Kajian Teori LANDASAN TEORI

10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Minat Belajar a. Pengertian minat belajar Dalam KBBI 1990: 583 minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap objek atau sesuatu. Minat merupakan sifat yang menetap pada diri individu. Surya 2003: 67 mengungkapkan bahwa minat dapat diartikan sebagai perasaan senang atau tidak dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya adalah motivasi seseorang cenderung meningkat apabila seseorang tersebut memiliki minat yang besar untuk melakukan tindakannya. Hurlock 1993: 114 dalam bukunya menyebutkan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Slameto 2012: 8 mendiskripsikan bahwa minat merupakan rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal ataupun aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Andi 1982: 62 memaparkan bahwa minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian prasangka rasa takut ataupun kecenderungan-kencenderungan lain yang mengarahkan seorang individu pada suatu pilihan tertentu. Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu keinginan atau ketertarikan pada suatu hal atau objek yang menarik yang bersifat menetap pada diri individu. b. Ciri-ciri minat belajar Menurut Hurlock dalam Susanto 2013: 115 mengungkapkan beberapa ciri-ciri minat yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Pada dasarnya minat dapat berubah-berubah selama masih terjadi perubahan fisik dan perubahan mental. Oleh karena itu maka perkembangan fisik dan mental pada setiap siswa akan tumbuh secara bersamaan dengan minatnya. 2 Minat bergantung pada kesiapan belajar. Ada ataupun tidak adanya minat dalam setiap pembelajaran bergantung pada kesiapan mental dan fisik siswa untuk belajar. 3 Minat bergantung pada kesempatan belajar Lingkungan dan minat memiliki pengaruh yang besar pada kesempatan siswa untuk belajar. Dengan bertambah luasnya interaksi sosial yang mereka lakukan, maka akan tertarik pada minat orang lain yang baru di kenal. Jadi bisa disampaikan bahwa minat bergantung pada seseorang untuk mencari situasi baru untuk belajar. 4 Perkembangan minat mungkin terbatas Kurang baiknya fisik dan mental akan membatasi minat anak. Anak yang mempunyai fisik yang normal memiliki perbedaan minat dengan anak yang memiliki cacat fisik. 5 Minat dipengaruhi pengaruh budaya Minat akan tergantung pada lingkup budaya yang mereka tekuni dengan baik. 6 Minat berbobot emosional Emosi yang tidak menyenagkan akan mengahambat atau melemahkan minat dari siswa. 7 Minat itu egosentrism Minat akan menuntun seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Minat memiliki sifat sangat pribadi. Dari ciri-ciri minat menurut dari tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri minat adalah sebagai berikut: 1 Timbul perasaan senang Setiap orang yang berminat akan menumbuhkan perasaan senangya terlebih dahulu. Ketika seseorang senang akan hal yang dilakukan ataupun diterimanya, maka minat dari orang tersebut akan tumbuh dan akan memunculkan hal-hal baru yang dapat dihasilkan dari perasaan senangnya tersebut. 2 Sangat terfokus dalam proses pembelajaran. Orang yang dikatakan berminat akan menjadi terfokus pada satu hal, bukan hanya pada pelajaran. Orang yang berminat akan memberikan perhatian yang penuh kepada apa yang diamatinya, seolah orang tersebut ingin mengetahui tentang keseluruhan yang ada pada hal yang diamatinya tersebut. 3 Tertarik pada materi pembelajaran. Ketika orang telah berminat pada suatu hal, orang tersebut akan memberikan seluruh perhatiannya pada hal yang diamatinya, meskipun hal yang diamatinya tersebut adalah hal yang sulit, termasuk pada materi pembelajaran yang sulit. Seorang individu akan menunjukkan minatnya pada hal yang sulit ketika individu menemukan hal yang menarik yang diperolehnya. 4 Keikutsertaan dalam pembelajaran. Minat mendorong seorang individu akan menjadi aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran. Mulai dari aktif dalam bertanya, menjawab, melakukan aktivitas gerak. Keaktifan ini berunjuk pada rasa ingin tahu akan hal apa yang dipelajarinya selama mengikuti proses pembelajaran. c. Cara meningkatkan minat belajar Menurut Sardiman 1988: 93 ada beberapa cara untuk meningkatkan minat, yaitu: 1 Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk siswa. 2 Menghubungkan pengalaman siswa dengan permasalahan pada masa lampaunya. 