59
variabel dan apabila korelasinya signifikan, maka antar variabel bebas tersebut terjadi multikolinieritas. Pengujian multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai
variance inflation factor VIF. Model regresi yang bebas multikolinieritas memiliki VIF dibawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1. Deteksi lain dengan
melihat korelasi antara variabel bebas, apabila masih dibawah 0,8 , maka dapat disimpulkan tidak mengandung multikolinieritas Ghozali, 2006:92.
2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak mengandung
heteroskedastisitas Ghozali, 2006:105. Uji heteroskedastisitas secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized scatterplot. Dasar pengambilan
keputusannya apabila sebaran nilai residual terstansar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat
homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas.
3.6.4 Uji Hipotesis
1. Uji Hipotesis secara Simultan uji F
Rumus uji F adalah: F Dimana:
JKreg : Jumlah kuadrat regresi
JKres : Jumlah kuadrat residu
Sudjana, 1999: 355 Dari perhitungan nilai F akan terjadi kemungkinan:
60
a. Jika nilai signifikasi F α 0,05 atau koefisien F hitung signifikan pada taraf
kurang dari 5 , maka H0 ditolak, yang berarti disiplin delajar dan kreativitas belajar secara simultan mempengaruhi hasil belajar akuntansi.
b. Jika nilai signifikan F hitung ≥ α 0,05 atau koefisien F hitung signifikan pada
taraf lebih atau sama dengan 5, maka H diterima, yang berarti disiplin
belajar dan kreativitas belajar secara simultan tidak mempengaruhi hasil belajar.
2. Uji Hipotesis secara Parsial Uji t
Rumus Uji t adalah: t =
2
1 ry
K N
y −
−
Dimana: N : Jumlah populasi
K : Jumlah variabel Apabila t hitung t tabel maka H
O
ditolak Apabila t hutung t tabel maka H
O
diterima Sudjana, 1999: 380
Dari perhitungan nilai F akan terjadi kemungkinan: a. Jika nilai signifikasi t
α 0,05 atau koefisien thitung signifikan pada taraf kurang dari 5 , maka H0 ditolak, yang berarti disiplin delajar dan kreativitas
belajar secara sparsial mempengaruhi hasil belajar akuntansi.
61
b. Jika nilai signifikan t hitung ≥ α 0,05 atau koefisien thitung signifikan pada
taraf lebih atau sama dengan 5, maka H0 diterima, yang berarti disiplin belajar dan kreativitas belajar secara parsial tidak mempengaruhi hasil belajar
akuntansi.
3.6.5 Menentukan Koefisien Determinasi
1. Koefisien Determinasi secara Simultan R²
Untuk mengetahui besarnya konstribusi variabel bebas disiplin belajar dan kreativitas belajar terhadap variabel terikat hasil belajar akuntansi, maka
perlu dicari koefisien determinasi, secara keseluruhan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
R² = Sudjana, 2002:283
Hasil perhitungan R² secara keseluruhan digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi linier berganda. Apabila R²
mendekati 1 satu maka dapat dikatakan semakin kuat model tesebut dalam menerangkan variasi variabel bebas terhadap variabel terikat dan sebaliknya
apabila R² mendekati 0 nol maka semakin lemah variasi nariabel bebas dalam menerangkan variabel terikat.
2. Menentukan Koefisien Determinasi secara Parsial r²
Untuk mengetahui konstribusi yang diberikan untuk masing-masing prediktor atau variabel X disiplin belajar dan kreativitas belajar tehadap variabel
62
Y hasil belajar akuntansi, maka perlu dicari koefisien determinasi secara parsial, dimana untuk mencari nilainya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
Ry1.2 = Ry1.2 =
Sudjana, 2002:286
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN