pertimbangan ekonomi, biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengurus kesehatan karyawan relatif besar. Disamping itu, jumlah hari kerja
yang hilang relatif tinggi karena alasan penyakit yang diderita karyawan sehingga mereka tidak dapat bekerja. Sebagai akibat dari masalah kesehatan,
tingginya tingkat absensi dan perputaran kerja, dan produktivitas yang rendah menyebabkan kerugian yang dialami perusahaan.
Menurut bangun 2012:397 Masalah Kesehatan Kerja dan Penanggulangannya:
1. Kesehatan Fisik
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan besar memiliki suatu bagian khusus yang menangani keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini berkaitan
dengan kompleksnya permasalahan tentang penanganan keselematan dan kesehatan kerja, mulai dari penyelidikan penyebab timbulnya kecelakaan kerja
sampai pada masalah itu dapat diatasi. Tetapi, diperusahaan kecil biasanya masalah kecelakaan dan kesehatan kerja ditangani oleh bagian sumber daya
manusia. Masalah kesehatan yang paling banyak ditangani perusahaan adalah kesehatan jasmani atau fisik akibat kecelakaan kerja. Perusahaan menyediakan
tenaga medis dan obat-obatan untuk keperluan penyembuhan penyakit yang dialami karyawan. Kebanyakan perusahaan menyediakan klinik bagi karyawan
untuk menyembuhkan penyakit ringan yang diderita karyawan. Namun untuk jenis penyakit yang lebih berat, diberikan rujukan kerumah sakit besar yang
memiliki peralatan yang lebih lengkap untuk menyembuhkan penyakit yang diderita karyawan.
Universitas sumatera utara
2. Kesehatan Mental
Belakangan ini, kesehatan mental karyawan menjadi suatu perhatian khusus karena semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi suatu
organisasi. Tekanan mental atau stres kerja work stress bukan suatu hal yang sedikit terjadi karena perkembangan teknologi yang menimbulkan tuntutan
berbagai perubahan yang harus dilakukan dalam suatu organisasi. Perkembangan perusahaan akan menuntut karyawan untuk menyetarakan
pengetahuan dan kemampuannya dalam mencapai tujuan perusahaan. Program ini sama halnya seperti penanganan pada pemeliharaan
kesehatan fisik. Kebanyakan perusahaan sudah menaruh perhatian pada penanganan ketegangan dan tekanan kehidupan modern, yang pada gilirinnya
berakibat pada gangguan-gangguan mental yang dihadapi banyak karyawan. Penyebab-penyebab lain, mendesaknya pekerjaan yang harus melampaui batas
kemampuan karyawan. Sebagian karyawan menggunakan alkohol dan obat- obat melebihi dosis untuk mengatasi masalah yang dialami, namun akan
muncul masalah lain yaitu timbulnya kecelakaan kerja yang lebih besar. Sebagai rekomendasi atas tindakan yang demikian, pimpinan perusahaan
melakukan pengembangan agar pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan karyawan dapat diatasi.
2.1.3.3 Undang-undang dan Peraturan Tentang Kesehatan Kerja
Berbagai undang-undang dan peraturan pemerintah tentang kesehatan kerja menekankan bahwa setiap pemberi kerja wajib memberikan perlindungan
atas kesehatan karyawannya. Terdapat pada undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang ketentuan pokok mengenai tenaga kerja, bahwa tiap tenaga kerja
berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, dan
Universitas sumatera utara
pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Sebagai tujuan dari undang-undang ini, menaruh
perhatian atas kesehatan karyawan membuat mereka merasa dihargai sebagai manusia sehingga akan menumbuhkan semangat kerja yang lebih tinggi.
Tujuan pelayanan kesehatan kerja, tertera pada peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-01Men1979, adalah sebagai berikut:
1
Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaannya.
2
Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.
3
Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik tenaga kerja.
4
Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit.
Untuk menjaga kondisi kesehatan kerja karyawan, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan karyawan secara rutin, sebelum kerja, dan khusus
yang tertuang pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per- 02Men1979 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja. Sebetulnya,
pemeriksaan kesehatan secara berkala sangat penting dilakukan untuk mengurangi penyakit yang secara kumulatif menjadi parah yang dapat
menimbulkan kerugian yang lebih besar. Pemeriksaan kesehatan secara khusus dilakukan bagi karyawan yang menderita penyakit bawaan lahir,
seperti penyakit asma yang dapat kambuh kapan saja.
