eksploratif itulah, perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
anak akan dapat berjalan dengan seimbang. Selain ketiga aspek perkembangan tersebut, sisi positif lain yaitu anak-anak akan terbiasa
kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Wisata belajar dikebun binatang sebagai salah satu alternatif metode
pembelajaran yang dapat diintegrasikan kedalam kurikulum sekolah mengingat pentingnya kegiatan sejenis guna meningkatkan pengetahuan
dan wawasan yang dimiliki siswa. Moeslichatoen 2007: 72 menyampaikan bahwa, anak yang dibawa ke kebun binatang akan
memperoleh pemahaman penuh tentang bermacam kehidupan fauna yang ada ditempat tersebut sehingga dapat menciptakan sikap mencintai
binatang. Tidak terbatas pada mempelajari bentuk fisiknya saja, lebih lanjut anak-anak dengan arahan guru ataupun pendamping pun dapat belajar
mengenai karakteristik binatang. Karakteristik binatang dapat pula dijadikan sebagai sumber belajar tentang karakter bagi anak-anak. Karakter
binatang misalnya gajah yang setia, merpati yang sehidup semati dengan pasangannya, dan karakter-karakter binatang lainnya dapat diajarkan
kepada anak sehingga anak dapat membedakan karakter yang baik dan buruk dengan melihat karakter yang dimiliki binatang.
42
B. Penelitian yang Relevan