yang cenderung berpengaruh dalam formulasi sediaan gel ekstrak daun binahong tersebut.
B. Perumusan Masalah
a.
Apakah gel ekstrak etanol daun binahong Anredera cordifolia Ten. Steenis didapatkan nilai sifat fisik dan stabilitas yang baik saat diformulasikan
menggunakan gelling agent Carbopol 940 dan humektan sorbitol?
b.
Apakah yang menjadi faktor dominan antara Carbopol 940 dan sorbitol dalam menentukan sifat fisik viskositas dan daya sebar dan stabilitas gel pergeseran
viskositas yang dipengaruhi oleh formula?
c.
Apakah ditemukan area komposisi optimum Carbopol 940 – sorbitol pada
overlay plot superimposed contour plot yang diprediksikan sebagai formula
optimum gel ekstrak etanol daun binahong?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi gelling agent Carbopol 940 dengan humektan sorbitol pada sediaan gel dari ekstrak etanol daun binahong
Anredera cordifolia Ten. Steenis agar didapat nilai stabilitas dan sifat fisik yang baik.
2. Tujuan Khusus
a. Membuktikan gel ekstrak etanol daun binahong Anredera cordifolia Ten. Steenis. didapatkan nilai sifat fisik dan stabilitas yang baik saat
diformulasikan menggunakan komposisi gelling agent Carbopol 940 dan humektan sorbitol.
b. Mengetahui faktor yang dominan antara Carpobol 940 dan sorbitol dalam menentukan sifat fisik viskositas dan daya sebar dan stabilitas gel
pergeseran viskositas anti-acne ekstrak daun binahong Anredera cordifolia
Ten. Steenis.
c.
Mendapatkan area komposisi optimum dari Carbopol 940-sorbitol pada overlay plot
superimposed contour plot yang diprediksikan sebagai formula optimum gel ekstrak etanol daun binahong.
D.
Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan peneliti, penelitian mengenai optimasi gelling agent Carbopol 940 dan humektan sorbital dalam sediaan gel
ekstrak etanol daun binahong Anredera cordifolia Ten. Steenis dengan aplikasi desain fakorial belum pernah dilakukan. Penelitian terkait pernah dilakukan oleh
Laianto 2014 yaitu
“Uji Efektivitas Sediaan Gel Anti Jerawat Ekstrak Etanol Buah Pare Momordica charantia Terhadap Staphylococcus
epidermidis dan Propionibacterium acnes Dengan Metode Difusi”, mengenai
efektivitas ekstrak etanol Momordica charantia dalam formulasi gel anti jerawat dimana pengujian dilakukan dengan meneteskan ekstrak pada media agar yang
telah tersuspensikan bakteri P.acnes dan S.epidermidis, diinkubasi selama 24 jam, diukur diameter daerah beningnya, dan didapatkan konsentrasi MBC untuk
ditetapkan dalam formula gel. Namun pada penelitian ini perbedaan yang diteliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yaitu ekstrak yang digunakan dimodifikasi menjadi ekstrak daun binahong Anredera cordifolia Ten. Steenis. serta modifikasi gelling agent HPMC 4000
dan Carbopol dengan humektan propilenglikol menjadi gelling agent Carbopol 940 dengan humektan sorbitol dimana komposisi formula yang digunakan juga
berbeda. Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Prijayanti 2011 yaitu
dengan judul “Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Daun Binahong Anredera cordifolia Tenore Steenis Terhadap Propionibacterium acnes ATCC 6919
DAN Staphylococcus epidermidis FNCC 0048
” menunjukkan penelitian yang hanya berdasarkan atas pengujian aktivitas antibakteria pada daun binahong.
Prijayanti 2011 menyatakan bahwa pada konsentrasi ekstrak etanol daun binahong sebesar 5 merupakan MBC Minimum Bactericidal Concentration
yang optimal dimana dalam kadar 5 sudah dapat membunuh bakteri Staphylococcus epidermidis
.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis : Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam dunia farmasi mengenai optimasi
gelling agent Carbopol 940 dan humektan Sorbitol pada sediaan gel ekstrak
etanol daun binahong Anredera cordifolia Ten. Steenis. 2. Manfaat praktis : Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sediaan gel
ekstrak etanol daun binahong Anredera cordifolia Ten. Steenis dengan stabilitas dan sifat fisik yang baik.
7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Jerawat
Inflamasi adalah respon biologis terhadap kerusakan sel atau jaringan yang disebabkan oleh bahan kimia, ultraviolet maupun panas atau adanya
rangsangan agen asing. Reaksi inflamasi dapat ditandai dengan munculnya kemerahan rubor, panas kalor, pembengkakan tumor, nyeri dolor, dan
gangguan fungsi functio laesa Nugroho, 2012. Mekanisme terjadinya inflamasi ditandai dengan dilepaskannya mediator
inflamasi berupa histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien dan prostaglandin Mansjoer, 2003. Acne vulgaris Jerawat merupakan bentuk inflamasi yang
sangat ekstrim terjadi pada kulit dimana pada kulit ini mengandung kelenjar minyak paling banyak, yakni pada kulit wajah. Propionibacterium acnes
P.acnes merupakan patogen anaerob yang berperan sangat penting dalam patogenesis
jerawat. Patogen
ini memiliki
kemampuan mengaktifkan
komplemennya lalu memetabolisme sebum trigliserida menjadi asam lemak yang mana secara kimia dapat merusak neutrofil Sawarkar, Khabadi, Mankar,
Farooqui, Jagtap, 2010.
B. Tanaman Binahong
1. Klasifikasi Tanaman Binahong
Berdasarkan ITIS Report 2016 klasifikasi tanaman binahong yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI