Gambar 14. Potensi simpanan total karbon pada petak pasca kebakaran permukaan dan petak tidak terbakar
5. 1. 11. Hasil Analisis Data Simpanan Karbon
Hasil pengolahan data simpanan karbon baik pada hutan pasca kebakaran permukaan maupun hutan tidak terbakar dengan masing-masing pengaruh
vegetasi tegakan, tumbuhan bawah, dan serasah menunjukkan hasil ANOVA pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Tabel sidik ragam simpanan karbon
ANOVA: ln karbon versus hutan; vegetasi
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Hutan 1 0.002 0.002 0.002 0.01 0.907 VegetasiHutan 4 71.199 71.199 17.800 145.61 0.000
Error 24 2.934 2.934 0.122 Total 29 74.135
S = 0.349633 R-Sq = 96.04 R-Sqadj = 95.22
Hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan tingkat keterandalan yang nyata, yaitu dibuktikan dengan nilai R-Sq = 96,04. Sedangkan untuk menguji
hipotesis pertama yaitu pada faktor hutan, dapat dilihat pada p-value sumber keragaman hutan. Nilai p-value = 0,907 dimana nilai tersebut 0,05 sehingga
pada taraf nyata 5 terima H yaitu H
: τ
1
= τ
2
= 0 hutan tidak berpengaruh. Dapat disimpulkan bahwa pada hipotesis pertama pada taraf nyata 5 belum
cukup bukti untuk mengatakan bahwa hutan pasca kebakaran permukaan maupun hutan tidak terbakar berpengaruh terhadap potensi simpanan karbon.
Hasil analisis data pada hipotesis yang kedua, yaitu pada faktor vegetasi yang terdapat di dalam hutan pasca kebakaran permukaan dan hutan tidak
terbakar yang terdiri dari vegetasi tegakan, tumbuhan bawah, dan serasah dapat dilihat pada p-value vegetasi hutan. Nilai p-value = 0,000 dimana nilai
tersebut0,05 sehingga pada taraf nyata 5 tolak H
o
yaitu H :
β
ji
= 0, i,j vegetasi pada hutan tertentu tidak berpengaruh. Dapat disimpulkan bahwa pada
hipotesis kedua dengan taraf nyata 5 ada atau terdapat vegetasi tegakan, tumbuhan bawah, dan serasah yang berpengaruh terhadap potensi simpanan
karbon. Hal tersebut dapat menggunakan uji lanjut dari penolakan H
o
vegetasi yang tersarang pada hutan dengan Least Significant Difference Beda Nyata
Terkecil. Uji perbandingan LSD adalah membandingkan sepasang perlakuan demi
perlakuan dengan mengurangkan rataan dari perlakuan tersebut Montgomery, 1999. Bila selisihnya melebihi nilai BNT, maka dikatakan dua perlakuan tersebut
berbeda pada taraf nyata 5. Berdasarkan hasil output minitab 14 Lampiran, Apabila upper-lower selisih masing-masing pasangan perlakuan mencakup nol,
maka pasangan perlakuan tersebut tidak berbeda nyata. Hasil yang diperoleh menunjukkan pasangan perlakuan yang tidak berbeda nyata adalah perlakuan 1
dengan 2 dan 3 dengan 4, yaitu potensi karbon tegakan pada hutan pasca kebakaran permukaan tidak berbeda nyata dengan potensi karbon tegakan pada
hutan tidak terbakar. Begitu juga pada serasah, potensi simpanan karbon serasah pada hutan pasca kebakaran permukaan dan hutan tidak terbakar tidak memiliki
perbedaan dalam hal potensi simpanan karbon. Namun perbedaan potensi simpanan karbon terdapat pada tumbuhan bawah, hasil analisis data menunjukkan
hutan pasca kebakaran permukaan dan hutan tidak terbakar ternyata potensi simpanan karbonnya berbeda. Tumbuhan bawah yang tumbuh di hutan pasca
kebakaran permukaan memiliki potensi simpanan karbon yang lebih besar.
5. 2. Pembahasan
Salah satu potensi hutan yang berada di Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Malang, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur adalah jenis Jati Tectona
grandis . Pengelolaan hutan Jati tersebut didukung dengan adanya kondisi