10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Minat Belajar a. Pengertian minat belajar
Dalam KBBI
1990: 583
minat diartikan
sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap objek atau sesuatu. Minat
merupakan sifat yang menetap pada diri individu. Surya 2003: 67 mengungkapkan bahwa minat dapat diartikan sebagai perasaan
senang atau tidak dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya adalah motivasi seseorang cenderung meningkat apabila seseorang
tersebut memiliki minat yang besar untuk melakukan tindakannya. Hurlock 1993: 114 dalam bukunya menyebutkan bahwa
minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.
Slameto 2012: 8 mendiskripsikan bahwa minat merupakan rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal ataupun aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh. Andi 1982: 62 memaparkan bahwa minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran
perasaan, harapan, pendirian prasangka rasa takut ataupun kecenderungan-kencenderungan lain yang mengarahkan seorang
individu pada suatu pilihan tertentu. Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa minat merupakan suatu keinginan atau ketertarikan pada suatu
hal atau objek yang menarik yang bersifat menetap pada diri individu.
b. Ciri-ciri minat belajar Menurut Hurlock dalam Susanto 2013: 115 mengungkapkan
beberapa ciri-ciri minat yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan
mental. Pada dasarnya minat dapat berubah-berubah selama masih
terjadi perubahan fisik dan perubahan mental. Oleh karena itu maka perkembangan fisik dan mental pada setiap siswa akan
tumbuh secara bersamaan dengan minatnya. 2 Minat bergantung pada kesiapan belajar.
Ada ataupun tidak adanya minat dalam setiap pembelajaran bergantung pada kesiapan mental dan fisik siswa untuk belajar.
3 Minat bergantung pada kesempatan belajar Lingkungan dan minat memiliki pengaruh yang besar pada
kesempatan siswa untuk belajar. Dengan bertambah luasnya interaksi sosial yang mereka lakukan, maka akan tertarik pada
minat orang lain yang baru di kenal. Jadi bisa disampaikan bahwa minat bergantung pada seseorang untuk mencari situasi
baru untuk belajar.
4 Perkembangan minat mungkin terbatas Kurang baiknya fisik dan mental akan membatasi minat
anak. Anak yang mempunyai fisik yang normal memiliki perbedaan minat dengan anak yang memiliki cacat fisik.
5 Minat dipengaruhi pengaruh budaya Minat akan tergantung pada lingkup budaya yang mereka
tekuni dengan baik. 6 Minat berbobot emosional
Emosi yang tidak menyenagkan akan mengahambat atau melemahkan minat dari siswa.
7 Minat itu egosentrism Minat akan menuntun seseorang untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Minat memiliki sifat sangat pribadi. Dari ciri-ciri minat menurut dari tokoh tersebut dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri minat adalah sebagai berikut: 1 Timbul perasaan senang
Setiap orang yang berminat akan menumbuhkan perasaan senangya terlebih dahulu. Ketika seseorang senang akan hal yang
dilakukan ataupun diterimanya, maka minat dari orang tersebut akan tumbuh dan akan memunculkan hal-hal baru yang dapat
dihasilkan dari perasaan senangnya tersebut. 2 Sangat terfokus dalam proses pembelajaran.
Orang yang dikatakan berminat akan menjadi terfokus pada satu hal, bukan hanya pada pelajaran. Orang yang berminat akan
memberikan perhatian yang penuh kepada apa yang diamatinya, seolah orang tersebut ingin mengetahui tentang keseluruhan yang
ada pada hal yang diamatinya tersebut. 3 Tertarik pada materi pembelajaran.
Ketika orang telah berminat pada suatu hal, orang tersebut akan memberikan seluruh perhatiannya pada hal yang
diamatinya, meskipun hal yang diamatinya tersebut adalah hal yang sulit, termasuk pada materi pembelajaran yang sulit.
Seorang individu akan menunjukkan minatnya pada hal yang sulit ketika individu menemukan hal yang menarik yang
diperolehnya. 4 Keikutsertaan dalam pembelajaran.
