berpakaiannya selalu rapi, sopan, rajin, ramah, dan mudah bergaul akibatnya anggota lain umumnya segera membentuk persepsi positif terhadapnya.
c. Situasi dimana pembentukan persepsi itu terjadi Situasi saat terjadinya pembentukan persepsi juga berpengaruh terhadap
persepsi yang dibentuk. Termasuk dalam pengertian situasi ini antara lain: tempat, waktu, suasana sedih, gembira, dan lain- lain.
3. Pengertian Guru
Dalam kamus Bahasa Indonesia 1976 guru diartikan sebagai seseorang yang pekerjaannya mata pencahariannya mengajar. Guru merupakan profesi
atau jabatanpekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru Usman, 1995: 6. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak
memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat
disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus yang dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Sedangkan
menurut Masidjo 1992: 10, guru adalah seorang pekerja profesional yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh atasan yang berwenang
untuk melaksanakan pendidikan di sekolah khususnya dalam kegiatan PBM dan kegiatan instruksional dari mata pelajaran yang diampunya. Dari ketiga
pengertian di atas sama-sama menunjuk bahwa guru merupakan pekerjaan. Menurut Samana 1994: 11, guru atau tenaga pendidik yang
dikutipnya dari PP No. 38 1992, Bab I, Pasal I, ayat I adalah warga masyarakat yang mengabdikan diri secara langsung dalam penyelenggaraan
lembaga pendidikan tertentu. Dengan demikian guru merupakan tenaga pendidik yang bekerja di lembaga pendidikan. Sedangkan pengertian guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal Usman, 1995: 15.
B. Kerangka Berpikir
a. Perbedaan Persepsi guru terhadap Ujian Nasional dilihat dari aspek
pedagogis antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan guru yang mengajar di SMA swasta.
Persepsi setiap guru swasta dan negeri terhadap ujian nasional dilihat dari aspek pedagogis berbeda-beda. Ada guru yang memiliki
persepsi positif, namun ada pula yang mempunyai persepsi negatif. Perbedaan persepsi tersebut diduga dipengaruhi oleh kualitas sekolah
yang tercermin dari kualitas siswa, sarana prasarana yang memadai, dan lain- lain. Pengklasifikasian yang dilakukan ini berdasarkan sekolah yang
berstatus negeri dan swasta. Pelaksanaan Ujian Nasional dilihat dari aspek pedagogis dalam
ilmu kependidikan mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan kognitif, ketrampilan psikomotorik dan sikap afektif. Sebaliknya, dalam UN
hanya mengukur aspek kemampuan kognitif, sedangkan kedua aspek lain tidak diujikan sebagai penentu kelulusan