Orientasi Level dari Kedua Faktor Penelitian

Selain itu, beberapa pelarut yang hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa ini yaitu : aseton, diklorometan, metanol, etanol, propan-2-ol dan heksan JECFA, 2002.

D. Orientasi Level dari Kedua Faktor Penelitian

Orientasi level dari 2 faktor dilakukan dengan tujuan untuk menentukan level rendah dan level tinggi dari faktor Carbopol 940 sebagai gelling agent dan faktor sorbitol sebagai humektan. Level rendah serta tinggi tersebut ditentukan dengan melihat respon viskositas dan respon daya sebar yang dihasilkan. Gambar 7. Kurva variasi konsentrasi Carbopol 940 terhadap viskositas Gambar 8. Kurva variasi konsentrasi Carbopol 940 terhadap daya sebar 5 10 15 0,15 0,3 0,45 0,6 0,75 0,9 Vis k o sit a s P a .s Carbopol 940 gram Konsentrasi Carbopol 940 terhadap Viskositas 2 4 6 8 0,15 0,3 0,45 0,6 0,75 0,9 Da y a Seba r cm Carbopol 940 gram Konsentrasi Carbopol 940 terhadap Daya sebar Dari orientasi faktor Carbopol 940 didapatkan variasi konsentrasi Carbopol 940 antara 0,3g-0,75g 0,6-1,5 yang digunakan sebagai level rendah dan level tinggi dalam formula gel. Hal ini sesuai dengan Rowe et al 2009 yang menyatakan range konsentrasi Carbopol 940 sebagai gelling agent yakni antara 0,5-2. Hasil orientasi Carbopol 940 terpapar pada gambar 7 dan 8 diatas, yang menunjukkan semakin besar konsentrasi gelling agent yakni Carbopol 940, maka semakin besar pula tahanannya atau viskositasnya, yang diikuti dengan semakin kecil daya penyebaran yang diberikan. Nilai viskositas dan daya sebar berbanding terbalik. Nilai daya sebar yang semakin kecil ditunjukkan dengan angka pengukuran yang semakin kecil dalam satuan sentimeter. Walaupun variasi yang diambil tersebut tidak menunjukkan nilai regresi linear yang baik r = 0,8907, namun berdasarkan Rowe et al 2009 bahwa pada konsentrasi 0,15g 0,3 menunjukkan nilai konsentrasi di bawah range, yang terbukti pada gambar 7 menunjukkan nilai viskositas yang terlalu kecil. Begitu pula pada konsentrasi 0,9g 1,8 memiliki nilai yang terlalu dekat dengan batas atas 2. Hasil orientasi Carbopol 940 terhadap daya sebar menggunakan variasi 0,3g-0,75g 0,6-1,5. Dilihat dari nilai regresi linearnya variasi tersebut memberikan r = 0,9861, jika dibandingkan dengan variasi 0,15g-0,75g r = 0,8704 dan dengan variasi 0,3g-0,9g r = 0,9801. Maka dari itu level rendah dan tinggi konsentrasi Carbopol 940 yang didapatkan dari orientasi ini yaitu 0,3g level rendah dan 0,75g level tinggi. Gambar 9. Kurva variasi konsentrasi sorbitol terhadap viskositas Gambar 10. Kurva variasi konsentrasi sorbitol terhadap daya sebar Dari orientasi faktor sorbitol terhadap viskositas didapatkan variasi konsentrasi 1,5g-7,5g 3-15 yang digunakan sebagai level rendah dan level tinggi dalam formula gel. Hal ini sesuai dengan Rowe et al 2009 yang menyatakan bahwa range konsentrasi sorbitol sebagai humektan yakni 3-15. Selain daripada itu, dilihat dari nilai regresi linear bahwa variasi konsentrasi 1,5g- 7,5g memberikan nilai regresi linear yaitu r = 0,9819, dan jika dibandingkan 7,4 7,6 7,8 8 8,2 8,4 8,6 8,8 9 9,2 1,5 3 4,5 6 7,5 9 Vis k o sit a s P a .s Sorbitol gram Konsentrasi Sorbitol terhadap Viskositas 3,6 3,7 3,8 3,9 4 4,1 4,2 4,3 1,5 3 4,5 6 7,5 9 Da y a Seba r cm Sorbitol gram Konsentrasi Sorbitol terhadap Daya sebar dengan variasi konsentrasi 1,5g-9g 3-18 memberikan nilai regresi linear yang lebih kecil yakni r = 0,9718 dan juga oleh karena konsentrasi 9g 18 sudah melebihi batas atas konsentrasi yang ditetapkan Rowe et al 2009. Dari orientasi faktor sorbitol terhadap daya sebar juga didapatkan variasi konsentrasi tersebut karena melihat nilai regresi linear variasi konsentrasi tersebut memberikan nilai r = 0,9922, jika dibandingkan dengan variasi 1,5g-6g r = 0,9844, dengan notabene pada konsentrasi 9g 18 juga sudah melebihi batas atas konsentrasi yang ditetapkan. Maka dari itu level rendah dan tinggi yang didapatkan dari orientasi ini yakni 1,5g level rendah dan 7,5g level tinggi.

E. Pembuatan Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Binahong

Dokumen yang terkait

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Pengaruh pemberian salep ekstrak daun Binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi pada luka bakar tikus sprague dawley : studi pendahuluan lama paparan luka bakar 30 detik dengan plat besi

0 20 70

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP WAKTU PERDARAHAN Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Waktu Perdarahan (Bleeding Time) Pada Men

0 3 13

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP WAKTU PERDARAHAN Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Waktu Perdarahan (Bleeding Time) Pada Men

0 3 13

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi gelling agent carbopol dan humektan propilen glikol dalam formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis).

4 16 120

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

5 16 99

Optimasi formula span 80 dan tween 80 dalam sediaan cold cream ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (ten.) Steenis.) dengan metode desain faktorial.

0 0 104

UJI AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) SECARA IN VITRO

2 4 6