Universitas sumatera utara
2.1.4 Tingkat Kecelakaan Kerja
2.1.4.1 Pengertian Tingkat Kecelakaan Kerja
Menurut Danang Sunyoto 2012:243 Tingkat kecelakaan kerja adalah jumlah dari banyaknya kecelakaan yang terjadi di dalam melakukan aktivitas
kerja
2.1.4.2 Penyebab Utama Timbulnya Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang selalu mempunyai sebab dan selalu berakibat kerugian. Menurut Dessler dalam Dewi Hanggraeni,
2012:173 ada dua penyebab utama timbulnya kecelakaan dalam perusahaan : 1 Kondisi yang tidak aman
Kondisi yang tidak aman adalah kondisi mekanik atau fisik yang mengakibatkan kecelakaan. Yang termasuk dalam kondisi ini antara lain
meliputi: a
Peralatan yang tidak diamankan dengan baik. b
Peralatan yang rusak. c
Pengaturan atau prosedur yang berbahaya, atau disekitar mesin- mesin atau peralatan.
2 Tindakan yang tidak aman Tindakan yang tidak aman merupakan sebab utama kecelakaan dan
manusialah yang menimbulkan tindakan tidak aman tersebut. Yang termasuk dalam kategori tindakan yang tidak aman ini antara lain ;
a Tidak mengamankan peralatan.
b Tidak menggunakan pakaian perlindung atau peralatan pelindung
tubuh.
Universitas sumatera utara
c Membuang benda sembarangan.
d Bekerja dengan kecepatan yang tidak aman, apakah terlalu cepat
atau terlalu lambat. e
Menyebabkan tidak berfungsinya alat pengaman dengan memindahkan, menyesuaikan atau memutuskan.
f Menggunakan peralatan yang tidak aman dalam memuat,
menempatkan, mencampur atau mengkombinasi. g
Mengambil posisi yang tidak aman dibawah beban yang tergantung.
h Mengangkat barang dengan ceroboh.
i Mengganggu, menggoda, bertengkar, bermain dan sebagainya.
Kondisi yang tidak aman dan tindakan yang tidak aman tersebut akan mengakibatkan kecelakaan kerja dan bilamana sering terjadi akan mengancam
operasi perusahaan. Kecelakaan kerja ini dapat langsung mengakibatkan : 1. Penderitaan fisik tenaga kerja, misalnya kematian, cacat tubuh dan
sebagainya. 2. Kehilangan waktu kerja, kerusakan harta benda dan lain sebagainya.
2.1.4.3 Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja
Menurut Dewi Hanggraeni 2012:175 ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan di
tempat kerja, diantaranya : 1 Mengurangi kondisi yang tidak aman. Hal ini dilakukan dengan cara
memastikan bahwa kondisi dan lingkungan kerja telah memenuhi standar-standar keamanan.
Universitas sumatera utara
2 Mengurangi perilaku kerja yang tidak aman. Ini bisa dilakukan dengan cara memberikan kesadaran bagi para pekerja bahwa mematuhi standar-
standar keamanan kerja adalah hal yang sangat penting. 3 Memiliki pekerja yang memiliki sikap kerja yang baik. Proses seleksi juga
berperan dalam hal manajemen. Perusahaan harus bisa memastikan bahwa pekerja yang dipilih memiliki sikap kerja yang baik. Artinya,
pekerja tidak ceroboh, tidak lalai, bertanggung jawab, dan tidak memiliki intensi untuk tidak mematuhi peraturan.
4 Melakukan pelatihan K3. Pelatihan mengenai K3 penting untuk diadakan guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja akan sumber-
sumber bahaya dan cara penanganannya sehingga bisa meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kerja.
5 Melakukan inspeksi dan motivasi secara terus-menerus. Inspeksi harus selalu dilakukan untuk memastikan bahwa pekerja mematuhi dan
melaksanakan standar keamanan yang ada. Apabila ditemukan pelanggaran, maka perusahaan bisa langsung melakukan koreksi dan
hukuman kepada pekerja tersebut. Selain itu, motivasi untuk terus patuh terhadap standar keamanan juga harus selalu dilakukan, caranya bisa
dengan menempelkan spanduk, poster, atau ajakan untuk selalu berperilaku kerja yang mengikuti standar keamanan.