3 Menggunakan bermacam-macam cara mengajar agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran. 4 Memberi kesempatan pada siswa untuk berlomba mendapatkan nilai atau hasil yang lebih baik. d. Indikator untuk mengukur minat belajar Banyak hal yang dapat kita amati untuk dapat mengetahui seberapa besar dan seberapa baik hal yang kita amati tersebut. Begitu pula dengan minat seseorang. Minat seseorang dapat kita ukur melalui pengamatan. Setiap pengamatan membutuhkan indikator untuk menyesuaikan pencapaiannya. Adapun beberapara indikator yang digunakan untuk mengukur minat adalah : 1 Tidak mudah untuk bosan. Yang dimaksud dengan tidak mudah bosan adalah siswa ketika berada pada proses belajar merasa senang dan tertarik. 2 Terlibat pada sebuah kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya sebuah pelajaran. Yang dimaksud dengan terlibat pada sebuah kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya pelajaran adalah siswa dapat memahami tentang manfaat dari hal apa yang telah dipelajarinya sehingga menjadikan siswa bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran. 3 Rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Yang dimaksud dengan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh adalah siswa mampu mengerjakan pekerjaannya bukan karena perintah, namun karena siswa merasa tertarik oleh apa yang dikerjakan. Sebagai contoh adalah ketika siswa belajar, mereka mencatat hal-hal yang penting tanpa ada yang suruhan, lalu siswa menerapkan ilmu yang mereka peroleh karena rasa ingin tahu mereka, siswa mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan dari berbagai sumber, dan siswa membahas kembali materi apa yang mereka pelajari. 4 Sikap ketertarikan. Yang dimaksud dengan Sikap ketertarikan adalah sebuah perasaan senang siswa saat belajar dan siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk mempelajari dan mengetahui lebih dalam hal yang mereka belum ketahui. 5 Perhatian untuk melakukan suatu hal dengan tekun. Yang dimaksud dengan perhatian untuk melakukan suatu hal dengan tekun adalah sikap dimana siswa memperhatikan ataupun menyimak tentang apa yang diajarkan oleh guru dan sikap siswa untuk berusaha untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya tugas yang diberikan oleh guru. 6 Berkonsentrasi. Yang dimaksud dengan berkonsentrasi adalah siswa mampu berfokus dalam mengikuti pembelajaran sehingga materi yang diajarkan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Pada KBBI 2008: 1101, prestasi memiliki pengertian “hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan”. Menurut Djamarah 1994: 19 menjelaskan bahwa menurutnya prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan yang teklah dikerjakan dan diciptakan secara individu maupun secara kelompok. Winkel 2014: 61, menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penyempurnaan atau pengembangan dari suatu kemampuan yang dimiliki. Widido 1991: 130, menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri faktor internal maupun dari luar diri individu faktor eksternal. Djamarah 1994: 21 mengutarakan bahwa prestasi belajar merupakan apa yang telah dapat diciptakan, hasil kerja, hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh dangan jalan keletan kerja. Dilihat dari sisi guru, proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, prestasi belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak dari proses belajar. Bagi siswa, prestasi belajar merupakan kemampuan yang dimiliki setelah siswa menerima pengalaman belajarnya yang berbentukpengetahuan sikap dan keterampilan yang dapat diukur. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan pencapaian ataupun hasil akhir yang didapatkan oleh seseorang setelah menyelesaikan suatu hal yang dipelajarinya. Selain itu, prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan kecakapan dan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Ahmadi 1991: 130-139, megemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai seseorang adalah hasil dari interkasi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut dapat dari dalam diri individu faktor internal ataupun faktor luar dari inividu tersebut faktor eksternal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut adalah: 1 Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor utama atau faktor yang datangnya dari dalam diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa yang menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa yang akan dicapai. 