Minat mendorong seorang individu akan menjadi aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran. Mulai dari aktif dalam
bertanya, menjawab, melakukan aktivitas gerak. Keaktifan ini berunjuk pada rasa ingin tahu akan hal apa yang dipelajarinya
selama mengikuti proses pembelajaran. c. Cara meningkatkan minat belajar
Menurut Sardiman 1988: 93 ada beberapa cara untuk meningkatkan minat, yaitu:
1 Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk siswa. 2 Menghubungkan pengalaman siswa dengan permasalahan pada
masa lampaunya.
3 Menggunakan bermacam-macam cara mengajar agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran.
4 Memberi kesempatan pada siswa untuk berlomba mendapatkan nilai atau hasil yang lebih baik.
d. Indikator untuk mengukur minat belajar Banyak hal yang dapat kita amati untuk dapat mengetahui
seberapa besar dan seberapa baik hal yang kita amati tersebut. Begitu pula dengan minat seseorang. Minat seseorang dapat kita ukur
melalui pengamatan. Setiap pengamatan membutuhkan indikator untuk menyesuaikan pencapaiannya. Adapun beberapara indikator
yang digunakan untuk mengukur minat adalah : 1 Tidak mudah untuk bosan. Yang dimaksud dengan tidak mudah
bosan adalah siswa ketika berada pada proses belajar merasa senang dan tertarik.
2 Terlibat pada sebuah kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya sebuah pelajaran. Yang dimaksud dengan
terlibat pada sebuah kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya pelajaran
adalah siswa dapat memahami tentang manfaat dari hal apa yang telah dipelajarinya sehingga
menjadikan siswa bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran. 3 Rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Yang dimaksud dengan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh adalah siswa
mampu mengerjakan pekerjaannya bukan karena perintah,
namun karena
siswa merasa tertarik
oleh apa
yang dikerjakan. Sebagai contoh adalah ketika siswa belajar, mereka
mencatat hal-hal yang penting tanpa ada yang suruhan, lalu siswa menerapkan ilmu yang mereka peroleh karena rasa ingin
tahu mereka, siswa mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan dari berbagai sumber, dan siswa membahas kembali
materi apa yang mereka pelajari. 4 Sikap ketertarikan. Yang dimaksud dengan Sikap ketertarikan
adalah sebuah perasaan senang siswa saat belajar dan siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk mempelajari dan
mengetahui lebih dalam hal yang mereka belum ketahui. 5 Perhatian untuk melakukan suatu hal dengan tekun. Yang
dimaksud dengan perhatian untuk melakukan suatu hal dengan tekun adalah sikap dimana siswa memperhatikan ataupun
menyimak tentang apa yang diajarkan oleh guru dan sikap siswa untuk berusaha untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya
tugas yang diberikan oleh guru. 6 Berkonsentrasi. Yang dimaksud dengan berkonsentrasi adalah
siswa mampu berfokus
dalam mengikuti
pembelajaran sehingga materi yang diajarkan oleh guru dapat diterima dengan
baik oleh siswa.
2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar
Pada KBBI 2008: 1101, prestasi memiliki pengertian “hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan”. Menurut
Djamarah 1994: 19 menjelaskan bahwa menurutnya prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan yang teklah dikerjakan dan
diciptakan secara individu maupun secara kelompok. Winkel 2014: 61, menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penyempurnaan atau
pengembangan dari suatu kemampuan yang dimiliki. Widido 1991: 130, menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri faktor internal maupun dari luar diri individu faktor eksternal.
Djamarah 1994: 21 mengutarakan bahwa prestasi belajar merupakan apa yang telah dapat diciptakan, hasil kerja, hasil yang
menyenangkan hati dan diperoleh dangan jalan keletan kerja. Dilihat dari sisi guru, proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, prestasi belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak dari proses belajar. Bagi siswa, prestasi belajar
merupakan kemampuan yang dimiliki setelah siswa menerima pengalaman belajarnya yang berbentukpengetahuan sikap dan
keterampilan yang dapat diukur. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar merupakan pencapaian ataupun hasil akhir yang didapatkan oleh seseorang setelah menyelesaikan suatu hal
yang dipelajarinya. Selain itu, prestasi belajar juga dapat diartikan
sebagai perubahan kecakapan dan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Ahmadi 1991: 130-139, megemukakan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai seseorang adalah hasil dari interkasi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut dapat dari dalam diri individu faktor internal ataupun faktor luar dari
inividu tersebut faktor eksternal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut adalah:
1 Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor utama atau faktor yang
datangnya dari dalam diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa yang menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa sangat besar
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa yang akan dicapai. 2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang datangnya dari luar diri siswa atau dapat dikatakan faktor lingkungan. Lingkungan juga
mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa karena apabila kondisi lingkungan mendukung untuk berlangsungnya proses
pembelajaran dalam diri anak, maka akan membantu siswa itu sendiri untuk mencapai prestasi belajar yang baik.