6 Melakukan audit K3. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa sistem dan manajemen K3 sudah direncanakan dan diimplementasikan dengan
benar. Audit ini berguna untuk menemukan apakah ada ketidaksesuaian antara standar yang telah ditetapkan dengen implementasi nyata di
lapangan.
Universitas sumatera utara
Sebagaimana yang kita ketahui keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan karena dampak terjadinya
suatu kecelakaan kerja tidak hanya merugikan karyawan tetapi juga perusahaan secara langsung. Oleh karena itu, penanganan masalah keselamatan dan
kesehatan kerja didalam sebuah perusahaan harus secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha dan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terorganisir dengan baik tentunya akan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.
Yang dimaksud terorganisir dengan baik disini adalah terpenuhinya semua aspek syarat-syarat keselamatan kerja sesuai dengan pasal 3 UU nomor
1 tahun 1970, terpenuhinya lingkungan kerja yang sehat dengan terbebas dari penyakit akibat kerja baik dari golongan fisik, golongan kimia, golongan
biologis, golongan fisiologis, dan golongan psikologi.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian Zamaan Tarigan 2008 yang berjudul “Analisis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Pabrik Kelapa Sawit PKS
Tanjung Medan PTPN V Provinsi Riau. Yang menyatakan bahwa program- program K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang ditetapkan oleh Tanjung
Medan PTPN V Provinsi Riau sudah cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari pengurangan jumlah kecelakaan kerja karena penerapan Program K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2.3 Kerangka Konseptual
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 diciptakan berdasarkan undang-undang yang bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan
karyawan dengan bekerja sama para pemberi kerja dan karyawan untuk
Universitas sumatera utara
menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik. Undang-undang tersebut mewajibkan para pemberi kerja untuk memberi tempat kerja yang aman dan sehat
bagi karyawan dan tanggung jawab ini berlanjut hingga menciptakan karyawan yang aman dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Yang dijadikan Variabel
Independen dalam penelitian ini adalah keselamatan kerja X
1
dan kesehatan kerja X
2
, serta yang menjadi Variabel Dependen adalah Tingkat Kecelakaan Kerja Y.
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1. menggambarkan bahwa tingkat kecelakaan kerja dipengaruhi oleh Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Menurut Sunyoto 2012:243 Kecelakaan kerja adalah apa saja yang tidak direncanakan atau tidak diadakan untuk
perubahan atau penyimpangan dari apa yang diharapkan. Yang merupakan variabel dependen. Tingkat kecelakaan terdiri dari 3 bagian, yaitu tingkat
kecelakaan yang tinggi, sedang, dan kecil rendah. Keselamatan kerja didefenisikan oleh Bangun 2012:377 “perlindungan
atas keamanan kerja yang dialami pekerja, baik fisik maupun mental dalam lingkungan pekerjaannya”. Lebih lanjut Megginson dalam Mangkunegara
2004:61 keselamatan kerja didefenisikan sebagai berikut “Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan kerusakan atau
kerugian di tempat kerja”. Keselamatan Kerja
X
1
Tingkat Kecelakaan Kerja Y
Kesehatan Kerja X
2
Universitas sumatera utara
Variabel independen selanjutnya Suma’mur dalam Oktorita dkk, 2001
Kesehatan kerja adalah merupakan spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial, dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum. Dari pengertian diatas diketahui bahwa diperlukan Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja K3 dalam meminimalisir tingkat kecelakaan kerja.
2.4 Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono 2004 : 51 merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan kerangka konseptual, maka
hipotesis penelitian adalah: Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja berpengaruh signifikan
terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja karyawan pada PTPN IV Persero unit Kebun Bah Jambi.
Universitas sumatera utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel
dengan variabel yang lainya Umar , 2003 : 30. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah keselamatan dan kesehatan kerja, sedangkan
yang menjadi variabel dependen adalah tingkat kecelakaan kerja.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PTPN IV Persero Unit Kebun Bah Jambi. Penelitian ini dilakukan dari bulan Febuari 2013 hingga Juni 2013
3.3. Batasan Operasional Variabel
Agar pembahasan lebih terarah dan tidak terjadi kesalahan dalam pengertian dan untuk memperjelas dalam memecahkan permasalahan, maka batasan-batasan
operasional pada penelitian ini adalah: a. Objek dalam penelitian ini adalah tingkat kecelakaan kerja karyawan pada
PTPN IV Persero Unit Kebun Bah Jambi. b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan tingkat kecelakaan kerja.