2 Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang datangnya dari luar diri siswa atau dapat dikatakan faktor lingkungan. Lingkungan juga mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa karena apabila kondisi lingkungan mendukung untuk berlangsungnya proses pembelajaran dalam diri anak, maka akan membantu siswa itu sendiri untuk mencapai prestasi belajar yang baik. 3. Pendekatan PMRI a. Pengertian pendekatan PMRI Suryanto 2010: 37 mengungkapkan bahwa Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI merupakan sebuah pendidikan matematika yang dihasilkan dari adaptasi Realistic Mathematic Education yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan budaya, geografi dan kehidupan masyarakat Indonesia. Wijaya 2012: 20 memiliki pendapat bahwa pengertian dari PMRI merupakan sebuah pendekatan pembelajaran matematika yang harus selalu menggunakan masalah dalam kehidupan sehari- hari. Penggunaan kata “realistik berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang artinya untuk dibayangkan. Penggunaan kata realistic tersebut tidak hanya nutuk menunjukkan adanya sebuah hubungan dengan dunia nyata, akan tetapi mengacu pada fokus Pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang dapat dibayangkan secara nyata oleh siswa. Soedjadi 2001: 2 mengemukakakn bahwa pembelajaran marematika dengan menggunakan pendekatan realistik pada dasarnya adalah penggunaan realita atau kenyataan dan juga lingkungan sekitar yang dipahami oleh peserta didik untuk memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran marematika sehingga tercapainya tujuan pendidikan yang lebih baik. Disamping itu, Soedjadi menjelaskan pula bahwa realita atau kenyataan adalah hal-hal nyata yang bersifat konkret yang dapat diamati dan dapat dipahami oleh siswa dengan cara membayangkan. Dasar yang digunakan dalam PMRI adalah kontruktivisme, yaitu untuk memahami suatu konsep dalam matematika, siswa diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri pemahamannya. Karakteristik dari pendekatan PMRI ini adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk membangun pemahaman tentang konsep yang telah dipelajarinya. Dapat disimpulkan secara sederhan bahwa pendekatan Matematika Realistik Indonesia PMRI merupakan sebuah pendekatan dalam mata pelajaran matematika yang menghubungkan pembelajaran dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini menekankan siswa untuk dapat berfikir secara nyata serta siswa dapat membayangkan hal yang dipelajari. b. Karakteristik pendekatan PMRI Treffers dalam Wijaya, 2012: 21-23 merumuskan ada lima point karakteristik Pendidikan Matematika Realistik, yaitu sebagai berikut: 1 Penggunaan Konteks The use of context Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidaklah harus berupa permasalahan yang ada di dunia nyata namun dapat dalam bentuk lain seperti permainan, penggunaan alat peraga, maupun situasi lainnya selama hal tersebut merupakan hal yang bermakna dan dapat dibayangkan oleh pemikiran siswa. Dengan menggunaan konteks, siswa diajak untuk terlibat secara aktif untuk dapat melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Tujuan dari hasil eksplorasi siswa ini bukan hanya sekedar untuk menemukan jawaban akhir dari permasalahan yang dihadapi, namun juga diarahkan untuk mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah yang digunakan. Selain itu, penggunaan konteks bermanfaat untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran matematika. Konteks dalam PMRI ditujukan untuk membangun ataupun menemukan kembali suatu konsep matematika melalui proses matematisasi. Proses matematisasi sendiri dapat diartikan sebagai proses menerjemahkan suatu konsep menjadi konsep matematika. 2 Penggunaan model untuk matematisasi progresif The use of medels Pendidikan Matematika Realistik, model digunakan sebagai jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat konkret menuju pengetahuan matematika tingkat formal. Model disini tidak merujuk pada alat peraga, namun model merupakan sebuah tahapan dari proses transisi level informal menuju level matematika normal. 