3. Pendekatan PMRI a. Pengertian pendekatan PMRI
Suryanto 2010: 37 mengungkapkan bahwa Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI merupakan sebuah
pendidikan matematika yang dihasilkan dari adaptasi Realistic Mathematic Education yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan
budaya, geografi dan kehidupan masyarakat Indonesia. Wijaya 2012: 20 memiliki pendapat bahwa pengertian dari
PMRI merupakan sebuah pendekatan pembelajaran matematika yang harus selalu menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-
hari. Penggunaan kata “realistik berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang artinya untuk dibayangkan. Penggunaan kata
realistic tersebut tidak hanya nutuk menunjukkan adanya sebuah hubungan dengan dunia nyata, akan tetapi
mengacu pada fokus Pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan
penggunaan suatu situasi yang dapat dibayangkan secara nyata oleh siswa.
Soedjadi 2001: 2 mengemukakakn bahwa pembelajaran marematika dengan menggunakan pendekatan realistik pada dasarnya
adalah penggunaan realita atau kenyataan dan juga lingkungan sekitar yang dipahami oleh peserta didik untuk memperlancar dan
mempermudah proses pembelajaran marematika sehingga tercapainya tujuan pendidikan yang lebih baik. Disamping itu, Soedjadi
menjelaskan pula bahwa realita atau kenyataan adalah hal-hal nyata
yang bersifat konkret yang dapat diamati dan dapat dipahami oleh siswa dengan cara membayangkan.
Dasar yang digunakan dalam PMRI adalah kontruktivisme, yaitu untuk memahami suatu konsep dalam matematika, siswa
diharapkan mampu
membangun dan
menemukan sendiri
pemahamannya. Karakteristik dari pendekatan PMRI ini adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
membangun pemahaman tentang konsep yang telah dipelajarinya. Dapat disimpulkan secara sederhan bahwa pendekatan
Matematika Realistik Indonesia PMRI merupakan sebuah pendekatan dalam mata pelajaran matematika yang menghubungkan
pembelajaran dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini menekankan siswa untuk dapat berfikir
secara nyata serta siswa dapat membayangkan hal yang dipelajari. b. Karakteristik pendekatan PMRI
Treffers dalam Wijaya, 2012: 21-23 merumuskan ada lima point karakteristik Pendidikan Matematika Realistik, yaitu sebagai
berikut: 1 Penggunaan Konteks The use of context
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidaklah harus
berupa permasalahan yang ada di dunia nyata namun dapat dalam bentuk lain seperti permainan, penggunaan alat peraga,
maupun situasi lainnya selama hal tersebut merupakan hal yang
bermakna dan dapat dibayangkan oleh pemikiran siswa. Dengan menggunaan konteks, siswa diajak untuk terlibat secara aktif
untuk dapat melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Tujuan dari hasil eksplorasi siswa ini bukan hanya sekedar
untuk menemukan jawaban akhir dari permasalahan yang dihadapi, namun juga diarahkan untuk mengembangkan
berbagai strategi penyelesaian masalah yang digunakan. Selain itu, penggunaan konteks bermanfaat untuk meningkatkan
motivasi dan
ketertarikan siswa
dalam pembelajaran
matematika. Konteks dalam PMRI ditujukan untuk membangun ataupun menemukan kembali suatu konsep matematika melalui
proses matematisasi. Proses matematisasi sendiri dapat diartikan sebagai proses menerjemahkan suatu konsep menjadi konsep
matematika. 2 Penggunaan model untuk matematisasi progresif The use of
medels Pendidikan Matematika Realistik, model digunakan
sebagai jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat konkret menuju pengetahuan matematika tingkat formal. Model
disini tidak merujuk pada alat peraga, namun model merupakan sebuah tahapan dari proses transisi level informal menuju level
matematika normal.
