Uji pH Uji Viskositas

Hasil uji organoleptis yang diperoleh menunjukkan tidak adanya perubahan dari 48 jam setelah formulasi dan pada siklus 3 uji stabilitas freeze thaw , selain itu dilihat dari uji sineresis secara organoleptis pula tidak menunjukkan adanya pemisahan fase pada gel tersebut, dan pada uji homogenitas menggunakan kaca preparat menunjukkan tidak adanya partikel ataupun butiran kasar, sehingga dapat dikatakan sediaan ini stabil dalam segi organoleptis. Hasil pengujian organoleptis dan homogenitas dilihat pada lampiran 5 dan 6.

2. Uji pH

Uji pH berfungsi untuk mengetahui pH tiap formula yang dibuat. Uji ini dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal. pH sediaan harus disesuaikan dengan pH kulit wajah agar tidak terjadi iritasi. Hasil uji pH gel ekstrak etanol daun binahong ini pada keempat formula yaitu 6. Pengujian ini dilakukan pada siklus 0 hingga siklus 3 dan juga pada sediaan gel dengan tanpa pemberian ekstrak daun binahong. Berdasarkan penelitian Sukatta et al 2008 mengenai gel anti-acne Mangosteen, didapatkan bahwa sediaan gel menunjukkan pH 6 pula sebagai gel anti-acne yang pengaplikasiannya ditujukan ke kulit wajah. Hasil dokumentasi uji pH ini terlihat pada lampiran 7.

3. Uji Viskositas

Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui konsistensi suatu sediaan yang berpengaruh pada penggunaannya secara topikal. Viskositas merupakan tahanan dari suatu cairan yang mengalir, nilai viskositas berbanding lurus dengan tahanannya Sinko, 2011. Semakin tinggi konsentrasi carbopol dapat meningkatkan viskositas gel, meningkatnya viskositas ini karena carbopol dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengembang ketika tedispersi dalam air membentuk suatu koloid Singh and Madan, 2010. Namun, viskositas sediaan tidak boleh terlalu tinggi maupun terlalu rendah, karena viskositas yang terlalu tinggi akan membuat gel semakin kental yang mengakibatkan pada semakin sulit obat terlepas dari sediaan gel, sedangkan jika viskositas terlalu rendah maka akan menurunkan lama waktu gel tinggal di kulit saat digunakan. Viskositas diukur dengan menggunakan Merlin VR viscometer. Pada Merlin VR viscometer dipasangkan cone and plate. Masing-masing formula gel diambil secukupnya dan diletakkan di atas plate, kemudian dihimpit dengan cone diberi sedikit ruang, lalu dijalankan melalui komputer dengan aplikasi Rheosys Micra . Pada aplikasi tersebut sebelumnya di set terlebih dahulu parameter pengujiannya. Parameter pengujian yang krusial tersebut yakni start = 0,1 dan end = 300 dengan steps = 6, serta direction = up. Pemilihan parameter uji tersebut agar pengujian mulai dari 0,1 RPM hingga 300 RPM. Kemudian, 6 step menunjukkan pembagian rentang rpm yang dilewati, yakni 0,1-60-120-180-240- 300 RPM. Pemilihan 6 step tersebut karena RPM yang diinginkan pada penelitian ini melewati 60 RPM. Pemilihan 60 RPM ini berdasarkan orientasi karena merupakan nilai RPM yang paling stabil, dimana dibawah 60 RPM menunjukkan shear stress yang masih kecil begitu pula dengan diatas 60 RPM menunjukkan viskositas gel dapat naik atau turun karena sifatnya yang pseudoplastis sehingga dapat menjadi faktor bias. Contoh hasil yang bias pada gambar 11 berikut menguatkan alasan pemilihan 60 RPM. Gambar 11. Contoh kurva penurunan shear stress terhadap penurunan viskositas siklus 1, F1 R1. Dengan meningkatnya shear stress, maka viskositas semakin menurun Martin, Swarbick, Cammarata, 2008. Namun mulai pada rpm 200 pada gambar menunjukkan dimana penurunan viskositas diikuti dengan penurunan shear stress. Hal ini terjadi karena adanya shear heating, dimana temperatur sediaan gel sedikit meningkat sehingga mengakibatkan shear stress menurun perlahan Dowson, Taylor, Childs, Dalmaz, Berthier, Flamand, 1997. Viskositas yang dikehendaki pada penelitian ini adalah sesuai orientasi, yakni 5,2 Pa.s hingga 9,3 Pa.s. Selain itu, dilakukan uji stabilitas dipercepat juga dengan metode freeze thaw, yakni pada saat siklus 0 48 jam sediaan gel ditempatkan pada suhu beku sekitar -10 C 14 F selama 24 jam, kemudian sediaan gel dipindahkan lagi pada suhu kamar sekitar 25 C 77 F selama 24 jam. Setelah itu dilakukan uji viskositas dengan Merlin VR viscometer . Perlakuan ini merupakan satu siklus. Percobaan ini dilakukan sebanyak 3 siklus, karena menurut Kolhe et al 2013 dan Lai 1997, 3 siklus merupakan standar minimum yang harus dilakukan untuk melihat pergeseran viskositas memberikan nilai yang baik atau tidak pada sediaan gel. Berikut merupakan hasil pengukuran viskositas gel ekstrak etanol daun binahong terdapat pada tabel VI. Tabel VI. Viskositas gel ekstrak etanol daun binahong Formula Viskositas setelah penyimpanan 48 jam Pa.s Viskositas setelah penyimpanan siklus 3 Pa.s Pergeseran viskositas F1 8,45606 ± 0,129 8,31167 ± 0,254 1,722 ± 1,574 FA 8,51285 ± 0,281 8,22819 ± 0,291 3,861 ± 2,913 FB 4,67985 ± 0,071 4,55515 ± 0,145 2,681 ± 1,652 FAB 5,37702 ± 0,201 4,92599 ± 0,328 6,577 ± 6,781 Tabel VI ini menunjukkan viskositas formula I, A, dan AB pada penyimpanan 48 jam masuk dalam range viskositas yang diinginkan sesuai orientasi, sedangkan untuk formula B tidak. Nilai viskositas yang dibawah range ini kemungkinan disebabkan oleh karena jumlah gelling agent Carbopol 940 yang kecil dengan jumlah humektan sorbital yang tinggi pula. Relasi antara kedua faktor tersebut dimana jumlah humektan sorbitol yang semakin tinggi dapat menurunkan viskositas gel, begitu pula dengan jumlah gelling agent Carbopol 940 yang semakin kecil menurunkan viskositas gel, sehingga jumlah 2 faktor tersebut pada formula B memiliki linearitas yang sama yaitu menurunkan viskositas. Sediaan gel dapat dikatakan stabil jika secara statistik memiliki pergeseran viskositas 10 dalam penyimpanannya. Nilai kestabilan sediaan menunjukkan konsistensinya selama penyimpanan baik itu melewati penyimpanan tahap panas-dingin freeze thaw test maupun penyimpanan dalam suhu ruangan. Uji stabilitas gel penelitian ini dilakukan dengan membandingkan sediaan pada siklus 0 48 jam setelah pembuatan dengan siklus 3 dimana sediaan gel melewati tahap penyimpanan freeze -10 O C selama 24 jam dan suhu ruangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25-29 O C selama 24 jam. Besarnya nilai pergeseran viskositas menentukan ketidakstabilan sediaan gel tersebut. Tabel VI menunjukkan formula I, A, B, dan AB memiliki persentase pergeseran