Materi Zat Gizi Sumber Tenaga

43 evaluasinya. Dari materi - materi tersebut diharapkan siswa dapat mengetahui dasar - dasar ilmu gizi serta mampu melakukan analisis sementara dari teori yang telah mereka dapat. Dengan demikian, pelajaran ilmu gizi dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan pembelajaran dimana guru menyampaikan pengetahuan, keterampilan, membimbing dan melatih siswa agar belajar tentang ilmu gizi. Dalam penelitian ini, materi yang akan diambil pada mata pelajaran ilmu gizi adalah zat gizi sumber tenaga yaitu karbohidrat dan lemak.

c. Materi Zat Gizi Sumber Tenaga

Makanan merupakan sumber tenaga yang sangat diperlukan manusia untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan. Dalam makanan terdapat berbagai macam bahan makanan yang mengatur reaksi - reaksi dalam tubuh. Di dalam makanan terdapat zat - zat gizi seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat - zat gizi dalam bahan pangan tersebut mengalami proses metabolisme dalam tubuh sehingga menghasilkan energi untuk beraktivitas, dan menjalankan proses - proses kimiawi dalam tubuh. Menurut Soekirman 2000: 61 zat gizi adalah zat kimia yang terdapat dalam makanan yang diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.” Sedangkan menurut Dewi Cakrawati dan Musnita NH 2012: 2 zat gizi merupakan “komponen yang terdapat dalam bahan pangan yang terurai selama proses pencernaan dalam tubuh.” Zat gizi dibutuhkan dalam jumlah yang memadai untuk pertumbuhan dan kebugaran tubuh. Zat gizi yang dimaksud termasuk di dalamnya air, karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. 44 Setiap zat gizi memiliki fungsinya masing - masing, seperti karbohidrat yang menyediakan energi utama yang dibutuhkan tubuh melalui makanan yang berbentuk pati dalam nasi maupun gula dalam buah, lemak yang dapat menyerap vitamin larut lemak, sumber energi, dan kaya sumber asam lemak esensial. Selain itu ada protein yang berfungsi mengatur keseimbangan air dalam tubuh, penyedia energi, dan sintesis enzim, hormon, serta antibodi. Mineral, vitamin, dan air juga berperan dalam mengatur proses metabolisme dalam tubuh. Zat - zat gizi tersebut terbagi menjadi zat gizi makro dan nutrisi mikro. Menurut Dewi Cakrawati dan Musnita NH 2012: 10 “zat gizi makro terdiri atas karbohidrat, protein dan lemak sebagai sumber energi, dan nutrisi mikro yaitu vitamin dan mineral.” Tubuh membutuhkan zat gizi dengan kadar sesuai dan seimbang, oleh karena itu perlu mengatur pola konsumsi makan agar tidak berlebihan. Kelebihan dan kekurangan zat gizi juga akan menimbulkan masalah gizi bagi tubuh. Masalah gizi menurut Soekirman 2000: 61 adalah gangguan pada beberapa segi kesejahteraan perorangan dan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan.” Akibat kekurangan atau kelebihan zat gizi akan menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, serta perilaku lemah, letih, lesu, mudah tersinggung. Pemberian gizi yang kurang baik terutama terhadap anak - anak, akan menurunkan potensi sumber daya pembangunan masyarakat. Oleh karena itu anak - anak memerlukan perhatian lebih dalam hal jaminan ketersediaan 45 zat - zat gizi. Dewi Cakrawati dan Musnita NH 2012: 25 menjelaskan dampak kekurangan zat gizi sebagai berikut: 1. Kekurangan gizi berakibat meningkatkan angka kesakitan dan menurunnya produktivitas kerja manusia. Hal ini berarti akan menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas kesehatan. 2. Kekurangan gizi berakibat pada menurunnya kecerdasan generasi muda yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa. Kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia dari makanan yang dikonsumsi.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Rizky Kusuma Putra Wibowo, Tahun 2015, “Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Menggambar Teknik Mesin di SMK Piri Sleman” : Hasilnya dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI pada Mata Pelajaran menggambar Teknik mesin SMK PIRI Sleman Tahun Ajaran 20142015. Hal ini didukung dengan data penelitian yang menunjukkan peningkatan skor Motivasi Belajar Menggambar Teknik Mesin berdasarkan pedoman observasi sebesar 9,8 dimana skor pada siklus I 75,39 meningkat menjadi 85,19 pada siklus II. Berdasarkan angket yang didistribusikan kepada siswa juga terjadi peningkatan sebesar 5,46, skor pada siklus I sebesar 76,68 meningkat menjadi 82,41 pada siklus II. Dari data Prestasi Belajar Menggambar Teknik Mesin yang diperoleh, nilai rata-rata posttest pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 1,5 dimana pada siklus I nilai rata-rata posttest siswa 7,2 meningkat menjadi 8,70 pada posttest siklus II serta naiknya persentase