3 Pemanfaatan hasil konstruksi siswa Student contribution Siswa mempunyai kebebasan untuk mengembangkan
strategi pemecaahn masalah sehingga diharapkan dapat diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan konstruksi
siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika. Karakteristik ketiga dari Pendidikan
Matematika Realistik ini tidak hanya bermanfaat dalam membantu siswa dalam memahami konsep matematika, tetapi
juga sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa. Dalam pembelajaran matematika, pengembangan kreativitas
siswa akan menjadi bagian penting. Sudah seharusnya menempatkan kreativitas sebagai salah satu tujuan pembelajaran
karena kemampuan berfikir kreatif dan inovatif serta kemampuan memecahkan masalah merupakan keterampilan
yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan mendatang. 4 Interaktivitas Interactivity
Pemanfaatan interaksi dalam pembelajaran matematika bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan
afektif siswa secara simultan. Kata pendidikan memiliki implikasi bahwa proses yang berlangsung tidak hanya
mengajarkan pengetahuan yang bersifat kognitif, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai untuk mengembangkan potensi alamiah
afektid siswa. Interaksi sosial yang terjadi diantara siswa ketika bekerjasama menyelesaikan suatu masalah matematika maupun
dalam mempresentasikan suatu hasil penyelesaian matematis dilandasi oleh norma yang berkembang dalam komunikasi, yaitu
norma sosial dan norma sistematik. 5 Keterkaitan Interviewning
Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan.
Oleh karena itu, konsep-konsep matematika tidak dikenalkan pada siswa kepada siswa secara terpisah atau terisolasi satu
sama lain. Pendidikan Matematik Realistik menempatkan keterkaitan antar konsep matematika sebagai hal yang harus
dipertimbangkan dalam
proses pembelajaran.
Melalui keterkaitan ini, satu pembelajaran matematika diharapkan bisa
mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matmatika secara bersamaan.
c. Prinsip-prinsip PMRI Menurut Heuvel-Panhuizen dikutip dari Kemendiknas 2010:
10 prinsip Realistic Mathematic Education RME adalah sebagai berikut:
1 Prinsip aktivitas, matematika merupakan sebuah aktivitas dari manusia. Pada pembelajaran matematika, pembelajar guru dan
siswa harus aktif secara mental maupun fisik. 2 Prinsip
realitas, pembelajaran
haruslah dimulai
dari permasalahan yang nyata dan dapat dibayangkan secara jelas
oleh siswa. 3 Prinsip berjenjang, pada pembelajaran matematika siswa melalui
berbagai jenjang pemahaman, mulai dari dapat menemukan solusi pada sebuah masalah realistik secara informal, melalui
perencanaan diperoleh pengetahuan mengenai hal-hal yang mendasar hingga siswa dapat menemukan solusi sebuah masalah
matematis secara formal. 4 Prinsip jalinan, berbagai aspek didalam matematika jangan
dilihat atau dipelajari sebagai bagian yang terpisah, namun saling terjalin antara satu dengan yang lain sehingga siswa mampu
melihat hubungan antar materi dengan lebih baik. 5 Prinsip interaksi, matematika dilihat sebagai sebuah aktivitas
sosial. Siswa seharusnya diberi kesempatan dalam mengutarakan atau menyampaikan strateginya untuk menyelesaikan suatu
masalah kepada siswa yang lain untuk ditanggapai dan menyimak strategi yang ditemukan oleh siswa yang lain serta
menanggapinya. Prinsip bimbingan, artinya siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan pengetahuan matematika secara
terbimbing. d. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Nurhayati 2011: 34 mengutarakan berlandaskan pertahapan Piaget, perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar berada
pada tahap
operasional konkret. Istilah
operasi konkret
menggambarkan pendekatan yang terikat dan terbatas pada dunia
nyata. Anak-anak usia Sekolah Dasar dapat membentuk konsep,
melihat hubungan,
dan memecahkan perasalahan,
