Iklim Kerja Gambar Normal P-P Plot

101 sedangkan responden lain dalam kategori sangat tinggi 27,1 , cukup 17,1 , rendah 2,9 dan responden kategori sangat rendah 0,0.

e. Iklim Kerja

Dalam rangka mengungkap iklim kerja karyawan pada PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang digunakan 3 butir pertanyaan dan berdasar data hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas skor iklim kerja karyawan PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang dalam frekuensi 33 dengan persentase 47,1 dan berdasar tabel kategori termasuk tinggi. Ditinjau dari jawaban responden tentang iklim kerja karyawan PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang diperoleh hasil seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Iklim Kerja Rentang Persentase Kriteria Frekuensi Presentase 20 - 36 Sangat rendah 2 2,9 37 - 52 Rendah 0,0 53 - 68 Cukup 21 30,0 69 - 84 Tinggi 33 47,1 85 - 100 Sangat tinggi 14 20,0 JUMLAH 70 100 Sumber : Data primer yang diolah 102 Lebih jelasnya data tentang keterampilan iklim kerja PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang seperti terangkum pada tabel di atas dapat disajikan secara grafik pada diagram berikut: Gambar 4.16 Distribusi Kategori Iklim Kerja Berdasar gambar di atas menunjukkan bahwa paling banyak responden menyatakan bahwa iklim kerja karyawan PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang termasuk dalam kategori tinggi 47,1 , sedangkan responden lain dalam kategori cukup 30,0 , sangat tinggi 20,0 , sangat rendah 2,9 dan responden kategori rendah 0,0.

f. Kepemimpinan

Dalam rangka mengungkap kepemimpinan karyawan pada PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang digunakan 3 butir pertanyaan dan berdasar data hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas skor kepemimpinan karyawan PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang dalam frekuensi 35 dengan persentase 50,0 dan berdasar tabel kategori termasuk tinggi. Ditinjau dari jawaban responden tentang kepemimpinan karyawan PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang diperoleh hasil seperti pada tabel berikut ini: 103 Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Kepemimpinan Rentang Persentase Kriteria Frekuensi Presentase 20 - 36 Sangat rendah 0,0 37 - 52 Rendah 2 2,9 53 - 68 Cukup 23 32,9 69 - 84 Tinggi 35 50,0 85 - 100 Sangat tinggi 10 14,3 JUMLAH 70 100 Sumber : Data primer yang diolah Lebih jelasnya data tentang kepemimpinan karyawan PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang seperti terangkum pada tabel di atas dapat disajikan secara grafik pada diagram berikut: Gambar 4.17 Distribusi Kategori Kepemimpinan Berdasar gambar di atas menunjukkan bahwa paling banyak responden menyatakan bahwa kepemimpinan karyawan PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang termasuk dalam kategori tinggi 50,0 , 104 responden lain dalam kategori cukup 32,9 , sangat tinggi 14,3 , rendah 2,9 dan responden kategori sangat rendah 0,0 .

4.1.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi X 1 dan komitmen organisasi X 2 sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi kerja Y . Hasil analisis dengan bantuan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.25 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Variabel Unstandarized Coefficients Standarized Coefficients hitung t Signifikansi Konstanta 25,358 2,652 0,010 Motivasi X1 0,366 0,362 3,078 0,003 Komitmen Organisasi X2 0,320 0,281 2,393 0,020 R 0,560 2 R 0,313 hitung F 15,296 Signifikansi 0,000 Sumber : Data primer yang diolah Berdasar hasil analisis regresi seperti tertera pada ringkasan tabel di atas diperoleh persamaan model regresi: Y = 25,385 + 0,362X 1 + 0,281X 2 105 Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda menunjukkan bahwa: a. Setiap motivasi meningkat 1 maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,362 jika komitmen organisasi dalam keadaan konstan. b. Setiap komitmen organisasi meningkat 1 maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,281 jika motivasi dalam keadaan konstan. c. Nilai beta terstandar variabel motivasi X 1 lebih besar dari nilai beta terstandar komitmen organisasi X 2 yaitu 0,362 0,281, ini berarti bahwa pada penelitian ini variabel motivasi X 1 memiliki pengaruh lebih besar terhadap prestasi kerja karyawan PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang dari pada variabel komitmen organisasi X 2 terhadap prestasi kerja karyawan PT. Kereta Api Persero Daop IV Semarang.

4.1.5.1 Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan

Berdasar hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS diperoleh hitung t sebesar 3,078 dan bernilai positif dengan nilai signifikansi 0,003. Karena hitung t tabel t yaitu 3,078 1,995 dan nilai signifikansi level of signifikan 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan motivasi terhadap prestasi kerja karyawan sebesar 0,362. 106

4.1.5.2 Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan

Berdasar hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS diperoleh hitung t sebesar 2,393 dan bernilai positif dengan nilai signifikansi 0,020. Karena hitung t tabel t yaitu 2,393 1,995 dan nilai signifikansi level of signifikan 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan komitmen organisasi terhadap prestasi kerja karyawan sebesar 0,281.

4.1.5.3 Pengaruh Motivasi dan Komitmen Organisasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan

Pengujian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh secara simultan motivasi dan komitmen organisasi dapat dilihat dari hasil uji F. kriteria pengujiannya apabila nilai p value 0,05, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Hasil uji F diperoleh hitung F = 15,296 dengan nilai signifikansi = 0,000. Karena nilai signifikansi 0,05 dan hitung F = 15,296 tabel F = 3,13 dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan komitmen organisasi terhadap prestasi kerja karyawan.

4.1.5.4 Besarnya Kontribusi

Tabel 4.26 Nilai Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R square Adjusted R Square Std. Error of The Estimate 1 0,560a 0,313 0,293 7,73160 Sumber : Data primer yang diolah 107 Nilai koefisien determinasi yang tampak pada tabel di atas digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 R sebesar 0,293 atau 29,3, ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi motivasi dan komitmen organisasi terhadap prestasi kerja karyawan sebesar 29,3 selebihnya 70,7 dipengaruhi oleh faktor lain, dengan kata lain faktor diluar motivasi dan komitmen organisasi masih mendominasi dalam memberikan kontribusi terhadap prestasi kerja karyawan PT. Kereta Api persero Daop IV Semarang.

4.1.6 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.

4.1.6.1 Uji Normalitas

Normal tidaknya model regresi yang diperoleh dapat dilihat dari grafik normal P-P plot dari hasil analisis menggunakan program SPSS. Apabila titik-titik yang terbentuk mendekati garis diagonal dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. 108

4.18 Gambar Normal P-P Plot

Terlihat pada gambar di atas, titik-titik mendekati garis diagonal yang berarti secara nyata model regresi berdistribusi normal.

4.1.6.2 Uji Multikolinieritas

Syarat model regresi berganda dapat digunakan, apabila tidak ada hubungan yang sempurna antara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilakukan dengan mengkorelasikan antar variabel bebas atau dapat pula dilihat dari nilai VIF. Apabila korelasi antara variabel bebas tidak melebihi 0,9 dan nilai VIF 5, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung multikolinieritas. Terlihat pada tabel korelasi, meski ada hubungan yang signifikan antara motivasi dan komitmen organisasi dengan koefisien korelasi 0,508 yang korelasinya masih kurang dari 0,9 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung multikolinieritas. 109 Dilihat dari nilai VIF diperoleh sebesar 1,349 yang kurang dari 5 sehingga terbukti bahwa model regresi tidak mengandung multikolinieritas

4.1.6.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari scatter plot yang terlihat dari output SPSS. Apabila titik-titik tersebar tidak teratur dan berada di atas mau pun di bawah angka nol pada sumbu vertikal menunjukkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

4.19 Gambar Scatterplot

Dokumen yang terkait

Analisis Pemilihan Moda Antara Bus dan Kereta Api (Studi Kasus : Medan – Tanjungbalai)

11 75 218

Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Divisi SDM PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung

0 10 1

Pengaruh Motivasi Kerja Dan Komitmen Karyawan Terhadap Prestasi Karyawan Pada PT. POS Indoneisa (Persero) Bandung

6 28 156

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, MOTIVASI DANPENGALAMAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN Pengaruh Komitmen Organisasi, Motivasi, dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Studi pada PT. Kusuma Hadi Santosa, Karanganyar).

0 2 13

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, MOTIVASI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHLADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN Pengaruh Komitmen Organisasi, Motivasi, dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Studi pada PT. Kusuma Hadi Santosa, Karanganyar).

0 1 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT KERETA API INDONESIA (Persero) DI Pengaruh Kepemimpinan Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Di Kantor Daop IV Semarang.

0 1 17

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT KERETA API INDONESIA (Persero) Pengaruh Kepemimpinan Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Di Kantor Daop IV Semarang.

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP 2.

0 2 53

Pengaruh Iklim Organisasional terhadap Komitmen Organisasional Karyawan PT. Kereta Api Persero Bandung.

0 0 24

(ABSTRAK) PENGARUH MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. KERETA API (PERSERO) DAERAH OPERASIONAL IV SEMARANG.

0 0 3