3 Pemanfaatan hasil konstruksi siswa Student contribution Siswa mempunyai kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecaahn masalah sehingga diharapkan dapat diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan konstruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika. Karakteristik ketiga dari Pendidikan Matematika Realistik ini tidak hanya bermanfaat dalam membantu siswa dalam memahami konsep matematika, tetapi juga sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa. Dalam pembelajaran matematika, pengembangan kreativitas siswa akan menjadi bagian penting. Sudah seharusnya menempatkan kreativitas sebagai salah satu tujuan pembelajaran karena kemampuan berfikir kreatif dan inovatif serta kemampuan memecahkan masalah merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan mendatang. 4 Interaktivitas Interactivity Pemanfaatan interaksi dalam pembelajaran matematika bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa secara simultan. Kata pendidikan memiliki implikasi bahwa proses yang berlangsung tidak hanya mengajarkan pengetahuan yang bersifat kognitif, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai untuk mengembangkan potensi alamiah afektid siswa. Interaksi sosial yang terjadi diantara siswa ketika bekerjasama menyelesaikan suatu masalah matematika maupun dalam mempresentasikan suatu hasil penyelesaian matematis dilandasi oleh norma yang berkembang dalam komunikasi, yaitu norma sosial dan norma sistematik. 5 Keterkaitan Interviewning Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Oleh karena itu, konsep-konsep matematika tidak dikenalkan pada siswa kepada siswa secara terpisah atau terisolasi satu sama lain. Pendidikan Matematik Realistik menempatkan keterkaitan antar konsep matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Melalui keterkaitan ini, satu pembelajaran matematika diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matmatika secara bersamaan. c. Prinsip-prinsip PMRI Menurut Heuvel-Panhuizen dikutip dari Kemendiknas 2010: 10 prinsip Realistic Mathematic Education RME adalah sebagai berikut: 1 Prinsip aktivitas, matematika merupakan sebuah aktivitas dari manusia. Pada pembelajaran matematika, pembelajar guru dan siswa harus aktif secara mental maupun fisik. 2 Prinsip realitas, pembelajaran haruslah dimulai dari permasalahan yang nyata dan dapat dibayangkan secara jelas oleh siswa. 3 Prinsip berjenjang, pada pembelajaran matematika siswa melalui berbagai jenjang pemahaman, mulai dari dapat menemukan solusi pada sebuah masalah realistik secara informal, melalui perencanaan diperoleh pengetahuan mengenai hal-hal yang mendasar hingga siswa dapat menemukan solusi sebuah masalah matematis secara formal. 4 Prinsip jalinan, berbagai aspek didalam matematika jangan dilihat atau dipelajari sebagai bagian yang terpisah, namun saling terjalin antara satu dengan yang lain sehingga siswa mampu melihat hubungan antar materi dengan lebih baik. 5 Prinsip interaksi, matematika dilihat sebagai sebuah aktivitas sosial. Siswa seharusnya diberi kesempatan dalam mengutarakan atau menyampaikan strateginya untuk menyelesaikan suatu masalah kepada siswa yang lain untuk ditanggapai dan menyimak strategi yang ditemukan oleh siswa yang lain serta menanggapinya. Prinsip bimbingan, artinya siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan pengetahuan matematika secara terbimbing. d. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Nurhayati 2011: 34 mengutarakan berlandaskan pertahapan Piaget, perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret. Istilah operasi konkret menggambarkan pendekatan yang terikat dan terbatas pada dunia nyata. Anak-anak usia Sekolah Dasar dapat membentuk konsep, melihat hubungan, dan memecahkan perasalahan, namun hanya pada saat mereka melibatkan objek-objek dan situasi yang mereka kenal. Anak-anak usia ini mengembangkan keterampilan penalaran logis karena telah menguasai konsep reversilibilatas sepanjang berhadapan dengan dunia mereka kenal. Nurhayati juga menambahkan anak-anak pada kelas sekolah dasar bergerak dari pemikiran egisentris ke desentris, atau dari pemikiran subjektif ke pemikiran objektif. Pemikiran desentris memungkinkan anak-anak melihat bahwa orang lain dapat memiliki persepsi atau pola pikir berbeda dari mereka. 