namun hanya pada saat mereka melibatkan objek-objek dan situasi yang
mereka kenal. Anak-anak usia ini mengembangkan keterampilan penalaran logis karena telah menguasai konsep reversilibilatas
sepanjang berhadapan dengan dunia mereka kenal. Nurhayati juga menambahkan
anak-anak pada
kelas sekolah dasar bergerak
dari pemikiran egisentris ke desentris, atau dari pemikiran subjektif
ke pemikiran
objektif. Pemikiran
desentris memungkinkan anak-anak melihat bahwa orang lain dapat memiliki
persepsi atau pola pikir berbeda dari mereka. 4. Matematika
Matematika merupakan salah satu disiplin
ilmu yang
mempunyai sifat khas jika dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Matematika adalah disiplin ilmu yang didasari oleh perhitungan
angka. Ketepatan dalam menentukan cara sangat berpengaruh pada hasil. Oleh karena
itu, maka kegiatan belajar matematika tidak dapat
disamakan dengan disiplin ilmu yang lain. Menurut Hudojo 1998: 2 Matematika didefinisikan sebagai
sebuah ilmu yang mengenai
kuantitas berupa
angka-angka atau bilangan-bilangan serta operasi-operasinya. Dalam arti lain secara
singkat dijelaskan bahwa matematika juga berkenaan
dengan ide-
idekonsep-konsep abstrak
yang tersusun secara hierarkis dan
penalarannya deduktif.
Hakikat belajar
matematika didasarkan
pada pandangan konstruktivisme, yakni anak belajar matematika dihadapkan pada
masalah tertentu berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya ketika belajar dan
berusaha memecahkannya Uno, 2007.
Bagi para siswa di sekolah, matematika sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
daya nalar dan melatih diri agar mampu berpikir logis, kritis, sistematis, dan kreatif. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan BNSP, 2007:
143 “Matematika
merupakan ilmu
universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern, mempumyai peranan penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia”. Dari
uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu mata pelajaran ilmu pasti yang harus dikuasi atau
dipelajari oleh setia orang yang berkaitan dengan penalaran yang mendasari perkembangan teknologi modern dan berperan penting
memajukan daya pikir manusia. 5. Bangun Ruang
Menurut Marks dkk 1988: 138 bangun ruang adalah himpunan titik-titik yang tidak semuanya terletak pada satu bidang yang sama.
Marks juga mengatakan bahwa bangun ruang merupakan bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh
permukaan bangun tersebut. Permukaan pada bangun ruang disebut sisi. Sisi bangun ruang adalah himpunan titik-titik yang terdapat pada
permukaan atau yang membatasi suatu bangun ruang tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, Kustner dan Kastner dalam Ruseffendi 1990: 2
mengatakan bahwa bangun ruang adalah sesuatu yang berkenaan dengan
titik, ruas
garis, sudut,
garis garis lurus,
segitiga, segiempat, lingkaran, bidangempat, dan sebagainya pada bidang dan
ruang. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka peneliti merumuskan bahwa bangun ruang adalah sebuah bangun yang
dibatasi oleh himpunan titik-titik serta memiliki ruang dan dibatasi oleh beberapa sisi. Bangun ruang yang akan dibahas pada penelitian ini
meliputi 2 bidang bangun ruang, yaitu kubus dan balok. a. Kubus
Kubus adalah bangun ruang beraturan yang dibatasi oleh 6 persegi tidak berongga atau berongga yang kongruen.
Kubus memiliki rumus volume r x r x r dimana r merupakan panjang rusuk dari kubus tersebut.
b. Balok
Balok merupakan bangun ruang yang memiliki 6 sisi berbentuk persegi panjang, dimana sisi-sisi yang saling berhadapan
memiliki luas yang sama. Rumus volume dari bangun balok adalah
p x l x t, yang mana p merupakan panjang atau rusuk terpanjang dari bidang alas bangun, l merupakan panjang rusuk pada bidang alas
yang saling tegak lurus dengan rusuk panjang. Sedangkan t merupakan tinggi dari bangun balok, t merupakan rusuk yang yang
tegak vertikal pada bangun balok.
B. Penelitian yang Relevan