5. Sosial Ekonomi KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
Tabel 3. Potensi volume tegakan Jati Tectona grandis umur 9 tahun di areal pasca kebakaran dan tidak terbakar, KPH Malang
Umur tahun
Jenis Tegakan
Jarak tanam
Luas Petak
Jumlah Pohon
Kerapatan Nha
Volume per
hektar m
3
ha Volume
per pohon
m
3
Diameter rata-rata
cm 9
Tegakan Pasca
Kebakaran 3 x 2
0.2 185
925 84.9155
0.0919 14.7454
9 Tegakan
Tidak Terbakar
3 x 2 0.2
180 900
69.4850 0.0756
13.6530
Potensi volume yang dimiliki tegakan Jati Tectona grandis pada petak pasca kebakaran permukaan berbeda dengan potensi volume Jati petak tidak
terbakar. Potensi volume Jati pada petak pasca kebakaran permukaan adalah 84,9155 m
3
ha, sedangkan pada petak tidak terbakar volumenya adalah 69,4850 m
3
ha. Apabila dilihat dalam Tabel 3, jumlah pohon pada tegakan pasca kebakaran permukaan lebih banyak daripada jumlah pohon pada tegakan tidak
terbakar yang masing-masing jumlah pohonnya adalah 185 pohon untuk tegakan pasca kebakaran permukaan dan 180 pohon untuk tegakan tidak terbakar. Hal
tersebut dapat terjadi karena adanya kegiatan pengelolaan hutan pada tegakan Jati seperti penjarangan maupun gangguan hutan berupa pencurian kayu yang dapat
menyebabkan berkurangnya jumlah pohon dalam suatu tegakan Jati. Faktor lain yang dapat mempengaruhi berkurangnya jumlah pohon adalah adanya kematian
pada pohon akibat serangan hama maupun penyakit. Perbedaan lain dari adanya perbedaan jumlah pohon tersebut adalah
kerapatan pohon pada tegakan pasca kebakaran permukaan lebih besar yaitu 925 pohonha sedangkan pada tegakan tidak terbakar kerapatannya 900 pohonha.
Untuk hasil perhitungan volume per pohon dan diameter rata-rata, pada tegakan pasca kebakaran permukaan memiliki nilai yang lebih besar yaitu berturut-turut
0,0919 m
3
dan 14,7454 cm
,
sedangkan volume per pohon dan diameter rata-rata pada tegakan tidak terbakar berturut-turut adalah 0,0756 m
3
dan 13,6530 cm.
Gambar 6. Potensi volume tegakan Jati pasca kebakaran permukaan dan petak tidak terbakar