4. Matematika Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas jika dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Matematika adalah disiplin ilmu yang didasari oleh perhitungan angka. Ketepatan dalam menentukan cara sangat berpengaruh pada hasil. Oleh karena itu, maka kegiatan belajar matematika tidak dapat disamakan dengan disiplin ilmu yang lain. Menurut Hudojo 1998: 2 Matematika didefinisikan sebagai sebuah ilmu yang mengenai kuantitas berupa angka-angka atau bilangan-bilangan serta operasi-operasinya. Dalam arti lain secara singkat dijelaskan bahwa matematika juga berkenaan dengan ide- idekonsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif. Hakikat belajar matematika didasarkan pada pandangan konstruktivisme, yakni anak belajar matematika dihadapkan pada masalah tertentu berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya ketika belajar dan berusaha memecahkannya Uno, 2007. Bagi para siswa di sekolah, matematika sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya nalar dan melatih diri agar mampu berpikir logis, kritis, sistematis, dan kreatif. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan BNSP, 2007: 143 “Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempumyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia”. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu mata pelajaran ilmu pasti yang harus dikuasi atau dipelajari oleh setia orang yang berkaitan dengan penalaran yang mendasari perkembangan teknologi modern dan berperan penting memajukan daya pikir manusia. 5. Bangun Ruang Menurut Marks dkk 1988: 138 bangun ruang adalah himpunan titik-titik yang tidak semuanya terletak pada satu bidang yang sama. Marks juga mengatakan bahwa bangun ruang merupakan bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan pada bangun ruang disebut sisi. Sisi bangun ruang adalah himpunan titik-titik yang terdapat pada permukaan atau yang membatasi suatu bangun ruang tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, Kustner dan Kastner dalam Ruseffendi 1990: 2 mengatakan bahwa bangun ruang adalah sesuatu yang berkenaan dengan titik, ruas garis, sudut, garis garis lurus, segitiga, segiempat, lingkaran, bidangempat, dan sebagainya pada bidang dan ruang. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka peneliti merumuskan bahwa bangun ruang adalah sebuah bangun yang dibatasi oleh himpunan titik-titik serta memiliki ruang dan dibatasi oleh beberapa sisi. Bangun ruang yang akan dibahas pada penelitian ini meliputi 2 bidang bangun ruang, yaitu kubus dan balok. a. Kubus Kubus adalah bangun ruang beraturan yang dibatasi oleh 6 persegi tidak berongga atau berongga yang kongruen. Kubus memiliki rumus volume r x r x r dimana r merupakan panjang rusuk dari kubus tersebut. b. Balok Balok merupakan bangun ruang yang memiliki 6 sisi berbentuk persegi panjang, dimana sisi-sisi yang saling berhadapan memiliki luas yang sama. Rumus volume dari bangun balok adalah p x l x t, yang mana p merupakan panjang atau rusuk terpanjang dari bidang alas bangun, l merupakan panjang rusuk pada bidang alas yang saling tegak lurus dengan rusuk panjang. Sedangkan t merupakan tinggi dari bangun balok, t merupakan rusuk yang yang tegak vertikal pada bangun balok.

B. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas II SD Negeri Plaosan 2.

0 0 301

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran Matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2.

1 2 255

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan model PBL untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan I.

0 2 230

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas V SDN Plaosan 2.

0 0 236

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika realistik Indonesia (PMRI) pada mata pelajaran Matematika untuk siswa kelas III SDN Plaosan 2.

0 1 214

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI.

0 1 236

Peningkatan minat dan prestasi belajar matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI siswa kelas V semester genap SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 212

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI - USD Repository

0 4 234

MENINGKATKAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS TOTOGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI

0 2 208

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas V SDN Adisucipto 1 mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI - USD Repository

0 4 271