dinyatakan dengan satuan berat kering dry weight atau kadang-kadang dalam berat kering bebas abu ash free dry weight.
Biomassa dapat dibedakan ke dalam dua kategori yaitu, biomassa tumbuhan di atas permukaan tanah above ground biomass dan biomassa di
bawah permukaan tanah below ground biomass. Lebih jauh dikatakan biomassa di atas permukaan tanah adalah berat bahan unsur organik per unit luas pada
waktu tertentu yang dihubungkan ke suatu fungsi sistem produksi, umur tegakan hutan dan distribusi organik Kusmana, 1993.
Pendugaan biomassa hutan dibutuhkan untuk mengetahui perubahan cadangan karbon untuk tujuan lain. Pendugaan biomassa diatas permukaan tanah
sangat penting untuk mengkaji cadangan karbon dan efek dari deforestasi serta penyimpanan karbon dalam keseimbangan karbon secara global Ketterings et al.
2001. Karbon tiap tahun biasanya dipindahkan dari atmosfer ke dalam ekosistem muda, seperti hutan tanaman atau hutan baru setelah penebangan, kebakaran atau
gangguan lainnya Hairiah et al. 2000. Sehingga jangka panjang penyimpanan karbon di dalam hutan akan sangat tergantung pada pengelolaan hutannya sendiri
termasuk cara mengatasi gangguan yang mungkin terjadi Murdiyarso, 2003. Selain itu menurut Hairiah et al. 2000, potensi penyerapan karbon ekosistem
dunia tergantung pada tipe dan kondisi ekosistemnya yaitu komposisi jenis, struktur, dan sebaran umur khusus untuk hutan.
Peningkatan penyerapan cadangan karbon dapat dilakukan dengan a meningkatkan pertumbuhan biomasa hutan secara alami, b menambah cadangan
kayu pada hutan yang ada dengan penanaman pohon atau mengurangi pemanenan kayu, dan c mengembangkan hutan dengan jenis pohon yang cepat tumbuh
Karbon yang diserap oleh tanaman disimpan dalam bentuk biomassa kayu, sehingga cara yang paling mudah untuk meningkatkan cadangan karbon adalah
dengan menanam dan memelihara pohon Rahayu et al. 2004.
2. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biomassa
Faktor iklim seperti suhu dan curah hujan merupakan faktor yang mempengaruhi laju peningkatan karbon biomassa pohon Kusmana, 1993. Selain
curah hujan dan suhu yang mempengaruhi besarnya biomassa yang dihasilkan
adalah umur dan kerapatan tegakan, komposisi dan struktur tegakan, serta kualitas tempat tumbuh Satoo dan Madgwick, 1982. Biomassa tegakan hutan
dipengaruhi oleh umur tegakan hutan, sejarah perkembangan vegetasi, komposisi dan struktur tegakan Lugo and Snedaker, 1974
Semakin tinggi suhu akan menyebabkan kelembaban udara relatif semakin berkurang. Kelembaban udara relatif bisa mempengaruhi laju fotosintesis. Hal ini
disebabkan udara relatif yang tinggi akan memiliki tekanan udara uap air parsial yang lebih tinggi dibanding dengan tekanan udara pasial CO
2
sehingga memudahkan uap air berdifusi melalui stomata. Akibat selanjutnya laju
fotosintesis akan menurun Siringo dan Ginting 1997 dalam Ojo 2003.
2. 5. Pengukuran dan Pendugaan Biomassa
Menurut Brown 1997 ada dua pendekatan untuk menduga biomassa dari pohon yaitu pertama berdasarkan pendugaan volume kulit sampai batang bebas
cabang yang kemudian dirubah menjadi jumlah biomassa tonha, sedangkan yang kedua secara langsung dengan menggunakan persamaan regresi biomassa.
Tetapi yang menjadi kelemahan persamaan regresi penduga biomassa terbaru yang berlaku di daerah tropik yang dibuat Brown tidak menyertakan
penduga biomassa per bagian pohon seperti untuk batang, cabang, daun, dan kulit. Pendekatan pertama oleh Brown 1997 menggunakan persamaan di
bawah ini. Biomassa di atas tanah tonha = VOB x WD x BEF
Dimana : VOB = Volume batang bebas cabang dengan kulit m
3
ha WD
= Kerapatan kayu BEF
= Faktor ekspansi Perbandingan total biomassa pohon kering oven di atas tanah dengan biomassa kering oven volume
inventarisasi hutan. Nilai BEF untuk Jati sebesar 1,26 Hendri 2001. Dalam penelitian ini pendugaan biomassanya pada dasarnya juga
menggunakan pendekatan volume seperti yang diusulkan Brown 1997, namun dengan beberapa penyesuaian diantaranya pendugaan volume dengan
menggunakan Tarif Volume Lokal TVL Jati KPH Malang yang telah