30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini harus dideterminasi terlebih dahulu. Determinasi sendiri tujuannya untuk memastikan kebenaran dari
tanaman yang digunakan dalam penelitian. Determinasi yang dilakukan mengacu pada literatur yakni Weeds of Australia 2011. Hasil determinasi menunjukkan
bahwa sampel tanaman yang digunakan adalah benar Anredera cordifolia Ten. Steenis. Pembuktian kebenaran dari tanaman yang digunakan juga diperkuat
dengan adanya surat determinasi oleh Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Sanata Dharma Lampiran 1.
Gambar 5. Daun binahong ITIS Report, 2016
B. Pengumpulan Simplisia
Tanaman daun binahong yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari tempat budidaya Merapi Farma, Kaliurang, Yogyakarta. Perolehan daun
binahong yang diminta yaitu daun yang berbatang merah karena agar sesuai dengan jenis tanaman yang ingin diteliti. Tempat pengambilan tanamanan pada
satu tempat ini diharapkan metabolit yang terkandung di dalamnya seragam, karena mendapat perlakuan yang sama. Perolehan daun binahong di tempat ini
dalam bentuk simplisia serbuk yang sudah jadi.
C. Ekstraksi Daun Binahong
Serbuk simplisia sebanyak 200 gram di ekstraksi dalam 1000 mL larutan penyari etanol 70. Sifatnya yang semi-polar diharapkan mampu menarik keluar
senyawa-senyawa yang berguna untuk anti-acne inflamasi, seperti flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa polar karena memiliki sejumlah gugus hidroksil
yang tak tersulih atau suatu gula, sehingga mudah larut dalam pelarut polar seperti etanol, methanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air.
Adanya gula yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut diatas dengan air
merupakan pelarut yang lebih baik Markham, 1988. Proses ekstraksi dilakukan selama 90 menit pada suhu tidak lebih dari 70
o
C agar tidak merusak senyawa yang diinginkan. Pemanasan dilakukan untuk memperbesar kelarutan senyawa
tersebut dalam larutan penyari. Ekstraksi dilakukan di atas hotplate magnetic stirrer
bersama sebuah stirrer di dalam wadah ekstraksi. Proses pemekatan berlangsung bersamaan dengan tahap elektrolisis.
Tahap elektrolisis adalah suatu mekanisme penghilangan klorofil yang juga menghasilkan panas. Pemanasan dilakukan hingga volume ekstrak cair tersisa 250
mL saja. Hingga volume tersebut, ekstrak sudah mengental dan tidak lagi berwarna hijau.
Mekanisme penghilangan klorofil atau peluruhan klorofil ini berlangsung sebagai berikut: Plat katode yang dihubungkan dengan kutub negatif sumber
energi listrik akan menarik ion magnesium Mg
+
dari inti molekul klorofil sehingga struktur klorofil luruh dan menyisakan residu pada dasar wadah
elektrolisis. Hasil akhir rangkaian proses elektrolisis ini adalah suatu ekstrak kental
binahong berwarna
kekuningan. Elektrolisis
diperlukan untuk
menghasilkan ekstrak dengan penampilan lebih menarik, terutama ketika sudah diformulasikan dalam sediaan gel.
Gambar 6. Struktur kimia klorofil Yaqiong, Scales, Blankenship, Willows, Chen, 2012.
Struktur dasar molekul klorofil adalah cincin porfirin, koordinat dengan
atom sentral adalah magnesium May, 2002. Klorofil tidak larut dalam air, namun larut di etanol, dietil eter, kloroalkana, hidrokarbon dan minyak lemak.
Selain itu, beberapa pelarut yang hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa ini yaitu : aseton, diklorometan, metanol, etanol, propan-2-ol dan heksan JECFA,
2002.
D. Orientasi Level dari Kedua Faktor Penelitian