42
organisasional berpengaruh pada tingkat absensi, tingkat kualitas lingkungan kerja dan peningkatan produktivitas Nelson dan Quick, 1997 yang dikutip
N. H. Setiadi . Karyawan yang memiliki komitmen berarti karyawan yang setia
dan produktif yang mengidentifikasikan dirinya pada tujuan dan nilai perusahaan Buchanan pada Soners dan BirnBom, 1998 a yang dikutip
Sudarma, 2004:409 , maka banyak perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan seperti komitmen untuk tetap bekerja, pelaksanaan tugas,
kehadiran, komitmen kerja, kualitas kerja dan pengorbanan pribadi demi kepentingan organisasi Randall dikutip Sudarma, 2004:409 .
2.3.2 Dimensi Komitmen Organisasi
Menurut Meyer dan Allen dalam Sumbodo, 2000:114 yang dikutip Cholil 2003:15 , Wahyudi 2004:118-119 dan Sudarma 2004:402-403
bentuk komitmen organisasi yang keseluruhannya mempunyai implikasi terhadap kelanjutan partisipasi individu dalam organisasi:
2.3.2.1 Affective Commitment
Merupakan kuatnya hasrat seseorang untuk tetap bekerja pada sebuah organisasi karena ia merasa cocok dan mau melakukannya.
Komitmen affektif terhadap organisasi menurut Allen dan Meyer 1993 yang dikutip Sudarma 2004:402 merupakan variabel keterikatan
emosional terhadap organisasi, yang meliputi penerimaan nilai-nilai organisasi dan keinginan untuk tetap tinggal bersama organisasi. Individu
43
bertahan di organisasi karena memang ia inginkan. Ada keterlibatan individu terhadap organisasi. Karyawan akan mengidentifikasikan diri, terlibat
mendalam, menikmati keanggotaan dalam organisasi karena merasa bernilai sama dengan organisasi dan bangga terhadap organisasinya.
Menurut Kalbers dan Fogarty 1995 yang dikutip Suparwati 2005:50 hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa komitmen organisasi
afektif berhubungan dengan satu pandangan professional yaitu pengabdian pada profesinya sebagai auditor. Sedang menurut Irving dan Meyer,
komitmen ini berkaitan dengan pengalaman kerja, disamping itu affective commitment dipengaruhi pula oleh karakteristik organisasi seperti
disentralisasi dalam pengambilan keputusan. Affective commitment mempunyai relasi positif dengan kesesuaian harapan karyawan dan imbalan
organisasi, keterlibatan karyawan dan dorongan sosial. Dunham, Grube dan Castaneda 1994 yang dikutip N. H. Setiadi
2005:51 menyatakan bahwa komitmen afektif dipengaruhi oleh: 1.
Otonomi pekerjaan tugas task autonomy 2.
Signifikansi pekerjaan tugas task significance 3.
Identitas pekerjaan tugas task identity 4.
Kekayaan keterampilan skill variety 5.
Umpan balik atasan supervisory feedback 6.
Perasaan dibutuhkan organizational dependability 7.
Partisipasi karyawan terhadap organisasi perceived participatory management
44
Sedangkan menurut Allen dan Meyer 1990 yang dikutip N. H. Setiadi 2005:51 menyatakan bahwa komitmen afektif dipengaruhi oleh:
1. Daya tarik pekerjaan job challenge
2. Kejelasan peran role clarity
3. Kejelasan tujuan goal clarity
4. Kesulitan tujuan goal difficulty
5. Penerimaan terhadap gagasan karyawan managenet receptiveness
6. Ikatan antar karyawana peer cohesion
7. Perasaan dibutuhkan organizational dependability
8. Perlakuan adil equity
9. Perasaan dipentingkan personal importance
10. Umpan balik feed back
11. Tingkat partisipasi participation
2.3.2.2 Continuance Commitment