viskositas dibawah 10. Hal ini menandakan sediaan gel yang dibuat memenuhi persyaratan kestabilan. Kemudian, dilakukan juga Uji T berpasangan untuk mengetahui waktu kestabilan gel yang dibuat pada siklus 0 yang dibandingkan dengan siklus akhir siklus 3. P-value yang menunjukkan jika hasilnya 0,05 maka sediaan gel stabil, sebaliknya jika p-value memberikan nilai 0,05 maka sediaan gel dikatakan tidak stabil. Hasil pengujian secara statistik ditunjukkan pada tabel VII berikut. Tabel VII. Hasil uji statistik pergeseran viskositas sediaan gel ekstrak etanol daun binahong Formula p-value F1 0,1959 FA 0,2761 FB 0,1005 FAB 0,1035 Pada tabel VII ini nilai p-value didapatkan dengan menggunakan aplikasi program statistik Rstudio versi R.3.2.3 dengan mengunakan Uji T berpasangan. Tabel VII menunjukkan setiap formula menggunakan Uji T berpasangan memiliki p-value 0,05 yang mengartikan jika data adalah tidak berbeda, maka kesimpulan yang didapat bahwa sediaan gel stabil dengan tambahan tidak mengalami perubahan viskositas secara signifikan pada saat penyimpanan siklus 0 yang dibandingkan dengan siklus 3. Gambar 12. Grafik pergeseran viskositas gel selama penyimpanan Pada gambar 12 ini menunjukkan pergeseran viskositas gel selama 3 siklus penyimpanan. Dan dari gambar tersebut membuktikan linearitas grafik yang cukup konstan dari siklus 0 ke siklus 3 dan menandakan perubahan viskositas yang tidak signifikan. Selain daripada itu, dilakukan pula uji normalitas, variansi data serta uji ANOVA two way pada confidence interval 95 terhadap viskositas dengan menggunakan aplikasi program Rstudio tersebut. Hasil dari uji normalitas viskositas tersaji dalam tabel VIII ini. Data yang diharapkan adalah data dengan distribusi normal. Distribusi data dikatakan normal jika memiliki p-value 0,05 Istyastono, 2012. Tabel VIII. Hasil uji normalitas Shapiro-wilk data viskositas Siklus p-value F1 p-value FA p-value FB p-value FAB 0,2638 0,5959 0,6247 0,9816 1 0,6171 0,5315 0,1148 0,3797 2 0,687 0,233 0,9816 0,4563 3 0,6812 0,9612 0,9089 0,8082 2 4 6 8 10 Siklus 0 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Vis k o sita s Pa .s Waktu Penyimpanan Siklus Pergeseran Viskostas Gel Ekstrak Etanol Daun Binahong Selama Penyimpanan F1 FA FB FAB Pada tabel VIII, dengan uji normalitas shapiro-wilk menyatakan bahwa semua formula baik F1, FA, FB, dan FAB mulai dari siklus 0 hingga siklus 3 memberikan nilai p-value 0,05. Hal ini berarti pada siklus dan semua formula tersebut memberi nilai yang berbeda namun tidak signifikan, dimana data terdistribusi secara normal pada confidence interval 95. Jika hasil semua formula menunjukkan data yang normal seperti itu, maka dapat dilanjutkan dengan uji variansi data Levene’s test. Berikut ini merupakan hasil uji variansi datanya. Tabel IX. Hasil uji variansi data Levene’s test viskositas Formula p-value F1 0,589 FA 0,5683 FB 0,7381 FAB 0,8544 Hasil uji variansi data dengan Levene’s test pada tabel IX menunjukkan keempat formula memiliki p-value yang berada diatas 0,05 yang mengartikan keempat formula memiliki kesamaan varian, dimana hasilnya tersebut memberi nilai perbedaan namun tidak signifikan, bahkan dengan p-value itu membuktikan data tersebut sangat jauh dari nilai signifikan kesamaan varian cukup tinggi pada rentang siklus 0 hingga 3 tersebut. Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji parametrik ANOVA two way pada confidence interval 95. Berikut ini merupakan hasil uji ANOVA. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel X. Hasil uji ANOVA terhadap viskositas Formula p-value F1 0,0886 FA 0,447 FB 0,75 FAB 0,37 Dengan pengujian ANOVA pada tabel X tersebut membuktikan bahwa setiap formula memiliki stabilitas yang baik karena nilai p-value nya lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap formula stabil pada rentang siklus 0 hingga 3. Namun, untuk formula F1 memiliki p-value 0,0886 yang mendekati 0,05, hal ini disebabkan karena pada siklus 1 dan 2 viskositasnya meningkat lebih jauh.

4. Uji Daya Sebar

Dokumen yang terkait

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Pengaruh pemberian salep ekstrak daun Binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi pada luka bakar tikus sprague dawley : studi pendahuluan lama paparan luka bakar 30 detik dengan plat besi

0 20 70

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP WAKTU PERDARAHAN Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Waktu Perdarahan (Bleeding Time) Pada Men

0 3 13

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP WAKTU PERDARAHAN Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Waktu Perdarahan (Bleeding Time) Pada Men

0 3 13

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi gelling agent carbopol dan humektan propilen glikol dalam formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis).

4 16 120

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

5 16 99

Optimasi formula span 80 dan tween 80 dalam sediaan cold cream ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (ten.) Steenis.) dengan metode desain faktorial.

0 0 104

UJI AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) SECARA IN VITRO

2 4 6