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
Universitas sumatera utara
a. Keselamatan Kerja X
1
Keselamatan Kerja adalah program perlindungan atas keamanan kerja yang dialami pekerja, baik fisik maupun mental dalam lingkungan
pekerjaannya. b. Kesehatan Kerja X
2
Kesehatan Kerja adalah program perlindungan karyawan terhadap penyakit fisik atau emosional dalam lingkungan pekerjaannya.
c. Tingkat Kecelakaan Kerja Y Tingkat Kecelakaan Kerja adalah jumlah kecelakaan kerja yang terjadi
dalam melakukan kegiatan kerja.
Universitas sumatera utara
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Definisi
Dimensi Indikator
Skala Ukur
Keselamatan Kerja X
1
Perlindungan atas keamanan kerja yang
dialami pekerja, baik fisik maupun mental
dalam lingkungan pekerjaannya.
1. Keadaan tempat lingkungan kerja
2. Pemakaian peralatan kerja
3. Pelayanan kebutuhan karyawan
a. Penyimpanan barang b. Pembuangan limbah
a. Pengaman b. Peralatan yang layak
a. Pengawasan intensif b. Petunjuk dalam bekerja
Skala Likert
Kesehatan Kerja X
2
Bebasnya karyawan dari penyakit fisik
atau emosional dalam lingkungan
pekerjaannya. 1. Penciptaan lingkungan
kerja yang sehat 2. Kondisi fisik pegawai
a. Lingkungan kerja yang bersih
a. Jaminan kesehatan b. Emosi tidak stabil
c. Kerusakan alat indera Skala Likert
Tingkat Kecelakaan Kerja
Y Jumlah
kecelakaan kerja yang terjadi
dalam melakukan kegiatan kerja.
1. Penyebab Dasar Basic Causes
2. Penyebab Langsung Immediate Causes
a. Human Factor Faktor Manusia
b. Job Factor Faktor Pekerjaan
a. Unsafe Action Tindakan tidak aman
Skala Likert
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial Sugiyono, 2006:86. Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan empat alternatif jawaban kepada responden dengan
menggunakan skor 1 sampai 4 yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
Universitas sumatera utara
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
No. Alternatif Jawaban
Skor 1.
Sangat Setuju 4
2. Setuju
3 3.
Tidak Setuju 2
4. Sangat Tidak Setuju
1
3.6. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono 2006:72, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Maka, populasi dalam penelitian ini adalah karyawan operasional yang berupa
karyawan tetap yang bekerja di bagian tanaman dan pabrik pengolahan di PTPN IV Persero Unit Kebun Bah Jambi, yaitu sebanyak 223 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan pada rumus Slovin, sebagai patokan untuk menentukan sampel minimal yang harus diambil Umar,
2005:149 yaitu:
Keterangan: n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi E = Persentase Kesalahan dalam Pengambilan Sampel dalam
penelitian ini digunakan 10
Universitas sumatera utara
Dari rumus tersebut diatas, maka jumlah sampel penelitian adalah:
= 69,04 Dalam penelitian ini sampel dibulatkan menjadi 69 orang karyawan
operasional yang terdiri dari bagian tanaman dan pabrik pengolahan di PTPN IV Unit Kebun Bah Jambi. Kemudian untuk menarik sampel dari populasi digunakan
teknik Proporsional Random Sampling, yaitu membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen dan kemudian diambil acak dari setiap bagian
Sugiyono, 2006:75, sehingga dapat diketahui berapa orang yang akan diambil sebagai responden di masing-masing bagian yang ada di PTPN IV Unit Kebun
Bah Jambi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Jumlah Sampel
BAGIAN POPULASI
SAMPEL JUMLAH
Pabrik 112
112223x69=34,6 35
Tanaman 111
111223x69=34,3 34
Total 223
69
3.7. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui interaksi langsung
antara pengumpul data dengan sumber data. Data Primer dalam penelitian ini berupa jawaban kuesioner yang dikumpulkan oleh peneliti dari para responden.
Universitas sumatera utara
Sedangkan, data sekunder adalah data yang sudah tersedia, yaitu berupa informasi yang tersedia dari sumber utama dan diolah sendiri oleh peneliti. Dalam penelitian
ini, data diperoleh langsung dari kantor PTPN IV Unit Kebun Bah Jambi berbentuk Laporan Manajemen Bulanan dan Laporan Peristiwa Masalah Umum
LPMU periode 2008 – 2012 yang didalamnya terdapat daftar induk prosedur sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3. Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan data Time Series, yaitu sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu yang dilakukan secara berulang – ulang dalam jangka
waktu tertentu.
