Karakteristik Responden Deskripsi Hasil Penelitian

94 2002. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel 4.18. Tabel 4.12. Construct Reliability dan Variance Extracted Konstrak Indikator Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error [εj] Construct Reliability Variance Extrated Product X11 0,541 0,293 0,707 0,710 0,382 X12 0,579 0,335 0,665 X13 0,701 0,491 0,509 X14 0,640 0,410 0,590 Price X21 0,529 0,280 0,720 0,573 0,314 X22 0,457 0,209 0,791 X23 0,674 0,454 0,546 Promotion X31 0,592 0,350 0,650 0,525 0,356 X32 0,601 0,361 0,639 Purchase Decision Y1 0,592 0,350 0,650 0,729 0,477 Y2 0,802 0,643 0,357 Y3 0,662 0,438 0,562 Batas Dapat Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5 Sumber : Lampiran 2 Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat 95 diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.4.5. Evaluasi Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 1 yaitu sebesar ± 2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara ± 2,58 dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut : 96 Tabel 4.13. Normalitas Data Variable min max kurtosis c.r. X11 4 7 -0,383 -0,813 X12 3 7 -0,673 -1,427 X13 3 7 -0,704 -1,494 X14 3 7 -0,230 -0,488 X21 3 7 -0,673 -1,427 X22 3 7 -0,456 -0,966 X23 3 7 -0,812 -1,722 X31 3 7 -0,746 -1,583 X32 3 7 -0,415 -0,880 Y1 3 7 -0,402 -0,852 Y2 3 7 -0,582 -1,235 Y3 3 7 -0,629 -1,335 Multivariate 6,328 1,794 Batas Normal ± 2,58 Sumber : Lampiran 2 Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antara ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. 97

4.4.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama one-step approach to SEM . One-step approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik Hair.et.al, 1998. Hasil estimasi dan fit model one-step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan tabel Goodness of Fit dibawah ini.