3.8. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, yaitu: a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada karyawan bagian SDM, tanaman, pabrik
pengolahan dan pengurus SMK3 PTPN IV Persero Unit Kebun Bah Jambi yang bertanggung jawab dalam memberikan data yang digunakan
dalam penelitian ini. b. Kuesioner
Kuesioner daftar pernyataan yang akan diberikan kepada responden penelitian, yaitu karyawan dibagian tanaman dan pabrik pengolahan di
PTPN IV Persero Unit Kebun Bah Jambi.
Universitas sumatera utara
c. Teknik Dokumentasi Yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap dokumen
perusahaan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, yakni Laporan Manajemen Umum periode 2008-2012.
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9.1. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang diukur itu valid. Valid itu berarti instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang teliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama, akan menghasilkan data yang samakonsisten. Menurut Umar 2003, untuk melakukan uji validitas instrumen dengan
melakukan uji coba pengukur pada sejumlah responden, responden untuk uji coba disarankan minimal 30 orang, agar distribusi skor nilai akan lebih
mendekati kurva normal. Untuk mengetahui apakah instrumen angket yang dipakai cukup layak digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang
akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya maka dilakukan uji validitas. Menurut Ghozali 2005 bahwa untuk mengukur validitas yaitu melakukan
korelasi antar skor butir pertanyaan dengan skor konstruk atau variabel. Untuk menguji ketepatan kuesioner, dilakukan uji validitas instrumen
terhadap 30 orang karyawan pabrik di PTPN IV Persero Unit Kebun Bah Jambi diluar sampel penelitian.
Menurut sugiyono 2006 “jika nilai validitas setiap pernyataan lebih besar dari nilai koefisien korelasi r 0,30 maka butir pernyataan dianggap
Universitas sumatera utara
sudah valid”. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r
hitung
r
tabel
maka butir pernyataan tersebut valid b. Jika r
hitung
r
tabel
maka butir pernyataan tersebut tidak valid Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 30 orang respondden diluar dari responden penelitian.
1. Uji validitas instrumen variabel Keselamatan Kerja
Tabel 3.4 Validitas Instrumen Variabel Penelitian
Uji Validitas Variabel Keselamatan Kerja No.
Pernyataan r
hitung
r
tabel
Keterangan
1 P1
0,659 0,361
Valid 2
P2 0,667
0,361 Valid
3 P3
0,864 0,361
Valid 4
P4 0,713
0,361 Valid
5 P5
0,572 0,361
Valid 6
P6 0,796
0,361 Valid
7 P7
0,810 0,361
Valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2013
Pada Tabel 3.4 diatas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrument pernyataan dari variabel Keselamatan Kerja X P1-P7 valid karena r
hitung
r
tabel
yang dapat dilihat dari r
hitung
yang pada keseluruhan butir lebih besar dari r
tabel
0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh istrumen pernyataan variabel keselamatan kerja valid dan dapat digunakan dalam
penelitian.
Universitas sumatera utara
2. Uji validitas instrumen variabel Kesehatan Kerja
Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Kesehatan Kerja
No. Pernyataan
r
hitung
r
tabel
Keterangan
1 P1
0,704 0,361
Valid 2
P2 0,791
0,361 Valid
3 P3
0,714 0,361
Valid 4
P4 0,705
0,361 Valid
5 P5
0,780 0,361
Valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2013
Pada Tabel 3.5 diatas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen pernyataan dari variabel Kesehatan Kerja X P1-P5 valid karena r
hitung
r
tabel
yang dapat dilihat dari r
hitung
yang pada keseluruhan butir lebih besar dari r
tabel
0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh istrumen pernyataan variabel kesehatan kerja valid dan dapat digunakan dalam
penelitian.
3. Uji Validitas instrumen variabel Tingkat Kecelakaan Kerja
Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Tingkat Kecelakaan Kerja
No0, Pertanyaan
r
hitung
r
tabel
Keterangan
1 P1
0,955 0,361
Valid 2
P2 0,921
0,361 Valid
3 P3
0,958 0,361
Valid 4
P4 0,660
0,361 Valid
5 P5
0,692 0,361
Valid 6
P6 0,848
0,361 Valid
7 P7
0,955 0,361
Valid 8
P8 0,871
0,361 Valid
9 P9
0,697 0,361
Valid 10
P10 0,665
0,361 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2013
Universitas sumatera utara
Pada Tabel 3.6 diatas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen pernyataan dari variabel Tingkat Kecelakaan Kerja Y P1-P10 valid karena
r
hitung
r
tabel
yang dapat dilihat dari r
hitung
yang pada keseluruhan butir lebih besar dari r
tabel
0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh istrumen pernyataan variabel Tingkat Kecelakaan Kerja valid dan dapat
digunakan dalam penelitian.
3.9.2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji keandalan atau kepercayaan pengungkapan data. Pengukuran yang memiliki reliabilitas
tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil yang dipercaya reliable.
Menurut Ghozali 2003, pengujian ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja atau one shot, kemudian data diperoleh
dianalisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik hasil uji yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Pengujuan dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0, butir pernyataan yang sudah
dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r
alpha
r
tabel
maka pernyataan reliabel b. Jika r
alpha
r
tabel
maka pernyataan tidak reliabel Menurut Ghozali dan Kuncoro dalam Situmorang, 2008:179, butir
pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
Universitas sumatera utara
a. Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha 0,60 b. Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha 0,80
1. Uji Reliabilitas Variabel Keselamatan Kerja X
1
Tabel 3.7 Reliability Statistiscs Variabel Keselamatan Kerja
Cronbach’s Alpha N of Items
0,908 7
Sumber : Data Primer diolah, 2013 Pada Tabel 3.7 terlihat bahwa nilai Cronbach’s alpha 0,9080,60 dan
0,9080,80 maka ke 7 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.
2. Uji reliabilitas variabel Kesehatan Kerja X
2
Tabel 3.8 Reliability Statistiscs Variabel Kesehatan Kerja
Cronbach’s Alpha N of Items
0,879 5
Sumber : Data Primer diolah, 2013 Pada Tabel 3.8 terlihat bahwa nilai Cronbach’s alpha 0,8790,60 dan
0,8480,80 maka ke 5 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.
3. Uji Reliabilitas variabel Tingkat Kecelakaan Kerja Y
Tabel 3.9 Reliability Statistiscs Variabel Tingkat Kecelakaan Kerja
Cronbach’s Alpha N of Items
0,958 10
Sumber : Data Primer diolah, 2013 Pada Tabel 3.9 terlihat bahwa nilai Cronbach’s alpha 0,9580,60 dan
0,9580,80 maka ke 10 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.
Universitas sumatera utara
3.10. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS versi 17.0. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode
analisis statistik untuk memperoleh kesimpulan dari objek penelitian.
1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan dan menyajikan
secara ringkas informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah diubah ke dalam suatu bentuk yang dapat menyediakan informasi
untuk menggambarkan serangkaian faktor dalam suatu keadaan Sularso, 2003 : 77.
Erlina dan Mulyani 2007 : 82 menyatakan bahwa statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam tabulasi, sehingga mudah
dipahami dan diinterprestasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberi informasi mengenai variabel penelitian yang utama.
2. Analisis Regresi Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda,
karena menyangkut sebuah variabel independen dan sebuah variabel dependen. Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan
nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya Sugiyono, 2004. Model persamaan regresi untuk menguji
hipotesis dengan formulasi sebagai berikut:
Y =
a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Universitas sumatera utara
Di mana: Y
= Tingkat Kecelakaan Kerja a = Konstanta apabila X = 0
b
1
,b
2
= Koefisien regresi X
1
= Keselamatan Kerja X
2
= Kesehatan Kerja e = Error Tingkat Kesalahan
3.11. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi sederhana yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari
penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi normalitas data yang digunakan dalam pengujian hipotesis kelak. Tujuan dari uji normalitas adalah
mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Erlina , 2007:103. Uji Normalitas dapat ditempuh
dengan menggunakan kurva persebaran data atau menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov K-S dengan kriteria jika p-value 0,05 berarti data
terdistribusi tidak normal. Normalitas data merupakan asumsi terpenting dalam statistika parametrik
sehingga pengujian terhadap normalitas data harus dilakukan agar asumsi dalam statistika parametrik terpenuhi Supramono dan Utami, 2004 : 82.
Universitas sumatera utara
2. Uji Multikolinearitas